Part 27

1.6K 187 27
                                    

Jam menunjukkan pukul 12 siang saat Lisa sedang sendirian di kamar rawatnya. Para bodyguard sedang berjaga di depan kamar rawatnya selagi Irene sedang pergi ke kantornya dan Wendy sedang melakukan operasi darurat. Seulgi sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit setelah menyelesaikan salah satu kasus. Sekolah memang masih dalam rangka liburan. Tapi dirinya malah sendirian disini. Jisoo sedang menemui dosennya untuk mengejar mata kuliahnya yang banyak tertinggal, Jennie sedang ada tugas kelompok, Joy entah kemana karena dia terlihat buru-buru saat keluar dari kamarnya. Rose dan Yeri? Entahlah. Mereka mungkin sedang kursus.

Untung saja besok dia bisa pulang. Rasanya sangat tertekan berada disini. Saat sedang mengganti channel TV, Lisa ingin buang air kecil. Dia pun bangkit dari ranjangnya dan melangkah menuju kamar mandi. Masker oksigen dan kabel EKG yang dia pakai sudah dilepas kemarin jadi dia sudah bebas. Sebelum masuk ke kamar mandi, dia melihat Julien yang sedang berjaga di depan kamar rawatnya. Disebelahnya ada Mingyu yang juga sedang berjaga. Entah kenapa Lisa selalu merasa tidak nyaman saat bersama Mingyu. Laki-laki yang mungkin saja seumuran dengan Jisoo itu selalu menatapnya dengan tajam seakan seekor elang yang ingin menangkap mangsanya. Tapi setiap menjaga yang lain, pasti Lisa melihat tatapan lembut darinya. Mengingat itu semua membuat Lisa menghela nafasnya lalu memasuki kamar mandi.

Sementara diluar, Julien menatap jam tangannya. Sudah masuk jam makan siang. Seharusnya sudah ada yang mengantarkan makanan ke Nona mudanya. Tak lama kemudian, masuk perawat yang datang dengan kereta makanan. Seperti biasa. Julien meminta identitasnya untuk memastikan mereka benar-benar perawat. Dengan mata elangnya, Julien langsung menyadari kalau orang yang mengantarkan makanan untuk Lisa adalah perawat palsu. Dia pun langsung menahannya dengan cepat. Orang itu berontak tapi tak berdaya melawan Julien yang memang sangat kuat. Sampai ada seseorang di belakangnya yang memukul belakang kepala Julien hingga dia pingsan. Orang itu menatap orang yang membantunya sambil tersenyum puas.

"Seperti biasa. Kau selalu bertindak cepat." Katanya.

"Kau harus membayarku segera." Balas orang yang membantunya.

"Tentu saja. Aku akan mengirimkannya ke rekeningmu."

Dia pun langsung masuk ke kamar rawat Lisa. Dengan cepat orang yang membantunya itu kabur ke arah lain. Sampai seseorang menghalangi jalannya dan menatapnya tajam.

"Minggir kau anak perempuan ingusan!" Tekannya gusar.

"Berani sekali kau kabur setelah membantu orang untuk membunuh Eonnie ku." Balasnya hingga membuat orang yang membantu menghajar Julien ketakutan.

"Sinb ya, ku serahkan pengkhianat ini padamu. Aku akan membereskan orang yang masuk ke kamar rawat Lisa." Joy langsung berlari.

"Nde Eonnie. Serahkan saja padaku."

"Cih. Anak kecil sepertimu bisa apa?"

"Aku juara 2 taekwondo di Seoul. Dan aku juga calon atlet angkat besi kelas 87 kg yang akan mendapatkan medali jika lolos. Jadi aku bukan anak kecil sembarangan kan?"

Wajahnya memucat saat menyadari dia sedang berhadapan dengan siapa sekarang. Sinb pun tersenyum menyeringai dan menatapnya tajam.

"Sekarang aku akan memastikan masa dpeanmu hancur karena sudah berani mengusik keluargaku. BERSIAPLAH."

***

Sementara itu Lisa sedang dicekik oleh orang yang masuk ke kamarnya setelah Julien dibungkam. Walaupun wajahnya ditutupi topi dan masker, tapi Lisa cukup mengenali orang yang mencekiknya ini. Karena dia adalah teman sekolahnya. Lisa hampir kehabisan nafas karena orang itu semakin mencengkram kuat lehernya. Mulutnya sudah membiru karena kurangnya oksigen yang masuk. Sekuat tenaga Lisa berusaha melepaskan cekikan dilehernya. Tapi tidak berhasil. Kini dia hanya pasrah sambil berdoa semoga ada seseorang yang akan datang menolongnya. Karena sekarang dia sudah tidak sanggup lagi menahan sesaknya.

I Want To Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang