Lagi. Kini keluarga Bae harus kembali berada di rumah sakit. Lisa dilarikan ke rumah sakit setelah pingsan di kamarnya oleh para saudaranya. Irene yang panik saat mendengar anak kesayangannya pingsan, langsung menggendong bridal Lisa dan membawanya ke mobilnya. Joy mengacak kasar rambut panjangnya dengan frustasi. Jisoo sejak tadi mondar mandir sambil menatap pintu ruang UGD yang masih tertutup. Dia khawatir karena Dokter belum keluar juga padahal sudah hampir 2 jam mereka menunggu.
Sementara Irene hanya diam mematung sambil menatap pintu ruang UGD. Dia cemas dan takut. Apalagi saat dia menemukan tabung obat painkiller di karpet kamar anak kesayangannya. Tabung obat itu hampir kosong. Itu sudah menjadi bukti kalau Lisa sudah meminum obat itu dalam jumlah banyak. Bahkan mungkin melebihi dosis. Jennie menggenggam erat tangan mungil Irene yang gemetaran sambil berusaha menenangkan Irene.
Pintu terbuka dan mereka langsung menghampiri Profesor Park yang membasuh dahinya yang penuh keringat.
"Bagaimana keadaan anakku Profesor?" Tanya Irene cepat.
"Nyonya Bae, kita harus bicara di ruangan saya." Sahut Profesor Park cepat.
Jisoo mengikuti langkah cepat Irene yang mengikuti langkah Profesor Park. Wendy menuju apoteker di lantai satu ditemani oleh Seulgi untuk mencari tahu siapa sebenarnya yang sudah berani memberikan obat berbahaya itu untuk keponakannya. Sementara Joy mengepalkan tangannya saat Lisa mulai dibawa keluar oleh para perawat menuju ruang ICU. Lisa kembali lagi ke ruangan mengerikan itu. Diluar ruang ICU, Joy hanya bisa menatap Adiknya yang kembali dipasang berbagai macam alat agar dia bisa bertahan. Seharusnya kamu terima saja jantung dariku. Batin Joy sedih.
***
Diruangan Profesor Park, Irene menangis dan ditenangkan oleh Jisoo. Lisa kembali koma. Painkiller yang dia konsumsi benar-benar melebihi dosis aman. Entah sudah berapa lama Lisa mengonsumsi obat itu. Tapi Profesor Park memprediksi kalau Lisa sudah mengonsumsi obat itu sejak lama. Bahkan obat jantungnya pun mungkin tidak pernah dia minum lagi. Dan itu memperburuk kondisi Lisa sekarang.
"Profesor, apa ada cara lain selain donor jantung yang bisa membuat adikku sembuh?" Tanya Jisoo.
"Hanya itu satu-satunya cara Nona. Tapi saya juga khawatir Nona Lisa tidak akan bisa bertahan sampai donor jantung yang cocok ditemukan." Sahut Profesor Park cemas.
"Tolong selamatkan anakku. Aku mohon Profesor." Ujar Irene memohon dengan suara lirih.
"Saya akan melakukan yang terbaik Nyonya. Tapi ini tergantung Nona Lisa. Jika memang Tuhan ingin dia bersama-Nya, kita harus merelakannya."
***
Di taman rumah sakit, Jisoo terlihat duduk sambil menatap langit dengan tatapan kosong. Ucapan Profesor Park tadi membuatnya pikirannya tak tenang. Bahkan Irene masih menangis di depan ruang ICU. Jisoo mengacak kasar rambut panjangnya dengan frustasi. Dirinya sudah tidak tahu lagi bagaimana cara untuk mendapatkan donor untuk adiknya. Semua yang dia usahakan belum membuahkan hasil. Bahkan dia rela tidak tidur, mengurangi jam belajarnya, bahkan mencuri waktu di sela kuliahnya mencari donor. Tapi semua itu nihil. Dan kini dia berharap akan ada keajaiban yang datang agar Adiknya bisa sembuh.
Saat dia ingin memejamkan matanya, tiba-tiba dia mendengar suara yang sangat dia kenali di dekat sudut taman yang sepi. Jisoo bangkit menuju asal suara tersebut dan terkejut saat melihat Joy sedang berdebat dengan seseorang. Dari nada suaranya, terlihat sekali kalau Joy sangat marah pada lawan bicaranya. Jisoo sangat penasaran dengan siapa Joy bicara sekarang tapi wajahnya tidak terlihat jelas karena orang itu membelakanginya.
Jisoo tidak bisa mendengar semua yang dikatakan mereka berdua sampai orang itu pergi meninggalkan Joy dengan langkah lunglai sementara Joy tampak menahan rasa kesalnya dengan mengepalkan erat-erat telapak tangannya. Siapa orang itu? Aku harus mencari tahu. Batin Jisoo lalu pergi meninggalkan tempat itu sebelum diketahui oleh Joy.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Want To Be Loved
Ficción GeneralSemula hidupnya berantakan dan tak terarah saat dirinya harus pergi dari panti asuhan sejak pemiliknya meninggal dunia. Tapi semua berubah saat seorang Kakak-adik mengangkat dan mengasuhnya