SEBELAS

113 11 0
                                    

WELCOME TO STORY
-SAGARA-

Gara telah sampai dimarkas, keadaan disana sudah kacau. Algerian kalah jumlah, ada beberapa yang sudah babak belur dan yang lainya kewalahan menghadapi altair. Melihat itu Gara mengepalkan tangannya sampai urat-urat nya terlihat.

Lihat saja tidak akan dibiarkan lolos begitu saja orang yang sudah berani mengusik ketenangannya. Gara langsung turun dari motor sport nya dan mengumpat tertahan. Ia berjalan perlahan mendekati orang yang sedang mengeroyok Farhan dan langsung menonjoknya tanpa ampun, bahkan sedikitpun tidak diberikan waktu untuk lawannya bernapas.

Markas algerian terletak di ujung gang dan buntu, itu sebabnya tempat ini sepi dan tidak ada orang yang melintas.

"Ga berenti ga, anak orang bisa mati." Farhan memeluk Gara dari belakang berusaha menjauhkan gara dari musuhnya. Namun kekuatan Farhan yang memang sudah terkuras habis tidak bisa membuat Gara mundur sedikitpun.

Yang lain langsung mendekati Gara, akhirnya Gara bisa ditarik mundur berkat Dean dan Genta.

"Sadar bos sadar, anak orang itu." Ujar Genta.

"Iyalah anak orang, lu kira anak setan." Jawab Dean.

Masih sempet-sempetnya bocah ngelawak.

"Oh bosnya udah Dateng toh. Gimana? Lo kalah jumlah. Liat anak buah Lo, Udah terkapar semua. Yakin masih mau ngelawan? Mending nyerah aja deh. Sebelum anak buah Lo masuk rumah sakit semua." Ujar Rivan dengan pedenya.

"Ngga ada kata nyerah dalam kamus geng gue. Mending babak belur, tpi kalah dengan terhormat dari pada harus nyerah jadi pengecut." Jawab Anggi.

"Coba aja kalo bisa."

"Bacot Lo." Dean langsung menonjok Rivan dan suasana kembali ricuh karna mereka kembali bentrok.

Dalam sepuluh menit, setengah dari anggota altair telah tumbang, meskipun begitu Algerian masih kalah jumlah karna hanya tersisa 5 orang. Farhan dan Edgar mundur karena memang kondisinya yang sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri.

Sedangkan Altair masih ada 17 orang. Saat mereka berkelahi dengan satu lawan tiga, tiba-tiba dari arah belakang ada suara perempuan berteriak yang langsung membuat yang disana menoleh kebelakang.

"Ck, cewe ternyata." Ujar Rivan yang langsung menyerang perempuan itu secara tiba-tiba. Untung saja perempuan itu mempunyai gerak reflek yang bagus. Jadi secepat apapun serangan, ia tetap bisa menghindar dan menyerang kembali lawan nya.

10 menit berkutat dengan para cecunguk tak berguna itu, akhirnya geng Altair mundur dan pergi dari markas Algerian.

"Mau kemana Lo?" Ujar Gara. Kalimat itu sukses membuat pergerakan perempuan itu terhenti.

"Masuk dulu. Gue anter pulang." Perintah gara yang langsung dituruti oleh perempuan itu.

"Oh elo yang namanya Risa, adeknya bang satria itu? Yang sering anak-anak ceritain." Tanya Genta, yang memang dia tidak tahu Risa, karna dia adalah anggota baru. Bukan baru kemarin, tapi anggota yang baru bergabung setelah Risa sudah tidak aktif lagi di geng Algerian.

"Iya. Lo jangan macem macem sma dia. Pawangnya banyak. Canda pawang." Ujar Dean yang langsung nyengir saat ditatap oleh Risa.

"Ya ngga salah sih anak-anak takut deketin dia. Jangankan pawangnya orangnya aja udah bikin gemeteran kalo tau dia bisa teparin tiga orang dalam sekejap. Pantes dulu jadi wakil Algerian." Ujar Genta panjang lebar. Risa hanya cuek dan tidak menanggapi omongan teman sekolah sekaligus segeng nya itu.

"Sini kompres dulu." Gara baru saja datang dari arah dapur membawa baskom berisi air dingin untuk mengompres lebam disudut bibir Risa yang sedikit mengeluarkan darah itu. Karna tadi Risa lengah dalam menghadapi lawannya.

Antara Kita  [KOMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang