DUA PULUH TIGA

101 14 3
                                    

WELCOME TO STORY
-SAGARA-

Di jam pelajaran yang sedang berlangsung Azkia masih sempat-sempatnya mengajak bicara Risa yang sedang serius dalam belajarnya.

"Sa pulang sekolah cafe yu, apa ngga nge mall gitu, udah lama ngga hangout bareng kita." Ujar Azkia.

"Gue sibuk." Jawab Risa singkat.

"Sibuk apaan si sa?" Tanya Azkia yang kesal dengan Risa karna akhir-akhir ini jika diajak keluar pasti selalu menolak dan ada saja alasan nya.

"Nanti gue usahain." Jawab Risa karna tidak mau Azkia semakin banyak bertanya kepadanya.

"Bener ya?" Ujar Azkia antusias.

"Azkia bapak dengar dari tadi kamu bicara saja tidak memperhatian materi yang sedang bapak jelaskan." Ujar guru yang sedang mengajar di kelas Risa, Azkia langsung bungkam dan merasa malu karena menjadi pusat perhatian anak-anak di kelas.

"Maaf pak." Ujar Azkia merasa bersalah dan langsung fokus kedepan.

"Sekali lagi bapak dengar suara kamu. Bapak tidak segan-segan mengeluarkan kamu dari kelas ini." Ujar guru itu lagi mengancam.

"Kalau begitu dengan senang hati pak." Ujar Azkia langsung berdiri dari duduknya. Hal itu membuat anak-anak dikelasnya menatap tidak percaya kepada Azkia yang berani sekali berbicara seperti itu kepada guru yang terkenal kiler disekolah ini.

"Tidak sekarang Azkia!" Suara guru itu terdengar menahan amarah.

"Eh kirain sekarang pak." Ujar Azkia nyengir kuda. Anak-anak dikelas dibuat geleng-geleng kepala oleh tingkah Azkia.

Bel istirahat telah berbunyi Gara dan kedua teman nya berjalan menuju belakang gedung sekolah, seperti biasa ia akan memanjat tembok untuk dapat sampai ke warung belakang sekolah, yang sudah mereka jadikan sebagai tempat kumpul untuk anggota Algerian itu.

Gara dan kedua teman nya sudah sampai di warung belakang sekolah, terlihat masih sepi karena yang lain belum datang.

"Mang biasa." Ujar Farhan kepada penjaga warung disana.

"Siap den."

"Ga gimana rencana Lo? Bentar lagi udah mau ujian." Tanya Azka.

"Lagi gue pikirin." Jawab Gara.

"Jangan lama-lama lah, biar kita enak juga kalo tau kedepanya Algerian bakal gimana." Ujar Farhan.

"Itu urusan gue, ngga usah Lo pikirin."

" Gue percaya sama Lo bos." Ujar Azka.

"Suruh inti kumpul sore ini dimarkas." Perintah Gara. Tiba-tiba terdengar suara sesuatu terjatuh dari arah belakang mereka. Sontak mereka semua menoleh kesumber suara, terlihat disana Dean dengan tampang polosnya nyengir kuda dalam posisi tersungkur ke rerumputan.

"Yeh bocah gila. Gue kira apaan kali." Ujar Azka. Dean langsung bangun dan berlari kearah Gara.

"Bos markas dibobol." Ujar Dean yang membuat kaget Farhan dan Azka.

"Ko bisa?" Tanya Azka dan Farhan barengan.

"Ada penghianat di anggota kita. Gue belom tau pasti siapanya tapi ada beberapa Ade kelas gue curigain." Ujar Dean menjelaskan.

"Cabut." Gara langsung bangkit dan berjalan duluan didepan mereka. Untung saja tadi anak-anak menaruh motor diluar sekolah jadi bisa dengan mudah pergi bersama motornya.

Yang lain langsung ditelpon Dean dan diperintahkan untuk langsung meluncur ke markas. Gara dan ketiga temannya telah sampai dimarkas.

Disana terlihat sangat berantakan. Kaca rumah pecah, sofa dan meja terbalik dari posisinya, tv sudah jatuh dari tempatnya, dokumen dan foto-foto anak-anak berserakan dilantai yang lebih parah nya lagi poster anggota Algerian yang terpasang di dinding dibakar yang menyisakan setengah dari foto itu, dan ada coretan di dinding menggunakan piloks merah yang bertuliskan *SALAH SATU DARI LO HARUS MATI DI TANGAN GUE* hal itu membuat Gara sangat marah, ia mengepalkan tangan nya sampai urat-urat nya menonjol dan rahangnya mengeras, wajahnya merah padam terlihat menahan amarah.

Yang lain dibuat tidak percaya dengan tulisan yang ada di dinding markas mereka.

"Gimana bos?" Ujar Dean.

"Siapa yang Lo curigain?" ujar Gara suara nya terdengar sangat menakutkan bagi Dean dan kedua teman lainya.

"Gilang bos." Ujar Dean dengan suara lirih takut jika hal itu akan membuat bosnya mengamuk sekarang juga.

"Kumpulin semua anggota setelah pulang sekolah tanpa kecuali." Ujar gara dan langsung pergi begitu saja.

Yang lain langsung saling pandang bingung harus berbuat apa sekarang melihat keadaan markas yang sangat kacau dan berantakan.

Detik berikutnya terdengar suara Anggi, Edgar dan Genta bertanya kepada bos mereka apa yang terjadi namun tidak mendapat jawaban apapun dari bosnya.

Mereka langsung masuk dan beradu pandang dengan yang lainya.

Farhan selaku wakil dari Algerian langsung menyuruh yang lain berkumpul dan berbicara sedikit, kemudian mereka memutuskan untuk kembali kesekolah karna jam sekolah yang masih berlangsung.

Setelahnya semua kembali kesekolah. Mereka memasuki kelasnya masing-masing. Jam pelajaran terakhir dilewati dengan sangat baik.

Gara memutuskan untuk pulang terlebih dahulu kerumah sebelum membereskan masalahnya. Sementara yang lain langsung meluncur ke markas.

---------------



"Assalamualaikum sa." Terdengar suara disebrang ponsel Risa saat dirinya baru saja sampai rumah dan mendapat telfon dari bunda nya.

"Waalaikumsalam Bun." Setelah menjawab salam beberapa detik hening tidak ada suara dari seberang sana.

"Sa, kamu kebiasaan banget si. Kamu ngga nanya kenapa bunda telfon kamu?" Kesal Nadin.

"Yaudah bunda tinggal jelasin aja sekarang." Nadin dibuat geleng-geleng kepala dengan sikap Risa.

"Punya anak cewe satu cueknya minta ampun sampe tobat bunda. Bunda mau ngasih kabar kalo operasi mamah kamu berhasil ini bunda lagi nunggu mamah kamu siuman." Ujar Nadin menjelaskan.

"Alhamdulillah kalo operasi nya berhasil Bun." Jawab Risa bersyukur.

"Iya bunda mungkin pulangnya besok sore."

"Yaudah, bunda disana jaga kesehatan jangan lupa makan, istirahat yang cukup." Meskipun terdengar biasa saja namun Nadin sangat senang mendapat perhatian dari anak perempuan nya.

"Iya sayang."

"Yaudah assalamualaikum Bun." Risa langsung mematikan telfon nya.

"Siapa yang operasi?" Risa dibuat kaget oleh suara dari arah belakang nya, dan dibuat terkaget lagi saat dirinya berbaik badan dan melihat gara tepat di belakang tubuhnya.

Apa Gara dari tadi berada di belakangnya? Apa ia mendengar bunda nya berbicara tadi? Apa ia sudah mengetahui kalau mamahnya di operasi?dan masih banyak lagi pertanyaan lainya yang mengisi otak kecil Risa, membuat dirinya bengong sampai mengabaikan Gara.


























To be continued...

Author mau tanya sebenernya cerita ini menarik ngga sih? Cerita ini bisa dinikmatin ngga sih? Nyambung ngga sih ceritanya? Apa ceritanya ngga jelas? Apa ceritanya biasa aja dan ngga dapet fell nya?

Author bingung mau lanjutin nulis cerita ini atau engga. :(

karna berasa cerita ini tuh biasa aja, ngga menarik, ngga jelas, ngga ada yang suka dan ngga ada yang baca malahan.

Makanya author bingung banget mau lanjutin atau engga? Kalo aku apus ceritanya kira-kira ada yang kecewa ngga?

Menurut kalian gimana? Lanjut atau engga?

Butuh banget saran dari kalian buat nentuin kelanjutan cerita ini.

Terimakasih buat yang udah setia baca cerita ini :)

Jangan lupa vote cerita ini yah :)

Jakarta
31 Maret 2021

Antara Kita  [KOMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang