TIGA

168 28 8
                                    

WELCOME TO STORY
-SAGARA-

Setelah menunggu hampir sejam akhirnya lena keluar dari ruang controlnya.

"Gimana tan hasilnya?" Tanya risa. Wajah lena pun berubah menjadi sayu.

"Tante mau ngomong sama kamu sa, tpi ngga disini." Lena pun membawa risa ke taman rumah sakit citra yang berada di belakang rumah sakit tersebut.

"Mau ngomong apa tan?" Ujar Risa saat sudah duduk dibangku taman tersebut dan memecah keheningan yang sempat tercipta beberapa detik yang lalu.

"Tante punya permintaan sma kamu sa. Tpi tante mohon kamu jangan nolak permintaan tante yah." Ujar lena sembari memegangi tangan risa.

"Apa tan?" Tanya risa penasaran.

"Kondisi tante makin memburuk sa, Tante harus segera di operasi. Tante takut saat tante dioperasi tante ngga kuat. Makanya tante minta permintaan sma kamu, kamu jagain Gara dan Tante mau kamu menjadi pendamping gara saat Tante ngga ada nanti." jelas lena panjang lebar.

"Maksudnya gimana tante Risa ngga ngerti?" Tanya Risa memastikan.

"Tante... Mau kamu menikah dengan Gara."

Deg...

Apa apan ini. Tante lena memintanya untuk menikah dengan laki laki menyebalkan itu. Yang benar saja. Bertemu dengan nya saja sangat tidak diharapkan oleh risa bagaimana menikah dengan nya. Lelucon macam apa ini hah.

Sebisa mungkin risa menetralkan detak jantungnya dan ekspresi wajahnya.
Risa menarik nafas dalam dan dihembuskan perlahan.

"Tante akan tunggu jawaban kamu sampai besok. Tante ngga punya banyak waktu. Karna seminggu lgi tante harus benar benar melakukan operasi. Dan sebelum operasi itu dilakukan tante mau melihat kamu menikah dengan gara. Setidaknya kalau tante tidak bisa bertahan, tante sudah tenang meninggalkan Gara bersama kamu Risa." Tak terasa setetes air mata keluar dari pelupuk mata Lena.

Risa yang melihat itu pun langsung memeluk menguatkan lena.

"Risa bakal ngomong dulu sama bunda tan. Secepatnya risa bakal kabarin tante. Sekarang kita pulang ya tan." Ujar Risa dan bangkit memapah lena yang terlihat lemas.

Dalam perjalanan pun Risa tidak fokus menyetir, Risa tidak henti hentinya memikirkan hal itu. Berkali kali Risa menghembuskan napas beratnya.

Sampai akhirnya mereka telah sampai dirumah mewah milik Lena.

"Risa langsung pulang ya tan. Udah gelap." ujar risa saat mengantar lena kedepan pintu rumahnya.

"Ngga mau masuk dulu sa, biar dianter Gara nanti." Tawar Lena.

"Hmm Risa bisa sendiri tan. Ngga enak juga sma Saga minta dianter terus. Assalamualaikum tante." Risa tersenyum canggung kearah Lena dan menyalimi tangan Lena. Kemudian berlalu pergi dari rumah mewah tersebut.

Tanpa Risa sadari, sedari tadi ada laki laki bermata elang yang sedang memperhatikan nya. Dan melihat kepergian Risa.

Risa berjalan gontai di pinggir trotoar jalanan. Pikiranya kacau. Bingung harus bagaimana. Berkali kali risa menghembuskan nafasnya dengan kasar. Risa mengacak rambutnya frustasi. Rasanya ia tidak ingin pulang kerumah. Saat melihat taman komplek dekat rumah Gara, akhirnya Risa memutuskan untuk duduk disalah satu bangku yang ada di taman tersebut.

Cukup lama risa berada di taman itu.

"Gila mana mungkin. mau pecah kepala gue." Gumam Risa memegangi kepalanya.

Gumaman Risa bisa terdengar jelas oleh laki laki yang sedang berjalan menuju kearahnya.

"Ngapain lo duduk disini. Bukanya pulang." suara bariton itu sudah sangat sangat familiar di indera pendengaran Risa.

Antara Kita  [KOMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang