WELCOME TO STORY
- SAGARA -"Assalamualaikum." Salam Risa saat memasuki rumah mewah namun terkesan sederhana itu.
"Waalaikumsalam. Non baru pulang?" Tanya bi Narsih yang menyambut pulangnya Risa.
"Iya bi. Bunda belom pulang bi?" Tanya Risa saat melihat tidak ada mobil bundanya di garasi.
"Tadi udah non. Nyonya pulang bikin kue, abis itu pergi lgi ada urusan katanya. Sama non disuruh nyonya anter kue kerumah temen nyonya yang namanya lena non." jelas bi Narsih panjang lebar.
"Yaudah bi siapin aja kuenya. Risa mau ganti baju sama siap siap dulu." Jawab Risa dan berlalu meninggalkan bi Narsih di dapur.
Tak butuh waktu lama untuk Risa bersih-bersih dan siap dengan pakaian nya.
Setelah siap, Risa bergegas keluar rumah berjalan menuju halte terdekat untuk menunggu kendaraan umum yang lewat.
Sebenarnya risa mempunyai mobil sendiri yang diberikan oleh bundanya pada saat umurnya genap tujuh belas tahun. Namun risa lebih nyaman dengan kendaraan umum. Ia memakai mobilnya hanya untuk masalah yang penting. Jika dia masih bisa menggunakan kendaraan umum kenapa tidak, pikirnya.
Butuh waktu 20 menit untuk sampai dirumah tante lena, sahabat bundanya itu. Risa pun langsung masuk kedalam halaman rumah yang terlihat mewah dan megah tersebut. Sesampainya di depan pintu rumah tersebut. Risa memencet bel beberapa kali sebelum akhirnya risa memutuskan untuk langsung masuk kedalam rumah tersebut.
"Eh non Risa, baru mau bibi bukain." ujar ART dirumah tersebut.
"Kelamaan bi. Tante Lena nya ada bi?" Tanya Risa to the poin.
"Ada dikamar nya non, langsung aja kesana." Titah bi Tami kepada Risa.
Risa pun langsung berjalan menuju kamar tante Lena yang berada di lantai dasar.
Tok tok tok
"Masuk." Titah suara perempuan dari balik pintu.
"Assalamualaikum tante." salam Risa saat memasuki kamar milik Lena.
"Eh Risa, kesini sma siapa kamu?" Tanya Lena saat melihat Risa lah yang masuk kedalam kamarnya.
"Sendiri tan naik angkot. Ini Risa bawa kue buatan bunda katanya suruh anter kesini." Risa berjalan mendekat kearah Lena menaruh bingkisan kue itu diatas nakas dan menyalimi tangan Lena.
"Oh, emang bunda kamu kemana? Kamu udah makan? Makan malam dirumah tante aja ya sekalian." Tawar Lena.
"Hmm bunda ada urusan keluar tante. Belum hehe. Makasih, tpi takutnya nanti bunda nunggu Risa dirumah. Risa juga mau langsung pulang, biar ngga kemaleman naik angkotnya." Tolak Risa halus sambil tersenyum manis kearah Lena.
"Biar tante telfon bunda kamu dulu. Soal pulang gampang, nanti Gara yang antar kamu pulang." Lena meyakinkan Risa.
Sebenarnya Risa tidak masalah jika harus pulang naik angkot sampai malam. Hanya saja Risa merasa sangat malas jika harus bertemu dengan Gara, di luar sekolah. Cowo cuek dan menyebalkan menurutnya.
Ya, Gara adalah anak dari tante Lena, sahabat Nadin, bundanya Marisa. Hubungan Lena dan Nadin cukup baik, ya sudah seperti saudara menurutnya. Itu sebabnya Risa bisa dekat dengan Lena mamanya Gara.
Risa bisa kenal Gara juga karna status bundanya dengan mamahnya Gara itu adalah sahabat. Risa dekat dengan Gara dari mereka kelas enam SD. Dulu Gara adalah anak laki laki yang manis dan sangat menurut kepada orang tuanya. Ia juga anak yang baik dan ramah.
Sampai akhirnya sebuah fakta bahwa papahnya ketahuan berselingkuh, lalu memutuskan untuk pergi meninggalkan Gara dan mamahnya membuat sifatnya berubah menjadi sedingin salju dan ia juga membenci mamahnya. Ntah karna apa, mungkin Gara benci karna mamahnya lah yang menggugat cerai papahnya.
Namun Gara juga benci dengan adam papahnya, karna papahnya lebih memilih wanita lain dibanding mamahnya itu.
Sebelum seperti sekarang ini, Gara dulu sempat bertanya kepada Risa, bagaimana hidup tanpa seorang papah dan hidup dengan orang tua yang berpisah. Sudah dijelaskan oleh Risa, namun gara tetap tidak bisa menerima keputusan orang tuanya itu sampai sekarang.
"Halo."
"-"
"Risa biar sekalian makan malam dirumah aku yah. Dia diajak makan bilang nya takut kamu nungguin dirumah."
"-"
"Oke nanti aku anter pulang Risanya. Assalamualaikum." tutup Lena.
"Nah tante udah ijin sma bunda kamu, jadi kamu boleh makan disini ngga usah khawatir sma bunda. Oke." Lena tersentum.
"Iya tan." Risa tersenyum canggung kepada Lena.
"Tante udah minum obat?" ujar Risa lagi.
"Belum. Ya ampun untung kamu ingetin sayang." Ujar Lena.
"Yaudah bantuin tante masak makan malam yu." ajak Lena.
"Iya tante. Saga belum pulang ya tan?" tanya Risa.
"Belum, biasanya dia pulang pas magrib." ujar Lena menjelaskan.
Mereka berdua pun sibuk di dapur. Risa yang memang sudah biasa berada di dapur pun dengan cekatan membantu memasak cumi cumi kesukaan Gara.
Satu jam kemudian semua hidangan sudah tersusun rapih di atas meja makan. Tak lama terdengar suara pintu di buka dan menampakan sosok laki laki yang sedari tadi di tunggu oleh Lena tapi tidak untuk Risa.
"Sayang, kenapa sampe gelap pulangnya. Ini kenapa pipi kamu Gara?" Lena berjalan menghampiri Gara yang baru saja masuk kedalam rumah. Bukan nya menjawab Gara malah berlalu begitu saja tanpa menghiraukan keberadaan mamahnya itu.
"Biar Risa samperin Saga nya tan." Ujar Risa dan berjalan menaiki tangga menyusul Gara di belakangnya.
Saat Gara masuk kedalam kamar dan ingin menutup pintu, pintu itu ditahan oleh Risa.
"gue boleh masuk?" tanya Risa. Yang hanya mendapat kedikan bahu dari Gara dan membiarkan Risa masuk kedalam kamarnya.
Risa memang lebih sering memanggil Gara dengan sebutan Saga, karna menurutnya panggilan Gara itu menandakan kalau Gara adalah sangar dan beringas. Ya walau kenyataanya memang begitu.
Risa juga sudah biasa keluar masuk kamar Gara. Ntah lah padahal Gara tidak memperbolehkan siapa pun masuk kedalam kamarnya meskipun itu mamahnya. Dan gara pun tidak memperbolehkan bibi masuk padahal hanya untuk membereskan kamarnya. Gara lebih memilih membiarkan kamarnya berantakan ketimbang orang lain masuk kedalam kamarnya.
Namun itu pengecualian untuk Risa. Risa bebas keluar masuk kedalam kamar Gara, bahkan Risa juga yang sering membereskan kamar Gara. Pintunya memang selalu terkunci, namun risa mempunyai kunci cadangannya. Itupun diberikan sendiri oleh sang empunya kamar.
"Berantem lagi?" tanya Risa yang melihat ada lebam dirahang kokoh milik Gara dan sedikit darah di sudut bibirnya.
Gara yang mendengar pertanyaan itu pun hanya acuh dan memilih merebahkan tubuhnya di samping tubuh Risa yang sedang duduk di sisi ranjang king zise miliknya.
Risa bangkit berjalan keluar kamar dan kembali lagi dengan baskom dan handuk kecil yang berada di tangan nya.
Tanpa bertanya Risa langsung mengangkat kepala Gara dan menaruh di atas pahanya. Dengan telaten Risa mengompres lebam yang berada di rahang milik Gara, tidak ada bantahan atau pun ocehan yang keluar dari mulut Sagara.
---------------
To be continued...
Jakarta
23 Agustus 2020
![](https://img.wattpad.com/cover/224654564-288-k233374.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita [KOMPLETED]
Teen FictionSagara Adi Saputra. Laki-laki dengan sejuta pesonanya. Ketua geng generasi kedua yang bernama Algerian. Dia tidak banyak bicara, dia suka kesunyian, namun dia tidak suka kesepian. kesehariannya hanya ia habisnya berkumpul bersama teman teman se geng...