Selamat membaca :)
Kelima inti Algerian sampai di markas, disana terlihat baik-baik saja dan tidak terjadi apa-apa.
"Lo pada ngga kenapa - napa?" Tanya Farhan yang melihat keadaan markas baik-baik saja. Anggota Algerian dibuat bingung dengan pertanyaan Farhan. memangnya ada apa? dari tadi tidak terjadi apapun disini.
"Kita ngga pa-pa emang kenapa?" sahut Gilang salah satu Anggota Algerian.
"markas ngga diserang sama Altair?"
"Engga." Jawab mereka serentak.
"Bangs*t kita ditipu." Meskipun ditipu inti Algerian sedikit lega karna anggota nya baik-baik saja. Yang sekarang di khawatirkan adalah keadaan Risa. Ia dibawa pergi oleh musuh bebuyutan Algerian.
Tapi ke enam inti juga bingung dengan sikap yang di tunjukkan oleh Gara. Ia seperti terlihat biasa saja, padahal istrinya sedang dalam bahaya.
"Gimana bos?"
"Tunggu aja. Gue balik dulu ambil barang-barang"
"Risa Gimana bos?" Tanya Edgar yang khawatir dengan keadaan istri dari bos-nya itu.
"Iya kita ngga mau nyusulin mereka? Istri Lo dalam bahaya bos." Timpal Anggi.
"Gue yang urus. Cabut dulu." Gara pergi begitu saja.
"Anjir bos santai banget padahal istrinya lagi dalam bahaya."
"Gue juga bingung." Sahut Edgar.
Dalam perjalanan Gara mendapat panggilan masuk. Ia pun menepikan motornya dan menggeser tombol hijau yang ada dilayar handphone nya.
"Jemput gue dirumah bunda." tanpa berniat menjawab Gara langsung mematikan panggilan dan kembali mengendarai motornya.
Sampai di depan gerbang rumah yang tadi Risa sebutkan. Gara melihat ada motor Axel di luar , dan tidak lama Axel keluar dari dalam rumah, yang diantar oleh Risa.
Axel berjalan keluar gerbang dan sedikit kaget melihat Gara berapa di depan gerbang rumah Risa.
"Gue balik dulu sa." ujar Axel dan langsung pergi bersama motornya.
"Dari tadi?" Tanya Risa yang keliatan santai.
"Cepet, gue belom ambil barang - barang." Ujar Gara tidak santai.
"Lo ngga mau masuk dulu, pamit gitu sama bunda." Gara langsung turun dari motor nya dan berjalan memasuki rumah meninggalkan risa.
"Marah. Aneh banget." Gumam Risa pelan.
"Assalamualaikum." Gara mengucap salam.
"Waalaikumsalam. Eh menantu bunda dateng." Gara menyalimi tangan Nadin.
"Mau jemput Risa Ga?" Tanya Nadin.
"Iya bun, sekalian mau ijin bawa Risa ke bogor jalan-jalan." Ujar Gara.
"Ya ampun Gara, Risa kan udah jadi istri kamu, dia mau kamu bawa kemana pun itu sudah hak kamu ga, ngga perlu ijin lagi sama bunda." Ujar Nadin menjelaskan.
"Iya bunda, sekalian ijin karna Risa juga lagi disini."
"Yaudah boleh, berangkat kapan?"
"Sebentar lagi bun, ini gara Jemput risa karna mau berangkat." Jawab Risa.
"Yaudah hati-hati dijalan. kalo cape istirahat dulu, ngga mau makan dulu?" Tawar Nadin.
"Iya bunda. Tadi udah makan. Gara pamit dulu." Gara kembali menyalimi tangan Nadin di ikuti oleh Risa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita [KOMPLETED]
JugendliteraturSagara Adi Saputra. Laki-laki dengan sejuta pesonanya. Ketua geng generasi kedua yang bernama Algerian. Dia tidak banyak bicara, dia suka kesunyian, namun dia tidak suka kesepian. kesehariannya hanya ia habisnya berkumpul bersama teman teman se geng...