WELCOME TO STORY
-SAGARA-"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau, Sagara Adi Saputra dengan putri saya yang bernama Marisa risella binti Heri Pratama, dengan mas kawin 50 gram, dan alat sholat di bayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya Marisa Risella binti Heri Pratama dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."
"Sah?"
"Sahh." Semua para saksi yang hadir mengucap syukur, terutama Orang tua dari kedua mempelai. Lena tampak sangat bahagia melihat anak sulungnya mengucap ijab qobul hanya dalam sekali tarikan nafas.
Sekarang saatnya sesi memakai cincin untuk sang pengantin, diawali dengan mempelai pria yang memasangkannya terlebih dahulu ke jari manis mempelai wanita, dan begitupun sebaliknya.
"Ayo nak cium tangan suami mu." Risa di buat canggung dan malu sekaligus oleh hal itu, namun Risa melawan semua rasa itu dan langsung menggapai tangan gara dan mencium nya.
"Sekarang giliran kamu mencium kening istri mu." Gara langsung menurutinya. Dengan santai ia langsung memegang kepala Risa dengan tangan kanan dan kirinya, dan langsung mencium lembut kening Risa cukup lama, hal itu membuat jantung Risa berdebar dan pipinya bersemu merah.
Setelah selesai proses akad nikah, mereka langsung menyalimi para anggota keluarga dan tamu undangan yang datang. Pernikahan ini hanya bersifat tertutup, tamu yang diundang pun hanya kerabat-kerabat kerja para kedua belah pihak orang tua.
Tak ada satupun teman atau sahabat dari risa ataupun gara yang hadir, karna memang mereka berdua sepakat untuk tidak memberi tahu teman-teman nya.
"De, Abang doain jadi keluarga sakinah mawadah warahmah. Harus nurut Lo sama suami."
"Apan si Lo." Kemudian Risa memeluk Satria.
"Bakal kangen gue de sama Lo."
"Kan masih bisa ketemu bang." Satria masih memeluk adiknya, dengan sayang ia mengusap-ngusap punggung Risa.
"Tapi ngga bisa berantem lagi sama Lo de."
"Yaudah ntar gue maen kesini buat berantemin Lo."
"Ye ngga gitu." Satria melepas pelukannya dan menoyor kepala Risa.
"Gue titip Ade gue sama Lo ga, gue harap Lo bisa jaga dia sama kaya Lo jaga apa yang udah gue percayain sama Lo. Tanggung jawab itu paling penting, dan gue percaya sama Lo." Satria menepuk pundak gara.
"Siap bang."
"Gue kesana dulu."
---------------
Setelah hampir 4 jam menyambut tamu-tamu yang datang, akhirnya acara telah selesai jam 4 sore tadi.
Kini Risa dan gara sedang berada di satu kamar yang sama, dikamar Risa.
Hal yang pertama gara lihat adalah, suasana yang tenang dan damai, dinding berwarna hitam dipadukan dengan langit-langit kamar yang berwarna abu-abu.
Tidak banyak barang-barang, kamarnya tertata sangat rapih dan terlihat simple. Hanya ada satu tempat tidur berukuran king size, satu lemari baju berukuran cukup besar, satu meja belajar, ada satu sofa berukuran panjang, satu televisi yang menempel di dinding, ada PS tiga diatas lemari kecil dibawah tv, dan yang paling mencuri perhatian adalah, sebuah gitar dipojokan kamar dekat dengan jendela.
"Gue duluan yang ganti baju." Ujar Risa saat gara akan memasuki kamar mandi.
"Gue bentar doang. Kalo Lo kan lama." Risa langsung menerobos masuk kedalam kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita [KOMPLETED]
Teen FictionSagara Adi Saputra. Laki-laki dengan sejuta pesonanya. Ketua geng generasi kedua yang bernama Algerian. Dia tidak banyak bicara, dia suka kesunyian, namun dia tidak suka kesepian. kesehariannya hanya ia habisnya berkumpul bersama teman teman se geng...