Selamat membaca :)
Pagi ini Gara bangun lebih awal dari biasanya. Dilihat Risa masih tertidur pulas di sebelahnya.
Gara mengamati lekat-lekat wajah Risa yang terlihat lelah dan tertutup oleh beberapa helay rambut itu, tangan Gara bergerak ingin membenarkan rambut itu namun Risa lebih dulu membuka matanya.
Tangan Gara pun berhenti tepat di depan wajah Risa.
"Kenapa?" Tanya Risa yang masih belum sepenuhnya sadar dari bangun tidurnya.
"Ek, udah siang Lo ngga bangun." Ujar Gara, tangannya langsung ditarik dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Jam berapa?" Tanya Risa.
"Tuh." Gara menunjuk jam dinding dengan dagunya.
"Hais. Jam segini Lo masih nyantai diatas kasur." Risa menghela nafas panjang.
"Lo juga kan." Jawab Gara.
"Gue mandi duluan." Risa bergerak ingin turun dari kasur king size milik Gara namun tangannya di tahan oleh Gara.
"Ngga, gue duluan sa."
"Lepasin ga, gue duluan."
"Gue yang bangun duluan sa."
"Bodoamat lepasin."
"Oke. Gimana kalo kita mandi bareng." Ujar Gara, hal itu sontak saja membuat Risa melotot menatap Gara.
10 menit setelah berkutat dikamar mandi, kini kedua remaja SMA itu tengah sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
Gara yang sibuk dengan sepatu sekolahnya, dan Risa yang sibuk dengan buku mata pelajarannya.
"Sekalian punya gue." Ujar Gara tiba-tiba.
"Lo punya tangan." Ujar Risa.
"Lo ngga liat gue lagi ngapain." Jawab Gara.
"Lo juga ngga liat gue lagi ngapain?" Risa membalikan perkataan Gara.
"Tadi gue udah ngalah mandi dibawah, sekarang Lo ngga mau ngalah padahal itu bantuin suami lo sendiri."
"Apaan si Lo." Risa dibuat geli dengan ucapan Gara barusan. Dengan malas Risa juga memasukkan buku-buku kedalam tas Gara dengan terpaksa.
"Gitu dong jadi istri harus nurut sama suami." Ujar Gara dengan menahan tawa.
"Diem Lo bawel amat pagi-pagi." Kemudian Risa langsung meninggalkan Gara begitu saja setelah melempar tas Gara didepan wajahnya.
Gara telah sampai di warung belakang sekolah untuk menitipkan motornya disana, karena melihat jam sudah pukul 7 lewat 30 menit tidak mungkin dirinya masuk melewati gerbang depan sekolah, itu sangat tidak mungkin, bisa-bisa dirinya malah disuruh pulang kerumah.
Tak lupa juga ada anak kucing yang sedari tadi mengikutinya dati belakang, ya siapa lagi kalo bukan Risa, karna mereka kesiangan bersama.
Dengan terpaksa Risa pun harus ikut memanjat tembok untuk bisa masuk kehalaman belakang sekolah.
Kini mereka berdua tengah berdiri dan mengamati tembok pembatas itu dari atas sampai bawah, Gara terlihat biasa saja karna ini sudah jadi santapan sehari-hari baginya, tapi tidak untuk Risa ia tampak kebingungan ditempatnya.
"Kenapa ngga bisa naek?" Tanya Gara.
"Engga." Jawab Risa.
"Terus?" Risa memegang roknya tidak nyaman. Gara mengerti gerakan tubuh Risa.
"Yaudah gue naik duluan."
"Ngga. Gue duluan, Lo jagain di bawah."
"Yaudah cepetan." Risa langsung manjat pagar yang dibawahnya ada Gara yang memperhatikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita [KOMPLETED]
Genç KurguSagara Adi Saputra. Laki-laki dengan sejuta pesonanya. Ketua geng generasi kedua yang bernama Algerian. Dia tidak banyak bicara, dia suka kesunyian, namun dia tidak suka kesepian. kesehariannya hanya ia habisnya berkumpul bersama teman teman se geng...