WELCOME TO STORY
-SAGARA-"Weh pak bos. Dianter sama siapa lo?" Tanya Edgar salah satu anak Algerian yang sedang duduk di bangku depan rumah Gara yang dijadikan markas oleh anak anak Algerian.
"Risa." Jawabnya acuh.
"Yang punya motor mana?" Tanya Gara menunjuk dua motor yang terparkir disamping motor miliknya.
"Belom... Nah itu orangnya nongol." Tunjuknya kepada laki laki yang memakai seragam sekolah yang sama sedang berjalan kearah nya.
"Gara-gara lo berdua, gua berangkat jadi naek angkot kan." Dumel Farhan saat sudah sampai didepan Gara.
"Heh gue juga naek angkot ya." Timpal Azka tidak terima karna dia juga naik angkot bersama Farhan.
"Itu karna salah lo sendiri. Coba semalem gue ngga peduli sama lo berdua. Ngga bakalan gue berangkat naik angkot sekarang." Sungut Farhan yang masih merasa kesal dengan dua makhluk merepotkan ini.
"Diem kek, pusing kepala gue. Sepanjang jalan kenangan ngedumel mulu lo." Sahut Azka yang merasa kesal karna Farhan tidak henti hentinya mengoceh.
"Lah pabos lo ngga sekolah? ngga make baju seragam gitu?" Tanya Farhan yang baru sadar jika Gara tidak memakai baju seragam sekolah.
"Ngga." Sahut Gara ketus.
"Ye mau bolos ngga ngajak ngajak lo bos, udah lah ngga berangkat juga gue." Azka menimpali lalu ia melenggang pergi masuk kedalam rumah yang di sebut markas itu.
"Enak aja lo. Sekolah, gada bolos bolos." Ujar gara tegas menyusul Azka masuk kedalam rumah untuk mengambil baju seragamnya.
Segerombol siswa dengan motor sport memasuki gerbang sekolah. Bunyi kenalpot motor yang memekakan telingga membuat semua mata yang berada di sekolah SMA F Cikini melihatnya dengan rasa kagum, terkecuali guru yang mendengarnya. Apalagi para kaum hawa yang sudah sangat mengenal siapa mereka. Bahkan seluruh siswi disekolah ini mungkin menggilai mereka, terutama ketua dari geng yang terkenal dengan nama Algerian itu.
Mereka memasuki area parkiran, memarkirkan motornya bersejajar disamping motor lain yang sama sudah terparkir rapih disana. Siswa itu berjalan di pimpin oleh ketua dari geng mereka, siapa lagi kalau bukan Sagara Adi Saputra, berjalan melewati koridor menuju kearah kantin pastinya, tak lupa tatapan menggoda kaum hawa yang ramai disepanjang koridor mengintainya.
Mereka kurang lebih ada tujuh orang, diantaranya ada Farhan dan Azka di samping kanan dan kiri Gara. Ada Dean, Anggi, Edgar, dan Genta di belakangnya. Berjalan dengan gayanya masing masing, terlihat gagah dan keren secara bersamaan.
Diantara mereka bertujuh yang paling konyol adalah Farhan apalagi saat dia disatukan oleh Dean, hancur sudah masa depan pemuda bangsa indonesia. Farhan yang memang mempunyai humor yang sangat rendah disatukan dengan Dean yang bobroknya sama dengan Farhan.
Tak lupa disepanjang koridor Dean dan Genta terus saja menggoda murid murid perempuan yang memang sedang melihatnya.
--------------
Bel istirahat berbunyi nyaring di seluruh penjuru sekolah SMA Cikini. Siswa siswi berhamburan keluar kelas menuju kantin untuk mengisi energinya kembali.
"Kumpul warmang." Ujar Gara menepuk pundak Farhan dan langsung berjalan meninggalkan Farhan dan Azka.
"Sama yang laen?" Tanya Azka berteriak kencang. Dan hanya dibalas acungan jempol oleh Gara.
"Tumbenan pak bos nyuruh kita kumpul." Tanya Farhan heran.
"Ntah lah. Udah tinggal bilang di grub mikirin amat lo." Azka menyahuti sambil mengedikan bahu tak peduli.
Semua sudah berkumpul di belakang sekolah. Tepatnya di warung mang udin tempat anak anak Algeria nongkrong.
"Kenapa bos? Tumben banget Lo nyuruh kita semua ngumpul." Ujar salah satu anak dari mereka.
Terlihat gara berbisik kepada Azka, sebelum akhirnya Azka berdiri dari duduknya dan angkat bicara.
"Gue minta perhatian nya sebentar." Semua mata langsung mengarah kepada orang yang berbicara di depan mereka.
"Langsung aja. Gue disini ngewakilin bos, jadi kemaren gue dapet angin yang katanya geng kita bakal diserang sama anak Altair. Gue ngga tau itu pasti atau engga, tapi gue minta lo pada jaga-jaga. Kalo emang mau nongkrong usahain lebih dari lima orang. Di markas juga harus selalu ada orang, kalo emang mau pergi keluar jangan sendiri, gue takutnya tiba-tiba ada yang ngehadang lo pada. Udah itu aja sih dari gue. Kalo emang kurang jelas bisa ditanya." Tutur Azka panjang lebar dan langsung kembali duduk. Dari gerak tubuhnya, azka terlihat sedang tidak baik-baik saja. Dari raut wajahnya pun tampak seperti orang yang kehilangan gairah hidup.
"Ngga ada yang mau nanya nih?" Gantian sekarang Farhan yang berdiri dan berbicara di didepan.
Dari salah satu anggota ada yang mengangkat tangannya.
"Gue bang mau nanya. Kalo kata bang Azka tadi kan markas ngga boleh kosong. Otomatis anak-anak harus selalu ada di markas dong 24 jam. Sedangkan kita juga harus pergi sekolah dan pulang kerumah. Gimna tu bang?" Tanya Gilang kepada Farhan.
"Oke kalo soal sekolah itu udah harus jadi kewajiban ngga boleh ada yang bolos cuma karna lo mau jagain markas. Jadi ngga usah Lo pikirin. Kalo soal pada pulang kerumah. Bergilir aja. Lo bisa pulang sekolah kerumah dulu yang lain ke markas, nanti gantian aja yang kiranya emang mau pulang kerumah. Dan gue wanti wanti banget nih sama Lo Lo pada, usahain rame-rame ya. Ya seenggaknya bertiga atau lima orang lah. Jangan sampe sendirian. Ini masalahnya serius. Mereka mau bales dendam." Ujar Farhan menjelaskan panjang lebar.
"Emang masalahnya apa bang sampe serius banget?" Tanya salah satu adik kelas yang baru-baru ini ikut bergabung dengan Algerian.
"Buat masalah itu gue ngga bisa ceritain, karna gue ngga punya hak. Tapi kalo Gara yang cerita mungkin bisa." Ujar Farhan dan kembali duduk.
"Itu aja. Kalian balik ke kelas, jangan ada yang bolos. Kalo ada waktu gue ceritain ke semua anggota di markas nanti." Perintah Gara dan semuanya membubarkan diri kecuali tujuh anggota inti Algerian.
Diantaranya Anggi, Edgar, Genta, Dean, Azka, Farhan dan Gara ketua dari mereka.
"Lo yakin mau ceritain masalah ini ke mereka semua bos?" Tanya dean kepada gara. Pasalnya masalah ini cukup serius dan terbilang sensitif. Takutnya jika mereka semua tau mereka akan kecewa dan tidak terima.
"Mau gimana lagi. Cepat atau lambat pasti ini harus dilakuin kan. Karna ngga selamanya juga bos bakal jadi ketua disini. Mereka harus tau supaya kita juga tau mana yang layak buat jadi penerus generasi Algerian berikutnya nantinya." Jawab Farhan dengan muka seriusnya.
"Ck. Bisa bijak juga lo." Goda salah satu dari mereka.
--------------
To be continued...
Jakarta
16 Februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita [KOMPLETED]
Genç KurguSagara Adi Saputra. Laki-laki dengan sejuta pesonanya. Ketua geng generasi kedua yang bernama Algerian. Dia tidak banyak bicara, dia suka kesunyian, namun dia tidak suka kesepian. kesehariannya hanya ia habisnya berkumpul bersama teman teman se geng...