EMPAT

156 28 3
                                    

WELCOME TO STORY
-SAGARA-

"Gue dijodohin bang." Ujar Risa tiba tiba. Hal yang pertama Satria lakukan adalah tertawa terbahak bahak.

"Gue serius bang sat, tante Lena minta gue nikah sama Saga, kan gila! gue masih bocah, umur aja baru 17 tahun kemaren, belom lulus SMA gue." Ujar Risa menjelaskan sembari mengacak rambutnya frustasi.

"Bentar- bentar. Lo ngga bercanda kan?" Satria masih terus tertawa.

"Ngga lucu gue bercanda kaya gini." Jawab risa sinis. Satria berubah mode serius.

"Mungkin maksud tante Lena baik sa. Lagi kenapa lo ngga mau sama Gara, dia kan ganteng. Dari dulu banyak yang ngejar dia tapi gada yang dapet. Beruntung dong lo bisa nikah sma dia."

"ck.. Pikiran lo cetek ye bang. Gue masih bocah, masih mau nikmatin masa remaja gue, kumpul, nongkrong bareng temen temen gue, gue masih mau bebas. Gue juga masih kecil, ngga yakin gue bisa jalanin rumah tangga sama orang modelan Saga gitu. Dan lagi, gue juga ngga mau kejebak nikah muda yang ujung ujungnya cerai. Kehidupan nyata ngga seindah cerita nikah muda yang ada di novel novel. Gue juga trauma soal pernikahan. Liat bunda sama ayah pisah. Masih ada luka basah yang ngga pernah kering dalem hati gue. Gue ngga percaya sma laki laki. Dan gue ngga percaya sma pernikahan." Jelas Risa panjang lebar.

"lagi lo tau sendiri saga orang nya gimana. Ketua geng motor yang hobinya balapan liar dan ugal-ugalan dijalan. Ngerokok, mabok, clubing. Lo mau ade lo nikah sama cowo ngga bener kek Saga gitu." imbuh Risa.

"De semua kejadian yang udah berlalu lo jadiin pelajaran buat hidup lo kedepannya. Bangkit, Jangan terus terpuruk sama keadaan. Nikah muda ngga seburuk itu. Tergantung sudut pandang lo gimana soal itu. Kalo lo mandang buruk, ya selamanya hal itu akan jadi buruk, sebaliknya, kalo lo mandang itu baik, hal itu juga akan baik buat lo. Yang penting komitmen dalem diri lo de."

"Soal gara yang lo bilang cowo ngga bener itu. Lo sendiri kan lebih tau dia gimana, dulu dia ngga kaya gitu kan. Lo juga sempet buat berontak kan saat bunda sma ayah pisah, gua juga iya. Dan begitupun Gara. Dia begitu karna dia ngga terima sama mamah papahnya. Kita juga sama. Bedanya sekarang lo sama gue udah bisa nerima. Tpi hal itu juga ada alesanya. Kaya gue misalnya, gue bangkit karna gue inget ada lo yang harus gue jagain. Lo bangkit karna lo ngga mau terus terusan nyakitin bunda. Sementara Gara, dia ngga punya alesan untuk dia bangkit, Cuma lo de yang bisa bikin Gara runtuh dari pertahananya. Meskipun keliatanya biasa aja, tapi cuma sama lo doang Gara bisa nurut. Gue yakin Gara bisa berubah kaya dulu lagi kalo lo yang dampingin dia. Mungkin itu juga maksud dari tante Lena." jelas Satria panjang lebar. Risa hanya mendengarkan dengan baik.

"Lagi emang lo ngga suka sama Gara, gue denger denger lo peduli banget sama dia, kalo ada apa apa pasti lo yang nanganin dan nyelesain semua masalah dia." tanya Satria kepada adiknya itu.

"Ngga ada rasa. Selama ini yang gue lakuin buat dia cuma sebatas perduli aja ngga lebih. Lagi, soal semua masalah dia yang gue tanganin itu karna gue ngga suka aja, karna ulah dia, status gue jadi kebawa bawa." jelas risa. Tidak semuanya benar yang diucapkan oleh Risa, karna dulu memang ia sempat ada rasa dengan Gara. Tapi itu dulu, ntah sekarang masih ada atau tidak.

"Pikirin baik baik de. Gue tau lo cukup dewasa dalam ngambil keputusan masalah ini. Inget ada tiga orang yang harus lo pikirin bener bener. Gue tinggal dulu. Ada janji sama kawan kawan gue. Mandi, turun kebawa temenin bunda makan malem." Satria menepuk puncak kepala Risa pelan. memberi semangat dan saran agar Risa dapat menerima. Dan melenggang keluar kamar Risa.

---------------




Pagi sekali Risa telah sampai di sekolahnya. Risa berjalan gontai dikoridor sekolah. Ngantuk sekali rasanya mengingat ia tidak bisa tidur semalaman sampai pagi hari ini. Sesampainya di kelas, Risa langsung merebahkan kepalanya diatas meja dengan tangan yang menjadi bantalanya.

Risa tertidur dengan sangat lelap. Sampai bel masuk terdengar nyaring namun tidak membangunkan Risa.

"Tumben amat risa tidur dikelas." gumam Audrey yang duduk sebangku dengan Risa.

Audrey pun mencoba membangunkan Risa,  namun Risa tidak kunjung bangun. Sampai akhirnya suara teriakan kia berhasil membangunkan Risa.

"RISAAAAAA...." Risa terlonjak kaget.

"ganggu lo." Ujar Risa dingin. Risa pun bangkit dan berjalan keluar kelas.

"Sa mau kemana udah bel masuk." Ujar Audrey.

"Uks, bilang gue sakit." Sahut Risa dan melanjutkan jalan nya yang sempat tertunda tadi.

"Ngga pernah berubah tu orang." gumam Audrey yang masih dapat didengar oleh kia.

"Temen lo tuh dy." Cibir kia.

"Temen lo juga nyet." Sahut Audrey kesal.

Audrey memang sering dipanggil dengan sebutan Audy. Lebih mudah menurut Risa dan kia katanya. Meskipun awalnya audrey protes namun akhirnya dia biasa biasa saja dengan panggilan nama itu. Berbeda dari yang lain menurutnya.

Jam belajar pun berjalan. Kini di kelas XII IPS 2 lebih tepatnya kelas Risa, Gara dkk. guru sejarah sedang mengabsen kehadiran siswa siswinya.

"Lala karmila?"

"Hadir pak."

"Marisa risella?"

Audrey dan kia pertatapan bingung, pasalnya dari tadi dibelakang mereka ada yang memerhatikan mereka dengan intens.

"Emm... Risa sakit pak ada di uks sekarang." Cicit Audrey.

"Pak saya ijin kamar mandi." Ujar Gara dan berlalu begitu saja.

"Anak itu." Ujar pak Seto yang masih bisa didengar oleh murid yang ada di kelas.

Gara berjalan dikoridor, keadaan koridor sepi karna memang jam KBM yang sedang berlangsung. Gara membuka pintu uks, terlihat diujung brankar ada siswa sedang berbaring disana.

Gara berjalan perlahan kearah brankar tersebut, dan menyibak gorden yang menjadi pembatas disana. Saat dilihat ternyata itu bukan Risa, terus Risa dimana? Pikirnya.

Tanpa pikir panjang Gara langsung keluar ruang uks dan berjalan kearah tangga, menaikinya tidak sabaran. Akhirnya gara sampai ketempat tujuanya. Dibukanya pintu itu perlahan dan terlihatlah disana ada siswi yang terlihat kacau. Rambut awut awutan, seragam sekolah dikeluarkan, dan dasi yang menempel didahi siswi tersebut.

Gara berjalan mendekati siswi tersebut.

"Katanya sakit, kok disini?" Tanya Gara kepada siswi tersebut.

"Pusing gue." sahut Risa. Ya siswi itu adalah Risa orang yang dicari oleh Gara.

"Kenapa, ada masalah?" Tanya Gara lagi.

"Iya, masalahnya di lo." Ujar Risa.

"Maksud lo?" Tanya Gara tidak mengerti.

Risa tidak menjawab pertanyaan Gara, dia bangkit dan pergi melewati Gara begitu saja. Saat diambang pintu keluar rooftop Risa berbalik dan berkata.

"Kalo lo nikah sma gue, lo mau ngga?" Ujar risa tiba tiba.

--------------




































To be continued...

Jakarta
23 Agustus 2020

Antara Kita  [KOMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang