LIMA BELAS

101 13 0
                                    

Selamat membaca :)

Setelah makan malam selesai, Risa dan Gara bersiap-siap untuk langsung pulang kerumah, lebih tepatnya Gara yang pulang kerumah dan Risa pindah kerumah Gara.

"Bunda Risa pamit ya Bun." Risa menyalimi tangan bundanya.

"Hati-hati sayang. Jadi anak baik ya disana. Seperti yang bunda pesen sama kamu, nurut sama suami kamu yah."

"Iya Bun."

"Bang gue pamit ya. Jagain bunda. Awas Lo ngga jagain bunda." Ancam Risa.

"Iya de. Jadi istri yang baik Lo." Ledek satria menaik turunkan alisnya.

"Apan si Lo." Risa menonjok perut Satria.

"De gue bisikin sini." Satria mendekatkan wajah nya ke kuping Risa.

"Lo tadi ngapain dikamar sama Gara?" Risa langsung menjauhkan kepalanya karna merasa aneh dengan pertanyaan Satria.

"Apa?" Tanya Risa heran.

"Lo bilang sakit sakit tadi." Bisik Satria lagi.

"Itu gue kejepit koper, tuh gara-gara dia ngga mau pelan pelan narik kopernya. Otak lo putus ya sarafnya. Ngadi-ngadi pikiran lo." Ujar Risa sambil menunjuk Gara. Yang di tunjuk hanya acuh tak peduli.

"Udah ah gue mau pulang." Risa langsung berjalan menjauhi Satria.

"Tante Gara pulang dulu." Pamit Gara menyalimi tangan Nadin.

"Iya hati-hati. Jagain anak Tante yah." Nadin mengelus rambut Gara.

"Bang gue pamit dulu." Gara bersalaman ala cowo dengan Satria.

"Iya tiati Lo. Jagain ade gue." Satria menepuk pundak Gara.

"Siap bang."

"Nadin aku pulang dulu yah. Anak kamu aman di aku." Ujar Lena dan cipika cipiki ala ibu-ibu arisan.

"Bang Tante pulang dulu." Satria bersalaman dengan Tante Lena.

"Hati-hati Tante."

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit, Gara, Risa dan Tante Lena telah sampai dikediaman keluarga Lena.

Gara turun dan langsung meninggalkan Risa begitu saja. Risa yang melihat itu ia langsung turun dan bersiap menurunkan semua barang-barang bawaanya sendiri.

"Gara bantuin Risa bawain barang barangnya kedalam. Langsung masukin kamar kamu." Perintah Lena dan ntah mengapa kali ini Gara menurutinya tanpa bantahan sedikit pun.

Semua barang Risa sudah masuk kedalam kamar Gara.

"Lemari Lo gue pake sebelah." Ujar Risa yang telah siap akan mengeluarkan semua baju-baju gara.

"Ngga ada, baju gue mau taro dimana?" Tanpa mendengarkan ucapan gara Risa langsung mengeluarkan baju-baju gara dari dalam lemarinya.

Satu setengah jam risa berkutat dengan pakaian dan barang-barang nya, akhirnya semua telah selesai tertata rapih di tempatnya.

Risa bersiap akan membersikan tubuhnya yang lengket dengan keringat, namun niatnya tertunda saat dirinya melihat gara bangun dari tempat tidur langsung menyambar hoodie dan kunci motor yang tergeletak diatas meja belajar.

"Mau kemana Lo?"

"Keluar."

"Udah malem."

"Bukan urusan Lo." Gara tidak suka diatur, itu sebabnya sifatnya sewaktu-waktu bisa berubah dengan Risa.

Risa yang mendapat perkataan tajam dari gara pun hanya diam dan memilih membiarkan gara pergi.

---------------



Pagi hari, Risa telah bangun dari tidurnya. Ia melihat sekeliling kamar dan tidak melihat keberadaan gara dikamarnya.

Mungkin belum pulang. Pikir Risa, karna Risa tau betul jika Gara sedang banyak masalah, maka ia tidak akan pulang kerumah. Jika tidak ada masalah pun gara memang jarang ada dirumah, ia pulang itu hanya untuk mandi dan tidur, selebihnya hidup dia dihabiskan bersama teman-temannya.

Risa menyadari satu hal ketika dirinya akan kembali menutupi dirinya dengan selimut. Ia telah menikah dan sekarang ia tinggal bukan dirumahnya, dengan berat hati Risa bangun dari tidurnya dan bergegas mandi membersihkan dirinya. Setelah selesai dan siap dengan baju seragam Risa bergegas turun kebawah untuk membantu Lena.

"Masak apa Tan?" Risa datang dari arah belakang Lena.

"Eh kamu udah bangun sa? Ini mamah lagi masak makanan kesukaan kamu."

"Risa bantuin Tan."

"Kok manggilnya masih Tante si sa? Panggil mamah dong."

"Eh iya mah." Risa tersenyum malu.

"Gara udah bangun sa?" Tanya Lena. Risa bingung harus menjawab apa, pasalnya Gara tidak pulang dari semalam.

"Dia udah berangkat tan." Dusta Risa.

" Eh kapan, kok mamah ngga tau?"

"Pagi banget tan. Katanya ada urusan penting." Risa berbohong, karna tidak mau melihat Tante Lena khawatir.

Setelah berkutat dengan alat-alat dapur, kini semua hidangan telah matang dan siap untuk di makan.

Risa dan Lena sudah duduk di bangku mereka yang berhadapan langsung.

"Sa." Panggil Lena.

"Iya tan, eh iya mah?"

"Ngga pa-pa kamu belum terbiasa. Mamah hari ini berangkat ke Singapura untuk menjalani operasi, jika operasi nya berjalan lancar, kemungkinan mamah akan menjalani masa pemulihan disana kurang lebih satu sampai dua bulan. Mamah titip Gara sama kamu ya sa." Lena memandang wajah Risa dengan sendu dan penuh harap.

"Cepet banget Tan, emang tindakan operasi nya kapan?" Tanya Risa.

"Iya lebih cepat lebih baik sa."

"Berangkat jam berapa Tan?"

"Pesawat take off jam 1 siang, mungkin mamah berangkat ke bandara jam 11 atau jam setengah 12an."

"Yaudah nanti Risa anterin Tan."

"Kamu kan sekolah sayang. Biar mamah sendiri aja."

"Risa gpp Tan, nanti jam 11 Risa pulang."

"Sa." Suara lembut Lena terdengar. Risa hanya balas dengan deheman dan menatap wajah Lena.

"Mamah titip gara sama kamu yah. Mamah biasanya kalau bangunin dia jam 6 pagi, karna pintu kamarnya selalu di kunci, mamah selalu ketuk pintunya pelan-pelan, karna kalo ngga pelan-pelan dia bisa marah sama mamah. Mungkin kamu bisa bangunin dia dengan cara kamu Sa. dia ngga pernah mau makan dirumah, tapi biasanya mamah bikinin dia susu putih dan mamah taro di ujung meja yang kiranya dekat saat dia lewat meja makan. Mamah juga taro uang jajan dia disamping gelas susunya. Tapi mungkin kalo sama kamu dia mau makan sa."

"Iya Tante, Risa bakal belajar ngurus Gara." Jawab risa.

"Gara juga kalo pulang kerumah selalu sore menjelang malam, setelah itu, jam 8 malam dia akan pergi lagi dan pulang tengah malam sa, mungkin kamu bisa ajak dia pulang lebih cepat dan dia ngga akan pulang tengah malam lagi. Biasanya kalau Gara pulang sampai tengah malam, mamah selalu nunggu diruang tamu sampai ketiduran sa. Kamu nanti yang sabar ya sa ngadepin Gara." Lanjut Lena.

"Iya Tante."

"Karna sekarang kamu udah nikah sama Gara dan kamu juga anak mamah, uang jajan Gara kamu yang pegang untuk sementara, dan mamah akan tambahin buat uang jajan kamu juga."

"Eh ngga usah Tante, Risa punya uang kok buat jajan Risa sendiri." Tolak Risa tidak enak hati.

"Ngga pa-pa sayang. Sekarang berangkat gih. Udah siang nanti kamu telat."

"Risa berangkat Tante."

---------------



























To be continued...

Jakarta
05 Maret 2021

Antara Kita  [KOMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang