DUA PULUH

89 13 0
                                    

WELCOME TO STORY
-SAGARA-

Gara tidak bisa lagi menahan hawa napsu yang ada di dalam dirinya, dan akhirnya ia langsung menubruk tubuh Jihan.

Gara yang merasa ada yang aneh dengan tubuhnya pun langsung teringat kalau ia meminum minuman yang diberikan oleh Jihan tadi.

Gara mencengkram rahang Jihan, menatapnya dengan tatapan mematikan nya.

"Gue tau ini jebakan Lo!" Ujar Gara dengan tajam. Bukan nya merasa takut Jihan malah tersenyum senang.

"Kalo iya kenapa? Lo mau marah? Udahlah ga ngga usah muna, Lo juga mau kan." Ujar Jihan dengan senyum Smirk nya.

"Gue bisa kok muasin Lo." Ujar Jihan lagi dengan tangan yang membelai dada Gara.

"Jebakan Lo ngga mempan buat gue." Gara melepaskan cengkraman tangan nya di rahang Jihan. Setelahnya Gara pergi meninggalkan club itu.

Gara mengendarai motornya dengan kecepatan penuh, ia pulang kerumahnya.

Diperjalanan Gara merasa kepalanya sangat pusing ditambah dengan tubuhnya yang panas dan bergairah.

Setelah sampai Gara langsung memasuki rumahnya dan berjalan menaiki anak tangga tidak sabaran, ia membuka pintu kamarnya, disana terlihat Risa sedang duduk dimeja belajarnya.

Risa kaget melihat kondisi Gara yang wajahnya dipenuhi dengan keringat yang bercucuran, dan rambutnya yang acak-acakan. Gara terduduk di sofa kamarnya.

"Tolongin gue sa." kalimat itu keluar dari mulut Gara.

"Lo kenapa?" Tanya Risa sambil berjalan mendekati Gara, Gara dengan gerakan tiba-tiba langsung bangkit dari duduknya dan langsung memeluk Risa, mencium nya, dan mendorong tubuh Risa ke kasur king size miliknya.

Malam itu terjadi begitu saja tanpa Gara sadari.

---------------



Pagi hari Gara bangun dengan selimut yang menutupi tubuhnya. Ia melihat sekeliling tidak ada Risa dikamarnya.

Gara akan bangun untuk mandi namun setelah membuka selimut dan melihat dirinya tidak menggunakan baju dan hanya memakai kolor saja, ia langsung teringat dengan kejadian semalam yang menimpa dirinya.

Gara ingat semua kejadian saat ia di club malam dan setelah nya. Ia ingat bahwa Jihan menjebak dirinya dengan obat yang ia masukan kedalam minuman nya.

Gara mengingat semuanya, saat dirinya sampai rumah dan bertemu dengan Risa.

"Jahat Lo ga, hiks." Suara itu ia dengar semalam dari mulut Risa.

Gara langsung bangun dan mandi. Lalu bersiap dengan seragam sekolahnya, kemudian turun kebawah untuk mencari keberadaan Risa. Namun Saat didapur Gara tidak menemukan Risa disana.

"Den sudah bangun?" Tanya bi Tami yang baru saja datang dari arah belakang Gara.

"Risa dimana bi?" Bukannya menjawab, Gara malah bertanya keberadaan Risa.

"Oh non Risa sudah berangkat dari tadi den." Jawab bi Tami santai.

"Makasih bi." Gara langsung pergi meninggalkan rumah tanpa meminum susu yang sudah disiapkan oleh Risa.

Gara melesat menaiki motor sport nya dengan kecepatan diatas rata-rata. Membelah padatnya jalanan ibu kota pagi ini.

Gara sampai didepan gerbang sekolah yang gerbangnya sudah ditutup itu. Tak berfikir lama Gara langsung melajukan motornya kembali menuju warung belakang sekolah untuk menitipkan motornya dan masuk kedalam melalui tembok belakang sekolah. Kegiatan itu ia lakukan sejak ia bersekolah di SMA CIKINI.

Gara memanjat pagar sekolah setelah berhasil ia langsung lari menuju kelasnya. Ia menaiki anak tangga tidak sabaran. Saat sampai di depan kelas ia langsung menendang pintu kelas yang tertutup.

Semua anak-anak yang ada di dalam kelas di buat kaget oleh kedatangan Gara yang tiba-tiba. Tak melihat Risa ada di tempat duduknya, Gara langsung keluar kelas dan berlari menyusuri koridor sekolah yang sepi.

Gara kembali menaiki anak tangga yang menurut nya sangat banyak itu untuk menuju lantai atas.

Nafasnya memburu bahkan ia sampai harus berhenti terlebih dahulu untuk mengatur nafasnya.

Saat sampai di depan pintu rooftop dalam hati gara berharap perempuan yang ia cari ada didalam sana.

Gara membuka pintu itu dan ia tidak juga menemukan Risa disana.

Gara langsung terduduk lemas, ia bingung harus mencari Risa kemana lagi. Pikirannya kacau memikirkan perempuan tidak bersalah yang harus menerima akibat dari kesalahannya.

Gara mengacak rambutnya frustasi. Kenapa ia bisa sebodoh itu, melampiaskan nafsunya dengan perempuan yang sangat tidak ingin ia sakiti.

Meskipun Risa sekarang adalah istrinya namun tetap saja ia salah karena telah melakukan nya tanpa izin dan persetujuan dari nya.

--------------



Jam istirahat telah berbunyi, kini Azkia dan Audrey sedang jalan menuju ke tempat Risa berada. Lebih tepatnya ke UKS, iya ke UKS karna sewaktu pagi Risa datang kedua sahabatnya itu melihat Risa dengan keadaan yang mengkhawatirkan.

Pasalnya pagi ini Risa tidak seperti Risa biasanya, penampilannya sangat kacau, dengan mata sembab, rambut acak-acakan dan baju yang tidak rapih.

Biasanya sebesar apapun masalah yang Risa hadapi ia selalu bersikap biasa saja dan bisa menyembunyikan nya dari orang lain, bahkan jika orang yang tidak tau dan tidak kenal dirinya maka mereka akan menganggap kalau Risa baik-baik saja.

Mereka berdua telah sampai di ruang UKS yang hanya di isi oleh Risa. Disana terlihat Risa sudah lebih baik dari keadaan sebelum nya.

"Sa Lo mau makan apa ntar gua beliin." Ujar Azkia mendekati Risa.

"Gue ngga laper." Jawab Risa bohong. Sebenernya perutnya merasa lapar dan minta di isi, namun mulut Risa sangat malas hanya untuk sekedar mengunyah makanan saja.

"Lo belom makan dari pagi sa." Tegur Audrey.

"Grub sekolah lagi rame tau." Ujar Azkia memberi tahu karena memang dirinya sedang memainkan handphone nya.

"Rame kenapa? Tumbenan." Tanya Audrey, karna grub sekolah jarang sekali rame kalau tidak ada yang penting-penting banget.

"Tau ini, ada yang bilang Vidio Gara sama Jihan di club."

"Hah demi apa Lo, coba liat." Audrey langsung kepo tingkat internasional.

"Nih." Azkia menyodorkan layar handphone nya ke arah Audrey dan Risa.

Di Vidio itu memperlihatkan Jihan yang duduk disamping Gara dan membelai tubuh Gara, dilanjutkan dengan Jihan yang memberikan minuman kepada Gara dan di terima baik oleh Gara, dan Vidio akhir terlihat gara yang langsung bangun dari duduknya dan menutupi tubuh Jihan, terlihat seperti Gara menindih tubuh Jihan dan Vidio itu selesai.

Risa yang melihat itu hatinya merasa sakit, meskipun Risa tidak mencintai Gara, namun dulu Risa pernah menyukai Gara, dan ditambah sekarang status Gara adalah suaminya, ya biarpun pada kenyataannya Risa belum menerima 100 persen hal itu.

Risa juga merasa kecewa karena ternyata kejadian semalam itu adalah ulah dari Jihan.

Mengingat hal semalam rasanya Risa ingin menangis lagi sekencang-kencangnya, namun tidak mungkin Risa menangis didepan sahabat nya sekarang, Risa berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh, dan menahan isakan nya, rasanya itu sangat menyiksa.

"Parah banget si Gara, ternyata dia juga doyan sama cewe modelan Jihan gitu." Kompor Azkia. Audrey langsung menendang kaki Azkia memberikan kode untuk diam.

"Lo ngga pa-pa sa?" Tanya Audrey pelan.

"Gue Ngga pa-pa."






























To be continued..

Jakarta
20 Maret 2021

Antara Kita  [KOMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang