TIGA PULUH SATU

68 9 9
                                    

WELCOME TO STORY
-SAGARA-

Risa berjalan menaiki anak tangga menuju kamar nya, setelah di depan pintu kamar, ia memutar kenop pintu dan berjalan selangkah masuk kedalam sebelum akhirnya ia dikagetkan dengan keberadaan Gara yang berada tepat disamping pintu masuk kamar, dengan tatapan yang sangat tajam.

"Astaghfirullah. Lo ngapain si disitu." Risa membuka lebar pintu agar ia bisa masuk kedalam.

Risa berjalan menaruh tas dan melepas sepatu kemudian berakhir dengan ia duduk di depan meja rias untuk membersihkan wajahnya dari debu-debu yang menempel.

Gara sudah tidak berdiri lagi, kini ia duduk di sofa yang dekat dengan pintu. Mata tajamnya masih terus memperhatikan gerak-gerik Risa.

Risa bangkit dari duduknya, ia menyambar handuk dan masuk kedalam kamar mandi tanpa menghiraukan Gara yang terus memperhatikan dirinya.

Dua puluh menit berlalu Risa baru saja keluar dari kamar mandi dengan pakaian tidurnya, kini ia melihat Gara sudah duduk ditepi kasur dekat dengan meja rias yang tadi ia duduki.

Tanpa ragu Risa kembali duduk di depan meja rias dekat dengan Gara, ia ingin memakai skincare untuk perawatan wajahnya. Tiba-tiba Gara meletakan handphone dimeja tepat di depan Risa.

"Pantes?" Ujar Gara. Risa menunduk melihat apa yang di maksud oleh Gara. Di handphone itu memperlihatkan foto ia yang sedang di peluk oleh Exel, terlihat foto itu diambil dari screenshot cctv depan rumah Gara.

Melihat respon Risa yang hanya diam saja, Gara pun sedikit terbawa emosi.

"Jawab." Ujar Gara lagi.

"Seharian Lo pergi sama dia kan?"

"Kemana Lo jam segini baru pulang?"

"Gue cape ga. Bisa nanti aja ngga nanyanya." Jawab Risa santai.

"Kenapa? Lo bingung mau cari alesan apa hmm?"

"Kenapa diem?"

"Bisa besok ngga bahasnya?q" Suara Risa sedikit emosi.

"Lo emang selalu kaya gitu setiap ketauan jalan sama cowo laen. Kalo dari awal ngga serius sama hubungan ini kenapa lo terima permintaan nyokap gue."

"Gue udah berusaha buat nerima dan terbiasa sama status ini. Tapi, ternyata Lo ngga cukup sama satu cowo." Ujar Gara. Risa emosi mendengar itu, ia menggebrak meja dan berdiri dari duduknya.

"Lo ngerti kata nanti ngga sih? Hah? Bakal gue jelasin, nanti, ngga sekarang. Tau orang cape ngga?" Ujar Risa suaranya meninggi membentak Gara. Gara yang tak terima ia ikut menggebrak meja dan berdiri dihadapan Risa.

"Gue cuma minta penjelasan Lo. Emang salah hah? Kurang sabar apa gue sama Lo selama ini? Lo pikir pantes istri orang pergi sama cowo laen? Ngga sekali dua kali. Emang Lo lagi gue liatin aja. Bukan nya mikir Lo malah makin jadi."

"Gue sama dia ngga ada apa-apa. Dia temen gue."

"Temen? Yakin Lo berdua cuma temen?"

"Ngga ada cewe sama cowo jadi temen. Salah satu dari Lo pasti ada rasa. Kalo bukan Lo yang ada rasa ya brarti dia."

"Ngga mungkin."

"Lo pikir gue ngga tau kalo dia suka sama Lo. Mungkin lo nya juga suka sama dia." Gara berlalu dari hadapan Risa.

"Engga. Gue bisa jelasin." Langkah Gara berhenti tepat di depan pintu.

"Sekarang." Ujar Gara. Risa menghela nafas kemudian ia duduk ditepi kasur.

"Oke. Gue emang pergi sama dia." Gara senyum miring menanggapi hal itu.

"Pas Lo nurunin gue depan gerbang, ngga lama dia dateng ngajak gue ketempat nyokapnya."

Antara Kita  [KOMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang