"Sepuluh! Sepuluh, Wan!!! Kamu udah putar lagu ini sepuluh kali, bisa berhenti nggak? Atau minimal ganti lagu, deh," gerutu Kaisar yang sedang duduk di ruang tengah bersama Awan.
Ia sedang mengerjakan tugas kuliahnya sementara Awan terbujur tak semangat di sofa sambil berulang kali memutar lagu Yesterday milik The Beatles.
Teguran dari Kaisar tidak membuat Awan gentar, anak itu justru dengan menyebalkannya meneriakkan lirik:
Why she had to go, i don't know, she wouldn't say!
I said something wrong, now i long for yesterday!Kaisar mengembuskan napas frustrasi, mungkin sebaiknya ia ke kamar saja. Tetapi sebelum melangkah menuju tangga, ia menyempatkan diri untuk menggurui adik semata wayangnya. "Wan, kalau ada salah ke Lora, mending kamu ke rumahnya gih minta maaf, daripada kayak orang goblok begini."
Awan menyahut ketus, "Apaan sih, sok tahu, kami nggak berantem kok."
Namun, Kaisar sudah terlalu khatam dengan kelakuan adiknya jika tengah bertengkar dengan anak perempuan yang tinggal di seberang rumahnya. Semalam Awan pamit dengan wajah semringah untuk menjemput Lora di tempat les, tapi ia berakhir pulang dengan badan basah kuyup dan wajah masam.
Awan langsung masuk ke kamarnya dan baru keluar kamar saat hari menjelang siang, itu pun setelah mendengar butir-butir bujukan dari bunda. Sekalinya keluar kamar, ia menjadi menyebalkan dengan sibuk mendengarkan lagu yang sama berulang kali dari pengeras suara di ruang tengah.
Kaisar hanya berdecak meremehkan seruan Awan yang penuh penyangkalan. "Minta maaf nggak bakal bikin kamu jadi titan, santai aja kali."
Tanpa mengulur waktu lagi, Kaisar berlalu meninggalkan Awan. Tiba di kamar, dari balik jendelanya yang menghadap ke arah jalan, ia melihat dua orang laki-laki sedang memarkir motornya di depan gerbang rumah Lora dan berdiri dengan kikuk serta bingung sampai akhirnya Nolan keluar dari rumah.
Kaisar sudah hampir kembali turun dan menuju teras untuk mengawasi mereka berdua yang mencurigakanㅡterlebih salah satu di antaranya berambut cukup panjang dan berwajah tengilㅡtetapi urung saat ia melihat tas gitar di salah satu motor.
Dugaan Kaisar mungkin mereka adalah rekan band Lora. Lora memang sudah meminta izin padanya untuk tampil bersama band-nya di Notasi malam ini dan ia tidak keberatan sama sekali.
Tak lama kemudian, Kaisar juga melihat adiknya menghampiri kedua orang tersebut dan saling menyapa akrab, hal itu membuat kekhawatiran Kaisar hilang sepenuhnya.
Saat tersadar sesuatu, Kaisar mendengus geli melihat tingkah adiknya. Tadi Awan menyangkal bahwa kegalauannya berhubungan dengan Lora, tetapi langkahnya sangat jujur membawa ia ke rumah Lora.
Atas nama Notasi yang ia bangun sepenuh hati, Kaisar berani bertaruh kalau adiknya itu pasti hendak ke rumah Lora untuk mengemis maaf. Dia sangat yakin Awan tidak bisa berlama-lama bertengkar dengan Lora. Namun, entah apa yang membuat Awan ragu, adiknya itu kembali berjalan ke arah rumahnya setelah berbincang sebentar dengan dua laki-laki tersebut.
Kaisar tak memikirkannya lebih jauh sebab beberapa saat kemudian, ia melihat kemunculan Lora dengan berlari-lari kecil keluar rumahnya, ia membawa tas bass yang tampak berat, tapi langkahnya begitu lincah dan antusias. Ekspresi perempuan itu semringah melihat kedua temannya dan melambai.
Senyuman cerah Lora menular pada Kaisar dengan mudah. Kaisar selalu senang memperhatikan laku Lora yang begitu jujur dan apa adanya. Dan senyum Kaisar bertahan hingga Lora berlalu bersama kedua temannya.
***
Awan makin menggila.
Setiap hari selama kurun waktu hampir sepekan ini, ia tak henti-hentinya memutar ulang lagu To The Bone milik Pamungkas. Ia ingat bahwa ini adalah lagu yang dibawakan Lora di Notasi beberapa hari lalu. Dan dari tingkah Awan itu, Kaisar bisa menyimpulkan bahwa adiknya dan Lora belum berbaikan sama sekali.
Kaisar menghampiri Awan yang sedang rebah di sofa ruang keluarga.
"Lora suka Ari Lasso kan?" tanya Kaisar pada adiknya tanpa basa-basi.
Awan mengangguk curiga. "Kenapa?"
"Hari minggu ini Ari Lasso ada konser."
Mata Awan seketika terbelalak antusias. "Kak Kai mau pergi?"
Kaisar mengangguk. "Tiketnya dibeliin teman."
Awan segera beranjak dari posisi baringnya dan bergegas menuju kamarnya. "Aku mau beli tiket juga."
Kaisar menggeleng geli melihat tingkah adiknya, kemudian ia melakukan hal yang sejak beberapa hari lalu ingin sekali ia lakukan, menghentikan lagu To the Bone yang terputar sepanjang hari dari pengeras suara di ruang keluarga.
Bunda yang sedang membaca buku resep di dapur berceletuk, "Akhirnya rumah ini kembali damai."Kaisar menatap bundanya dengan senyum penuh arti. Mereka berdua mengangguk dengan hati yang ringan. Tatapan bunda pada Kaisar sarat pujian akan tingkah putra sulungnya yang brilian, sementara Kaisar menangguk syahdu karena bangga pada dirinya sendiri, ia berhasil membuat anggota keluarganya selamat dari ancaman trauma pada lagu To The Bone.
Mencoba menikmati momen tenang, Kaisar duduk di sofa dan membaca buku yang ia bawa dari kamar. Baru beberapa menit ia larut dalam buku, suara teriakan Awan dari lantai dua mengagetkannya.
"Kak Kai, kita ke konsernya bareng ya!"
"Oke!" balas Kaisar.
Ia sangat tahu bahwa adiknya itu menyayangi Lora lebih dari sekadar teman. Rasa-rasanya seluruh orang di rumahnya tahu, bahkan asisten rumah tangga mereka yang tidak bekerja seharian di rumah pun tahu.
Perkara Tania, Kaisar sama sekali tidak memahami apa visi dan misi adiknya sehingga menjadikan perempuan itu pacar. Tetapi selama Lora tidak tampak tersakiti oleh Awan, ia tetap akan mendukung adiknya, sebab ia yakin Awan begitu tulus menyayangi Lora dan mampu memperlakukan Lora dengan baik.
Dan karena Kaisar menyayangi Awan, ia memutuskan tak akan menjadi batu sandungan di jalan adiknya sendiri.
•••
.
..
.270321 • aku sedang di tahap menyesal membuat babak ekstra ini, karena aku sangat-sangat-sangat malas menulis. tetapi yang namanya janji harus ditepati bukan? ya inilah adik-adik, pentingnya untuk tidak bertindak implusif.
gimana nih kemarin pengumuman snmptn-nya? selamat ya buat yang lulus, tida usah sombong, anda-anda itu cuma butiran debu di alam semesta.
yang nggak lulus, belajar lebih giat lagi. kalau capek, yaudalah istirahat aja, baca wattpad, hati riang, abis itu overthinking lagi, tapi abis itu lanjut belajar lagi.
okelah, segini aja dulu ya adik-adik. kalian ada teori apa nih soal kaisar? ayo sini cerita teorinya. btw ini ekstra partnya sisa dua (rencananya). abis itu cerita ini benar-benar tamat. keut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detoksifikasi Dopamin dalam Lima Babak
Fiksi Remaja[novel] • telah tamat pada 10/01/21 Gelora menyadari bahwa ketika jatuh cinta, otaknya memproduksi dopamin dalam jumlah berlebih yang membuatnya ingin selalu bersama Awan-pria yang ia jatuh cinta padanya. Namun, jatuh cinta pada Awan adalah bencana...