BAB 45 : Garis Dua

100K 6.2K 2.5K
                                    

Ketika anak pertama dan kedua nikah cek :

******

Tidak terasa dua bulan lagi mereka akan menghadapi ujian sekolah, banyak sekali kenangan yang tercipta selama tiga tahun ini dimulai dari suka dan duka. Apalagi Lea dan Leo yang jatuh bangun membina rumah tangganya dengan segala permasalahan yang banyak menghampiri seperti saat ini.

“Leo sini.” Panggil Lea dari dalam kamar mandi.

Lantas Leo yang menunggu di luarpun langsung masuk guna melihat hasil tes urine Lea. Karena beberapa hari yang lalu Lea mengeluh kalau tamu bulanannya belum juga datang, apalagi dia juga merasakan payudaranya sedikit sakit ditambah lagi bawaannya selalu ingin tidur terus. Dia curiga kalau ada sesuatu di tubuhnya makanya dia menyuruh Leo untuk membeli testpack meskipun harus melalui perdebatan sengit terlebih dahulu.

“Gimana?” tanya Leo kepada Lea yang terlihat shock.

“Itu liat sendiri.” Ujar Lea seraya menunjuk ke arah tiga testpack yang sudah berjajar di samping gelas yang berisi urine.

Leo menoleh ke arah samping kemudian mengerutkan keningnya seraya mengamati garis yang tertera di sana.

“Kalo positif garisnya ada berapa?” tanya Leo setengah tidak percaya padahal di atas testpack itu sudah ada pemberitahuannya.

“Iqro Leo iqro.” Jawab Lea dengan sewot.

Leo menatap Lea masih dengan tatapan tidak percaya. “Dua?”

“Nggak, tiga!”

Leo mendecak kemudian mengguncang bahu Lea. “Serius kalo positif garisnya ada dua?”

Lea yang merasa risih kemudian melepaskan tangan Leo dari bahunya. “Iya ih, gak bisa baca apa?”

Sejenak Leo terlihat seperti orang linglung, pandangannya kembali melihat ke arah testpack tersebut lalu beralih menatap Lea lagi.

“L-lo, hamil?”

Bukannya menjawab, Lea malah memutarkan kedua bola matanya. Sudah jelas-jelas garisnya ada dua ya berarti hamil.

“Gila.” Gumam Leo seraya menggelengkan kepalanya. Semua tindakan itu tidak lepas dari pengamatan Lea.

“K-kok bisa?” tanya Leo yang menurut Lea merupakan pertanyaan tidak masuk akal.

“Ya bisalah, lo keluarinnya di dalem gila.” Ujar Lea dengan kesal, Leo pikir dirinya hamil sama cowok lain apa.

“Nggak gitu maksudnya, setau gue lo kan minum obat?”

“Mana gue tau. Gimana dong Leo gue takut dikeluarin dari sekolah? Padahal bentar lagi ujian.” Ujar Lea seraya mengguncang tangan Leo karena suaminya itu mendadak seperti orang yang linglung.

“Leo!” panggil Lea karena Leo tidak kunjung merespon.

Bukannya menjawab, Leo malah melepaskan genggaman Lea di tangannya lalu melengos pergi begitu saja. Brengsek. Lea yang melihat itu sontak langsung mengikuti Leo seraya berteriak.

“Heh! Lo mau lepas tanggung jawab gitu aja? Gila kali lo ya?”

Leo masih terus berjalan tanpa memperdulikan Lea yang berusaha menghentikan langkahnya.

“Leo! Dasar bajingan! Pengen enaknya doang, giliran dikasih anak lo nolak. Awas aja kalo sampe ngira ini bukan anak lo.” Ujar Lea dengan suara yang nyaring seraya meraih tangan Leo yang sudah bersiap membuka pintu kamar.

Mendengar itu membuat Leo membalikan tubuhnya, “ngomong apaan sih? Gue cuma butuh waktu buat mikir, tolong jangan ganggu dulu.” Setelah mengatakan itu Leo akhirnya pergi.

THE SECRET RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang