Mon maap lama up nya ya wkwkw
Jan lupa vote dan komen ;)
-----------------Setelah diawali dengan membaca doa menurut kepercayaan masing-masing, orang tua calon pengantin mengawali menyiram calon pengantin dengan air bersih dari pengaron yang telah ditaburi bunga siraman dan berisi dua butir kelapa hijau yang digandeng. Orang tua calon pengantin yang lebih dahulu mengguyur adalah ayah, kemudian ibu seraya menggosokkan konyoh manca warna dan landha merang kemudian diakhiri dengan guyuran tiga kali.
Dari tempat duduknya yang tidak jauh dari tempat penyiraman, Lea menyaksikan semua prosesi itu dengan khidmat beserta keluarga yang lain. Leo duduk disampingnya dan sesekali mengobrol dengan Pandu.
Sebelumnya Leo telah bertemu dengan Lestari, keduanya bercerita banyak hal membuat Lea sedikit mendumel karena dirinya merasa di acuhkan. Apalagi ketika gadis bersurai hitam dengan kulit kuning langsat itu menceritakan masa kecil Leo kepadanya seolah-olah gadis itu tahu segala hal tentang suaminya. Dan pada detik itu juga Lea telah memasang sinyal waspada kepada gadis bernama Lestari.
"Mau sate gak?" Bisik Leo. Lea menoleh. Gadis itu terlihat sangat mempesona ketika menggunakan kebaya dan sanggul disertai dengan riasan wajah yang cukup natural namun tidak menghilangkan karismanya bahkan ada beberapa tamu undangan yang berjenis kelamin laki-laki menatapnya secara terang-terangan.
Leo menggerakan dagunya ke arah stand makanan. Lea mengikuti arahan Leo setelah itu menggeleng ternyata disana ada Lestari.
"Gak."
"Satenya enak lho."
"Yaudah sana kalo lo mau, gue mau disini."
Leo tidak beranjak malah menaruh tangannya di pundak Lea kemudian berdehem sebentar setelah itu berbisik.
"Kalo ada masalah ngomong."
Lea berusahan menjauhan tangan Leo karena dirinya merasa tidak enak dengan para tetua dan sanak saudara Leo yang saat ini memperhatikannya meskipun tidak secara terang-terangan.
"Apa sih, enggak. Lepas ini tangannya, malu diliatin." Bisik Lea.
Leo tak kunjung menjauhkan tangannya. "Katanya temen gue pengen deket sama lo."
Lea menoleh, "siapa?"
Leo melepaskan rangkulannya. Pandangannya lurus ke depan. "Lestari."
Setelah mendengar jawaban itu Lea segera memutarkan kedua bola matanya. "Dih. Kalo mau deket mah ya deket aja gak perlu ngomong dulu sama lo. Modus banget."
"Bukan gitu, dianya ngerasa gimana gitu kalo tiba-tiba langsung sksd. Lagian lo juga kalo ketemu orang biasain senyum ramah sampe mata."
*sksd= so kenal so dekat*
"Lah, emang gue suka senyum."
"Tapi tadi nggak, makanya dia ngerasa gak enak sama lo."
"Dih baperan, dianya aja yang gak ngeliat. Gue mah biasa aja, resiko orang cakep ya begini tiap ada salah dikit langsung digedein. Tau gini mending gue gak usah senyum aja sekalian toh dia juga sibuk ngobrol sama lo." Tutur Lea dengan suara yang masih pelan.
"Udah, gue tadi ngomongnya dikit." Tegur Leo, kebiasaan Lea ya seperti itu. Lawan bicaranya berbicara sedikit tapi Lea balas dengan kalimat yang panjang lebar sampai keluar dari topik pembicaraan.
"Ya lagian ribet banget, kalo mau deket mah ya ayo deket. Dikira gue setan sampe dia takut kayak gitu. Kecuali kalo dianya mau modus doang deketin gue biar bisa deket lagi sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET RELATIONSHIP
Teen FictionBELUM REVISI!!! Pernikahan dini hasil dari perjodohan dadakan memang terdengar tabu di era modern seperti ini. "Remaja SMA berumur 16 tahun menikah karena dijodohkan," mungkin itu yang akan menjadi headline di majalah atau sebuah koran. Tapi tenang...