KALO PART INI KOSONG / TULISAN ACAK-ACAKAN / KATA YANG BERULANG. COBA HAPUS DULU CERITA INI DARI PERPUSTAKAAN KEMUDIAN ADD LAGI.
KARENA SEBAGIAN PART SUDAH DI REVISI JADI BEBERAPA PART MENGALAMI GANGGUAN.
******
Jangan lupa vote, follow, dan share ya anak baik;)******
Setelah berusaha menyingkirkan Lea yang ujung-ujungnya berakhir ketiduran, Leo akhirnya terbangun pada pukul setengah dua belas siang. Ketika sadar dengan posisinya yang berpelukan lantas Leo langsung melepaskannya secara perlahan karena takut mengganggu Lea yang masih tidur kemudian mendudukkan dirinya.
Tidak lupa Leo merapikan rambut yang acak-acakan. Rambut coklat sedikit panjang itu sudah pasti akan langsung di razia jika ketahuan oleh guru BK. Dan juga aksesoris yang melingkar di jari manisnya ini, sebuah cincin lambang pernikahannya dengan Lea pasti akan ikut di razia juga. Untung saja tadi ketika di sekolah tidak ada yang menyadari jika dirinya memakai cincin. Leo terlihat berpikir sejenak seraya memperhatikan cincinnya dan sebuah ide tiba-tiba muncul dengan segera dia melepaskan kalung perak yang melingkar di lehernya.
Sebuah kalung milik Kakak perempuannya yang dia ambil ketika masih SMP, usia keduanya hanya terpaut dua tahun. Alasan Leo melakukan hal itu karena sangat menyukai bandulnya yang berbentuk bulan sabit.
Setelah kaitannya terbuka, Leo langsung memasukan cincin nikah yang telah dia lepas dari jari manisnya ke dalam kalung. Dijadikannya cincin tersebut sebagai bandul untuk menemani bulan sabitnya. Kemudian dia memakai kembali kalung itu ke lehernya meskipun agak kesusahan.
Selesai sudah, satu masalah telah dia atasi. Jadi saat ini dirinya tidak perlu takut untuk ketahuan jika sudah menikah. Setelah itu Leo beranjak pergi ke arah kamar mandi untuk membasuh wajah supaya kembali segar.
Setelah selesai, Leo memutuskan untuk pergi ke dapur karena saat ini perutnya butuh asupan makanan. Tidak lupa dia membawa handphonenya yang ditaruh di atas nakas.
Leo duduk di kursi makan kemudian memanggil Bi Sumi.
“Bi.” Panggil Leo sambil mengotak-atik handphone lalu mengaktifkan data yang sejak pulang dari sekolah dia non-aktifkan.
“Iya.” Sahut Bi Sumi terdengar dari arah belakang.
“Mas Leo mau makan?” tanya Bi Sumi ketika sudah berada di samping Leo.
“Bibi gak masak?” tanya Leo ketika melihat isi tudung saji yang ternyata kosong.
Asisten rumah tangga yang seumuran dengan ibunya itu hanya cengengesan sambil menggaruk tengkuknya.
“Itu, anu, emm, Bibi kira Mas Leo gak bakal kesini, jadi Bibi gak masak hehe.” Ujar Bi Sumi yang merasa tidak enak.
Leo mengerutkan keningnya. “Terus Bibi makan apa?”
Bi Sumi kira tuan mudanya akan marah tapi ternyata tidak, dia malah mengkhawatirkan keadaannya. Semua orang yang selama ini menganggap Irene tidak mendidik Leo dengan benar ternyata salah. Setahu Bi Sumi, Irene telah mendidik Leo dengan benar, buktinya dia sangat menghormati orang yang lebih tua meskipun kelakuan di sekolahnya sangat badung.
“Tadi Bibi sarapan nasi goreng, kalo Mas Leo mau makan Bibi masakin sekarang.”
“Ya udah, tolong buatin nasi goreng aja, minumnya jus mangga sama air putih dingin.” Pinta Leo dengan pandangan masih ke arah ponselnya.
Setelah mengaktifkan data ternyata banyak sekali notifikasi yang masuk. Semua itu dari grup chat dan instagram. Pasti saat ini teman-temannya tengah ribut di grup chat. Makanya Leo sangat malas untuk mengaktifkan data.
Bi Sumi mengangguk paham kemudian pergi ke dapur guna membuatkan Leo makanan.
ROMUSA
(Rombongan Muka Susah)
Adnan : Bissmilahirohmannirohim
Adnan : Assalamualaikum kawand-kawand ku
Aldy : Wa'alaikumsalam Ustad Husen
Adnan : Masya Allah tabarakallah akhi
Bagus : Langsung ke inti aja napa Nan ribet amat bahasa lu
Joseph : 2in
Fakhri : 3in
Adnan : Sabar 2x
Adnan: Jadi gini, berhubung Paduka Nunu lagi kagak ada, ayolah kawanku kita pulang lebih dulu awokwok
Aldy : Jadi gua persingkat maksud dari saudara Adnan yang tidak terhormat ini, kuylah minggat jinx
Fakhri : Repot amat idup lu berdua, ayo lah
Bagus : Kagak ada minggat-minggat!
Joseph : Gue ngikut aja
Bagus : Tobat woy ntar di hukum lagi
Adnan : Kita harus kompak Gus masa kalah sama ibu-ibu zumba
Bagus : Kali ini saya no
Fakhri : Gak asik lo Gus
Joseph : Kalo mau minggat ya cepetan ntar keburu Paduka Nunu dateng
Adnan : Ya ayok gue mah siap dari tadi juga
Bagus : Jangan gila kek si Leo lo pada, diamuk baru tau rasa
Adnan : So susi lo Gus @Bagus
Aldy : Suci tolol
Adnan : Halah same aja
Bagus : Bicit bingit lo Nan emang dari dulu gue suzi @Adnan
Aldy : SUCI GOBLIG SUCI ARI SIA @Bagus
Adnan : Iyain. Gimana ikut minggat gak lo?
Bagus : Ribet banget idup lo Dy kayak rumus matematika
Bagus : Kagak, pelajaran Paduka Nunu gue mau tobat dulu @Adnan
Adnan : Gue traktir deh @Bagus
Bagus : Astaghfirulloh. YAUDAH AYOK
Adnan : Yeuu si kadal giliran ditraktir lo paling lantang @Bagus
Bagus : Yang pentingkan perut kenyang, minggat juga butuh tenaga sahabat
Adnan : Bahasa lo tinggi amat Gus kayak harapan
Bagus : Curhat mulu lo Nan dikira gua Mamah Dedeh
Fakhri : Ribut amat lu berdua padahal duduk deketan @Adnan @Bagus
Bagus : COT lu Fak.
Fakhri : A en je a ye panggilan lo bisa dikondisiin gak brader? gak enak banget hamba dengernya @Bagus
Aldy : Si leo keman si? Maen ngilang aja kaya gebetan
Bagus : Curhat lagi @Aldy
Fakhri : Gak tau gue. Katanya ijin tapi gak balik-balik
Aldy : Ijin balik ke rumah makanya kagak balik lagi
Joseph : Nanti gue chat. Sekarang ayo atuh kemon kita melunzur
Adnan : kuylah
Aldy : Bissmilahirohmannirohim
Leo hanya menggelengkan kepala ketika melihat isi chat teman-temannya yang tengah merencanakan aksi pembolosan yang didalangi oleh Adnan.
Tobatnya hanya tobat sambal, jika Leo di sana pasti dia juga akan melakukan hal yang sama, lari dari pelajaran Pak Nunu yang membosankan. Tadi saja kalau Pak Nunu tidak keburu masuk ke kelasnya sudah pasti komplotan Leo telah melarikan diri sejak awal, tidak seperti sekarang.
Leo segera keluar ketika grup chatnya tidak ada yang menyahuti, mungkin mereka telah menjalankan aksinya. Lantas dia beralih membuka instagram yang sedari tadi terus bermunculan notifikasi.
Hanya ada DM yang tidak jelas dan komentar yang meminta follback. Tiba-tiba ada rasa penasaran menghinggapinya.
Lantas Leo langsung mengetikan sebuah nama di kolom pencarian, Learakhanza. Nama itu terpampang jelas di sana setelah itu dia membuka instagram Lea yang tidak di private. Lalu melihat snapgramnya dan di sana ada sesuatu yang menarik perhatiannya yaitu gambar dirinya yang tengah tertidur pulas dipelukan Lea, bahkan saat itu Leo tidak sadar kapan Lea memotretnya. Memang wajahnya tidak tampak jelas tapi Leo mulai khawatir jika orang-orang akan mengenalinya.
“Leo, gue kira lo ke rumah sakit.” Tegur Lea yang baru saja sampai di meja makan. Sebab ketika dia bangun Leo tidak ada di sampingnya.
Lea duduk di sebelah kursi Leo.
“Lo apaan sih pake bikin snapgram foto gue segala kalo orang-orang tau gimana?” tanya Leo langsung tanpa berbasa basi terlebih dahulu.
“Foto yang mana?” kernyit Lea.
“Jangan pura-pura gak tau. Gue udah liat sendiri snapgram lo.” Ujar Leo terdengar kesal.
Lea terdiam sebentar mencoba mengingat foto apa yang Leo maksud.
“Oh iya.” Pekik Lea yang baru ingat ternyata foto yang dimaksud Leo adalah foto pria itu yang sedang tertidur dipelukannya.
“Ya gapapa kali mukanya gak keliatan ini.” Sahut Lea terdengar santai.
Jika tadi Leo menganggap enteng gagasannya mengenai kisah di novel, kali ini giliran Lea yang berbalik munuduh Leo terlalu parno sama hal yang belum tentu akan kejadian. Baru juga bikin snapgram yang wajahnya saja tidak jelas, cowok itu malah marah-marah, apalagi kalau posting foto yang memperlihatkan seluruh wajah Leo dengan jelas di feed, sudah pasti Lea akan habis.
“Gapapa-gapapa dari Hongkong. Kalo ada yang nyadar itu gue gimana? Lo mau di bully sama fans gue?” ujar Leo setengah menyombongkan diri.
Lea mendelik. “Ya udah kali, udah terlanjur ini. Sok ngartis banget lo, lagian siapa sih yang berani ngebully gue? Bakal gue jabanin itu orang.”
“So berani lo Lea kayak preman pasar.”
Mendengar pernyataan Leo membuat Lea melebarkan matanya. “Terus aja sebut gue segala macem sampe mulut lo berbusa.” Ujarnya seraya mendengus kesal.
Heran setiap apa yang dilakukan olehnya selalu saja buruk dimata Leo. Orang cantik emang gini kali ya? Pikir Lea.
“Gak perlu lo suruh juga udah gue lakuin.” Sahut Leo dengan fokus masih ke arah ponsel tanpa memperdulikan raut wajah Lea yang terlihat kesal.
“Kok bisa tau gue posting foto? Lo stalking gue ya?” selidik Lea dengan mata memicing.
Mendengar itu membuat Leo sedikit salah tingkah karena bingung harus menjawab apa mana mungkin dia jujur kalau memang benar dirinya stalking instagram Lea, tidak akan pernah. Pasti Lea akan besar kepala.
“Enak aja. Gue, gue dapet kabar dari si Bagus, asal lo tau aja dia fans lo, sampe-sampe ngirimin foto yang lo posting ke grup chat kita. Gue yakin pasti dia lagi patah hati sekarang.” Sangkal Leo dengan yang mengkambing hitamkan Bagus.
Sebisa mungkin Leo meyakinkan Lea. Meskipun dia tidak yakin kalau perempuan itu akan percaya dengan alasannya.
Lea menatap mata Leo lekat-lekat mencoba untuk mencari kebohongan dari ucapan suaminya. Hal itu berhasil membuat Leo salah tingkah. Tapi untung saja Bi Sumi datang menginterupsi perdebatan Lea dan Leo. Beliau menaruh nasi goreng beserta minumnya di atas meja makan.
“Eh Neng Lea udah bangun, mau Bibi masakin juga?” tanya Bi Sumi ketika mendapati Lea yang juga sedang duduk dengan tuan mudanya.
“Gak usah Bi, nanti aja.” Jawab Lea sambil tersenyum ramah sedangkan Leo sudah asik menikmati nasi goreng sosis buatan Bi Sumi yang terlihat sangat menggugah selera.
“Yaudah kalo gitu Bibi tinggal ke belakang dulu ya.”
Lea tersenyum kemudian mengangguk. “Iya.”
Setelah kepergian Bi Sumi, Lea memperhatikan Leo yang tengah asik makan. Sepertinya Leo sadar jika ada yang memperhatikannya. Dia mendongak menatap Lea yang terlihat mupeng.
“Kenapa? Mau?”
Lea menggeleng bodoh, dalam hati dia ingin sekali meminum jus mangga itu yang terlihat menggoda di matanya. Tapi dia gengsi. Leo kembali melanjutkan makannya, tidak peduli kalau Lea masih saja memperhatikan.
“Kita udah nikah, tapi gue gak punya nomor kontak lo, masa tiap ada apa-apa harus hubungin lo lewat instagram terus sih? Kan gak tiap hari lo aktif di instagram.” Celetuk Lea setelah beberapa saat.
Leo mendongak setelah itu meminum air putihnya, “ngomong aja lo minta kontak gue.”
“Gue gak perlu ngomong langsung, lo yang harusnya sadar diri, gak gentle banget. Masa cewek minta kontak cowok duluan.”
“Bukannya gak gentle. Siapa tau aja gue lupa.” Balas Leo tidak terima. Lagi-lagi cowok yang di salahkan.
“Ya udah mana nomernya.” Lea tidak ingin memperpanjang perdebatannya dengan Leo.
Leo mendengus kemudian menyodorkan handphonenya yang berada di atas meja. Dengan maksud agar Lea sendiri yang memasukan nomornya. Soalnya Leo tengah sibuk makan saat ini.
“Gue gak tau passwordnya.”
“Ck, 180618.” Ujar Leo dengan sedikit dongkol. Sedari tadi Lea terus saja mengganggunya yang hendak memasukan makanan ke dalam mulut.
Lea mengernyit setelah ingat akan satu hal. “Tanggal nikah kita?”
Dijawab anggukkan oleh Leo “Gimana? Romantiskan gue?” tanyanya sambil menggerakan alis naik turun.
Lea mencebik. “Biasa aja.”
Setelah itu mengetikkan password tadi di ponsel Leo kemudian mengetik lagi nomor handphonenya yang langsung terhubung ketika Lea mencoba untuk menghubungi.
Dengan iseng Lea membuka percakapan WA milik Leo. Banyak sekali pesan masuk rata-rata dari perempuan yang menurut Lea cukup cantik. Ada dari siswi terfamous di sekolahnya sampai siswi sekolah lainpun satu kontak dengan Leo. Kalau tidak ingin sakit hati mending tidak usah mencari penyakit, mungkin kalimat itu sangat cocok untuk Lea saat ini yang nekat melihat isi handphone milik Leo.
Karena sudah terlanjur penasaran akhirnya Lea membuka salah satu pesan yang menarik perhatiannya. Pesan itu sepertinya baru dikirim tadi pagi. Karena tanggalnya menunjukan hari ini.
Ada pesan dari Maura salah satu primadona dari angkatannya yang baru-baru ini Lea dengar selalu di jodoh-jodohkan dengan Leo. Isi pesannya kurang lebih Maura minta dijemput oleh Leo karena mobilnya sedang dipakai, tapi fokus Lea bukan ke hal itu melainkan Maura yang sudah berani menambahkan kata 'sayang' disetiap kalimatnya, dan Leo juga sepertinya nyaman dengan panggilan itu sampai tidak bereaksi apapun. Tidak bisa dibiarkan.
Langsung saja Lea keluar dari pecakapan itu yang sepertinya telah berakhir ketika keduanya berangkat sekolah. Tubuhnya terasa terbakar. Apalagi ketika Maura dengan berani menyebut Leo dengan panggilan sayang. Dih lebay banget pikirnya. Hubungan mereka harus segera diakhiri. Persetan jika status keduanya berpacaran ataupun tidak. Pokoknya status Lea lebih tinggi dari Maura.
Lea bukan marah karena cemburu tapi dia marah karena tidak suka saja melihat kelakuan seorang pria yang sudah beristri tapi masih berhubungan dengan perempuan lain, seolah-olah mereka menilai derajat perempuan itu sangat rendah sehingga tidak patut untuk dihargai.
“Lo gila ya, Leo.” Ujar Lea seraya menaruh handphone di atas meja makan dengan sangat keras. Membuat Leo yang tengah minum seketika tersedak.
“Bisa-bisanya lo main api di belakang gue. Kalo sekiranya lo punya pacar kenapa mau nikah sama gue? Lo tau gak? Kalo gue paling anti sama cowok yang doyan selingkuh apalagi tukang bohong. Jadi gue kasih lo pilihan, putusin pacar lo atau lepasin gue? Gue saranin lo pilih opsi yang kedua karena gue yakin kalo gue bisa dapetin yang jauh lebih baik dari lo.” Ujar Lea panjang lebar tanpa memperdulikan Leo yang tengah terbatuk-batuk seraya menepuk dadanya.
“Ayo jawab.” Desak Lea.
“Tunggu uhuk-uhuk.” Leo diam sejenak mencoba menarik nafas lalu mengeluarkannya secara perlahan, setelah batuknya reda lantas dia minum lagi sedikit guna membasahi tenggorokannya yang gatal.
“Maksud lo apa? Yang gue tangkep tadi lo ngomongin tentang selingkuh? Siapa yang selingkuh?” tanya Leo kurang paham, boro-boro mendengarkan ocehan Lea dirinya saja sedang berada diambang hidup dan mati karena tersedak jus mangga dan Lea malah mengoceh tidak jelas bukannya membantunya.
Lea melihat Leo dengan pandangan kesal. “Ya siapa lagi kalo bukan lo? Udah punya pacar kok mau aja disuruh nikah sama gue, mana gebetan lo banyak banget lagi, dasar buaya darat. Gue itu kayak istri yang gak ada harga dirinya banget di mata lo.”
“Tunggu-tunggu, lo ngomong apaan sih sumpah gak jelas banget lo. Gue juga gak punya pacar anjir, gila kali ya maen nuduh-nuduh aja. Kalo mau pisah mah baik-baik gak usah pake fitnah-fitnah segala.” Ujar Leo yang akhirnya ikutan kesal, tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba Lea menuduhnya macam-macam kan aneh.
“Dih pake nanya lagi, gak usah nyangkal buktinya ada di hp lo, kalo bukan pacar terus siapa? Kok berani banget panggil sayang-sayangan. Krisis kasih sayang ya lo? Haha kasian banget sampe ngemis sama orang lain buat manggil sayang. Terus gue liat-liat kayaknya gak cuma satu orang yang manggil lo sayang, sehaus itu ya lo? Miris banget.” Ujar Lea dengan sarkasme, kalau sudah berurusan dengan mulut cabe Lea jangan harap tidak sakit hati.
Mendengar perkataan Lea membuat ego Leo sedikit tersentil, sekuat tenaga dia menahan amarahnya dengan cara mengepalkan kedua tangan dan juga menegaskan di dalam hatinya kalau Lea itu seorang perempuan jadi tidak pantas dibalas dengan kekerasan fisik.
Lea yang masih saja mengoceh dengan merendahkan Leo tanpa tahu kalau orang yang saat ini sedang direndahkannya memiliki sifat temperamental yang kapan saja bisa dengan mudah melukainya.
“Stop Lea, gak ada yang selingkuh.” Ujar Leo dengan suara yang dalam terdengar mengintimidasi.
Seketika Lea bungkam, namun terpancar di dalam matanya dia menuntut penjelasan.
“Kalo orang yang lo maksud itu si Maura, dia bukan pacar gue. Gue juga gak minta dia ataupun yang lainnya buat manggil gue sayang, gue gak sehaus itu buat minta orang-orang manggil gue sayang.” Jelas Leo.
Lea masih bungkam seraya membuang muka.
“Kalo lo gak percaya, gapapa. Kalo lo mau pisah silahkan, soalnya gue gak bakal maksa orang yang gak serius buat nemenin gue sampe mati. Yang jelas lo perlu inget Lea, kalo gue gak kayak apa yang lo tuduhin, gue gak selingkuh.” Ujar Leo setelah itu dia pergi ke kamarnya guna menenangkan diri, selera makannya telah hilang seketika.
Ini merupakan pertengkaran pertama untuk keduanya, untung saja baik Leo maupun Lea tidak sampai marah meledak-ledak yang saling meneriaki satu sama lain.******
TBC
VOTE oke ;))
Follow official akun instagram :
@ Leoterrarigel
@ Learakhanza
@ Maurajasmineee
@ Ssh_andra
@ Taniatanuwidjaya
@ Alanahndt_
@ Salshaasha
@ Josep_hharis
@ Baaguss.ak
@ Fakhriyansah
@ Aing_Aldyfahmi
@ Adnanhusenofficial
@ UniJuni_29
Jangan lupa follow akun Wattpadnya, nanti di private soalnya banyak plagiat.
#sudahdirevisi
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET RELATIONSHIP
Teen FictionBELUM REVISI!!! Pernikahan dini hasil dari perjodohan dadakan memang terdengar tabu di era modern seperti ini. "Remaja SMA berumur 16 tahun menikah karena dijodohkan," mungkin itu yang akan menjadi headline di majalah atau sebuah koran. Tapi tenang...