"Pagi." Sapa Lea yang baru saja bangun dan melihat Dyra berada di dapur tengah duduk dimeja makan menikmati sarapannya hanya dengan seiris roti dan teh hangat. Lea meraih gelas kemudian mengisinya dengan air putih.
"Pagi." Balas Dyra.
Villa masih sepi secara jam baru saja menunjukan pukul enam. Masih terlalu pagi bagi mereka yang semalam tidurnya larut buat bangun. Hanya ada beberapa orang yang sepertinya tengah menghirup udara segar di pagi hari ini. Keadaan di ruang televisi dan ruang tamu masih berantakan dengan bungkus makanan yang bertumpuk di atas meja serta orang-orang yang tidur beralaskan kasur lantai yang tergelar.
"Mereka belum bangun?" Tanya Dyra.
Lea mengedikan bahunya. "Belum. Gue gak tau kalo si Daffa juga pindah."
Lea kaget ketika pagi-pagi mendapati dirinya tidur di apit oleh kedua laki-laki. Mana ganteng-ganteng lagi. Kalau kata Daffa, Lea sudah seperti lonte profesional. Belum lagi ketika dia hendak turun dari kasur netranya tidak sengaja menemukan Daffa yang tidur tergeletak di lantai hanya beralaskan karpet dan bantal sofa padahal kalau mau Daffa bisa tidur di sofa tapi emang dasar otaknya di dengkul untung saja tidak Lea injak.
"Gue juga gak tau. Semalem si Leo pindah jam berapa? Gue sadar sih pas si Leo pindah cuma ya males melek aja."
"Gak tau gak liat jam. Tau bakal ada yang numpang harusnya semalem kita kunci aja pintunya." Lea meraih roti kemudian mengolesinya dengan selai coklat karena hanya ada itu saja disini.
"Harusnya sih gitu."
Kemudian keduanya menikmati makanan dengan keheningan.
******
"Leo." Panggil Lea dari arah dapur. Di rumah hanya ada Lea dan Leo karena kemarin Irene, Bi Sumi serta suaminya pergi ke Thailand dua minggu setelah Lea dan Leo kembali dari Bogor.Tidak ada sahutan, Lea kembali memanggil Leo.
"Leo." Panggilnya dan masih sama untuk panggilan ke tiga kali, tidak ada sahutan. Lea heran padahal perasaan tadi Leo berada di ruang televisi tengah bermain game. Malahan Leo sendiri yang menyuruhnya memasak setelah pulang sekolah.
Karena tidak ada sahutan akhirnya Lea mematikan kompor yang tengah memasak nasi goreng setelah itu pergi ke ruang televisi. Dan apa yang Lea dapatkan? Leo tidak ada di ruang televisi, playstation-nya pun masih menyala. Kemana dia pikir Lea.
Mungkin Leo sudah mencium bau-bau perbudakan. Karena setelah Irene pergi, Lea yang menguasai rumah ini dan tugas Leo yaitu menuruti keinginan Lea apalagi dirinya lagi-lagi ketauan jalan sama cewek bernama Nadia yang waktu itu di ajak kenalan di sekolah.
Lea mencari Leo ke kamar tapi tidak ada, ke halaman juga tidak ada apalagi ke ke belakang rumah sudah pasti tidak mungkin karena satu-satunya akses ke belakang rumah yaitu lewat dapur. Lea pusing sendiri, dia hanya ingin menyuruh Leo untuk membeli kecap ke warung tapi dia malah ngilang. Ditelpon juga percuma karena handphone Leo ada di sofa.
Dengan perasaan jengkel akhirnya Lea memutuskan untuk kembali memasak nasi goreng walaupun tanpa kecap semoga saja masih enak untuk dimakan.
Dan tidak lama kemudian Leo muncul di ruang televisi yang sudah ada Lea dengan dua piring nasi gorengnya. Kalian tau apa yang Leo bawa? Es serut. Tadi dia pergi untuk mengejar tukang es serut.
"Lah ini nasi goreng atau nasi kucing?" Tanya Leo setelah duduk lesehan di samping Lea. Dia meneliti nasi gorengnya.
Lea tidak menjawab, dia malah balik bertanya disertai kegeraman yang sudah menggunung. "Lo tuh ya dari tadi gue cariin, sampe tenggorokan gue sakit tapi gak ada dirumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET RELATIONSHIP
Teen FictionBELUM REVISI!!! Pernikahan dini hasil dari perjodohan dadakan memang terdengar tabu di era modern seperti ini. "Remaja SMA berumur 16 tahun menikah karena dijodohkan," mungkin itu yang akan menjadi headline di majalah atau sebuah koran. Tapi tenang...