BAB 23 : Surganya Dunia di Atas Gunung

305K 14.5K 726
                                    

VOTE, KOMEN, FOLLOW DAN SHARE
******

Setelah memakan waktu kurang lebih tiga jam setengah saat ini rombongan dari SMA Kartini telah sampai di Camp David untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan menuju pos satu yang diperkirakan akan memakan waktu sekitar satu jam lebih bila diselingi dengan istirahat.

Udara sejuk telah terasa menyentuh kulit sejak dari awal masuk jalur hingga saat ini. Beberapa murid perempuan banyak sekali yang mengambil gambar untuk mereka posting di sosial media sebagai ajang pamer begitupun dengan Lea dan teman-temannya yang sedari tadi sibuk mengabadikan momen menggunakan kamera DSLR milik Leo.

Sedangkan Leo sendiri saat ini malah duduk di samping bus bersama teman-temannya sambil asik menikmati sebatang rokok dan segelas kopi panas yang mereka beli dari penjual di sekitar sana.

“Yo, pulang nanti tukeran tempat duduk ya?”

Leo yang sedang asik merokok menatap Bagus dengan alis yang terangkat sebelah.

“Apa Gus?” tanya Leo kurang paham.

Bagus nyengir. “Nanti pas pulang gue kepengen duduk sama si Lea. Kita tukeran ya brader? Plislah dukung temen lo yang mau pedekate ini.” Ujar Bagus sambil menaik turunkan alisnya. Namun belum sempat Leo menjawab Fakhri telah terlebih dahulu menoyor kepala Bagus.

“Enak aja, gak bisa gak bisa, Si Lea biar duduk sama Si Leo aja udah. Kita saingannya harus sportif dong, Gus.”

Bagus meringis, mengusap sebelah kepalanya. “Sakit ajig. Bukannya lo sama Si Sandra ya?”

“Iseng doang gue mah. Masih tetep Neng Lea yang jadi prioritas.” Fakhri menghisap kembali rokoknya. Anak monyet Pak Asep yang satu ini memang benar-benar meresahkan, orang-orang yang dekat dengan Lea sengaja dia pepet.

“Lah kirain, jangan sering baperin anak orang lo, dapet karma baru tau rasa.” Sahut Adnan yang duduk di sebelah Joseph.

“Dengerin tuh goblok, lo cocoknya sama si Sandra, udah sama dia aja biar Si Lea sama gue.” Timpal Bagus sangat setuju.

“Ma—” Fakhri bersiap membalas ucapan Bagus namun suara Pak Asep melalui toa telah terdengar nyaring memotong pembicaraannya.

“Tes...tes..kepada seluruh rombongan dari SMA Kartini diharap segara berkumpul disumber suara sekarang!”

Semua murid yang asik dengan kegiatannya masing-masing langsung berkumpul begitu mendengar suara Pak Asep. Untung saja mereka semua tidak ada yang istirahatnya di tempat yang jauh, mungkin karena masih awam jadi mereka beristirahat hanya disekitaran mobil terparkir dan itu tentu memudahkan Pak Asep untuk memanggil.

“Sudah berkumpul semua?”

“Sudah.” Sahut murid-murid yang berbaris di depan Pak Asep.

“Baik, saya minta perhatiannya sebentar. Di sini saya akan memberitahu kembali jalur apa yang akan kita tempuh untuk mencapai Pondok Selada. Pertama kita ke Pos 1 setelah itu ke Pos 2, karena kalian masih pemula perjalanan menuju Pos 2 saya tegaskan untuk mengambil jalur normal. Karena murid yang ikut cukup banyak jadi saya akan membagi beberapa kelompok, yaitu bus satu menjadi kelompok satu, bus dua menjadi kelompok dua begitupun seterusnya. Disetiap kelompok akan ada orang yang bertugas untuk menjadi guide, dikelompok satu saya sendiri, dikelompok dua ada Leo, Adnan, dan Joseph karena mereka bertiga sudah berpengalaman, bukan begitu anak-anak?”

THE SECRET RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang