BAB 43

208K 15.2K 9.8K
                                    

Jangan lupa follow, vote dan komen, kalau perlu share ketemen-temen kalian :))

Sebagian part udah direvisi, kalo ada kata yang ke ulang segera hapus dari perpustakaan kemudian add lagi. Karena part yang di revisi makin oke.

Kalo masih tetep ke ulang atau sebagian kata hilang, coba hapus dulu terus log out abis itu log in lagi.

Instagram : unijuni_29 kalau up suka dikasih info lewat ig.

******

"Aw!" Pekik Leo ketika Lea yang tengah membersihkan wajahnya tidak sengaja menekan luka yang belum kering di sekitar alis.

"Sakit ya?" tanya Lea, dia ikutan meringis.

Leo mendengus, "pake nanya lagi." Gumamnya.

"Ya maaf, kan gak sengaja. Kirain tadi udah kering." Ujar Lea kemudian melanjutkan kembali kegiatannya membersihakn wajah Leo supaya tidak kusam setelah itu mengaplikasikan masker wajah yang berwarna hitam.

Definisi merawat orang sakit yang benar-benar dirawat mulai dari kaki hingga kepala. Bahkan selama satu minggu Leo di rumah sakit sudah tidak terhitung lagi Lea mengotak-atik tubuhnya seperti boneka salon, dimulai dari memakaikan kutek kuku hingga sekarang masker wajah. Sedangkan Leo pasrah saja, namanya juga orang sakit tidak bisa berbuat apa-apa selain menggerutu.

"Enak kan? Dingin? Ini masker banyak khasiatnya tau. Ntar muka lo jadi kenyal, shinning, shimering, splendid, terhindar dari dosa-dosa." Ujar Lea setelah beres mengaplikasikan masker di wajah Leo.

"Luka gue gimana? Gak lo maskerin kan?"

"Nggaklah, gue juga mikir kali." Jawab Lea seraya membereskan skincare yang telah digunakan.

"Ntar temen-temen gue tiba-tiba dateng gimana?" tanya Leo mengutarakan kerisauannya setiap kali Lea menjadikan dirinya boneka percobaan.

Lea menoleh kemudian memperhatikan wajah Leo. Sumpah kalau Leo ditaruh di tempat gelap pasti tidak akan kelihatan pikirnya.

Namun Lea segera menghempaskan pikirannya itu lalu menjawab, "ya gapapa, lo masih cakep kok."

"Lo jangan ngomong dulu Leo, ntar maskernya retak." Ujar Lea lagi ketika melihat Leo hendak membuka mulut.

Jam baru saja menunjukkan pukul tiga sore, dan disini dia hanya berdua dengan Leo karena Ayah mertuanya dari kemarin telah kembali ke Jakarta katanya ada rapat penting namun akan kesini lagi besok, Kakak iparnya tengah menemui teman-teman semasa SMA sedangkan Ibu mertuanya saat ini masih kerja.

Guna membunuh rasa bosan, Lea memilih memainkan handphonenya seraya rebahan di sofa, dia menghiraukan Leo yang tengah menunggu maskernya kering. Namun ketika tengah asik dengan dunia masing-masing tiba-tiba saja keduanya mendengar suara berisik dari arah luar seperti orang yang tengah berdebat.

"Siapa sih berisik banget, udah tau di rumah sakit." Dumel Lea masih dengan posisinya.

Tidak berselang lama suara itu semakin nyaring.

"Lo aja yang ketuk."

"Lo aja Gus, gak berani gue."

THE SECRET RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang