BAB 38 : Belum Di Revisi

280K 16.3K 4.9K
                                    

Kurang lebih sudah satu minggu Lea masuk sekolah, sejauh ini lancar-lancar saja tidak ada halangan atau apapun itu paling saling sindir dengan Sandra yang kini sudah semakin jauh untuk dijangkau dalam artian sudah Lea hempaskan dari area pertemanannya.

Satu jam sebelum istirahat guru yang mengajar sudah keluar katanya ada rapat dadakan yang dibina langsung oleh pemilik yayasan akan tetapi mereka tidak bisa istirahat lebih awal kalau ada yang nekat keluar akan dicatat oleh ketua kelas setelah itu dilaporkan kepada guru yang bersangkutan, menyebalkan memang. Alhasil Lea dan teman sekelasnya memilih berdiam diri sampai bel istirahat berbunyi.

Lea merebahkan kepalanya di atas meja sambil memainkan ponsel sedangkan teman-temannya ada yang touch up, bergosip, bernyanyi, lari-lari tidak jelas dan mojok, intinya semua itu membuat kelas sangat berisik.

"BERAGAM BUDAYA, BEGITU MENGAGUMKAN, KEELOKAN ALAM YANG OH SUNGGUH MEMPESONA!" Tiba-tiba terdengar suara Aldy menyanyi sambil berjalan memasuki kelas Lea dengan percaya diri diikuti Leo, Bagus, Fakhri dan Adnan.

Semua orang termasuk Lea menengok kearah rombongan Leo yang sangat berisik.

Bagus melanjutkan nyanyian Aldy kemudian menghampiri Lea yang sudah kembali menaruh kepalanya di atas meja. "Indahnya Leaku, kucinta aku terpanah." Bagus melebarkan kedua tangannya.

"Pesona Lea Khanza." Sambung Aldy, Fakhri dan Adnan dibuat seperti paduan suara sedangkan Leo hanya diam memperhatikan ulah teman-temannya. Padahal niat awal mereka kesini karena ingin menyusul Joseph yang tengah mojok bersama Salsha.

"Berisik! Mulut lo semua bau comberan!" Sahut Lea kesal karena sekarang dirinya menjadi pusat perhatian.

"Buset, kasar si mbaknya." Ujar Bagus tidak tahu malu setelah itu bersiap akan duduk disebelah Lea yang kursinya kosong karena Salsha tengah berada di belakang. Tapi sebelum Bagus duduk, seragamnya telah ditarik oleh Leo.

"Gus, tugas kita gangguin si Jojon bukannya nyepik cewek orang." Ujar Leo setelah menjauhkan Bagus kemudian dia duduk di atas meja Lea seolah menghalangi.

"Tau tuh, masih mending datengnya sambil bawa makanan, ini mah apaan cuma gombalan receh. Gak bikin kenyang." Sahut Lea masih dengan posisinya memainkan ponsel dengan kepala di atas meja. Sekarang pandangan disampingnya terhalang oleh punggung Leo.

"Mau apa? Neng Lea mau apa? Biar Aa Bagus yang bawain?" Ujar Bagus sambil berjalan berusaha menghampiri Lea namun lagi-lagi ditahan oleh Leo yang mendorong dada Bagus dan Adnan yang menarik kerahnya setelah itu menyeret Bagus ke arah Joseph yang melirik mereka tidak suka karena selalu diganggu.

"Udah, lo disini aja. Gangguin si Jojon. Sadar diri muka lo gak seganteng gue." Ujar Adnan pecaya diri.

"Punten nih lur, aing kagak denger." Ujar Fakhri seraya duduk di atas meja sebelah kiri menghadap Joseph.

"Maklumin aja, si Fakhri kan budek dari lahir." Sahut Aldy sambil memakan roti bekal Alana.

"Si Aldy mulutnya suka bener." Sahut Bagus. Kemudian keduanya tertawa setelah ber-tos tangan.

Fakhri mendelik kemudian menyentil telinga Aldy. "Emang mulut dajjal lo berdua." Ujarnya setelah itu berjalan ke arah Bagus, namun dengan sigap Bagus langsung berlari dan jadilah aksi kejar-kejaran.

"Tangkep, Fak! Musnahin. Jangan sampe lolos." Teriak Aldy mengompori. Setelah itu ikut berlari mencoba menangkap Bagus yang lari keluar dari kelas.

Melihat teman-temannya yang malah asik bercanda membuat Adnan menggelengkan kepala kemudian melihat ke arah Joseph yang sudah tidak peduli akan kedatangan teman-temannya dan kembali bercengkrama dengan Salsha.

THE SECRET RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang