BAB 35 : Belum Di Revisi

310K 15K 2.7K
                                    

Leo sempat pulang terlebih dahulu guna berganti pakaian dan mengambil beberapa barang yang dibutuhkan oleh Lea selama menjalani perawatan di rumah sakit, seperti pakaian, beberapa skincare, pembalut dan masih banyak lagi.

Jam telah menunjukan pukul tujuh malam, Lea baru saja kembali dari kamar mandi guna mengganti pembalut yang dibantu oleh Bunda. Karena pergelangan tangannya di gips maka dari itu dengan hati-hati Leo membantu Lea menaiki ranjang. Setelah menata bantal, Lea segera mendudukan tubuhnya setengah berbaring.

"Leo tolong dong apusin make up." Ujar Lea.

Leo yang hendak kembali duduk disofa kembali berdiri seraya menghela nafas lelah, baru saja tadi sore dirinya disuruh mendandani seperti memberikan bedak dan sedikit liptint karena teman-teman Lea katanya akan datang menjenguk lalu setelah itu disuruh untuk pulang membawa barang-barang keperluan Lea yang tidak sedikit sekaligus mengantar Septhi pulang karena tidak mungkin dia menginap di rumah sakit, mau tidur dimana coba. Dan sekarang dia disuruh untuk menghapus make up. Ingin menolak pun rasanya percuma karena Lea akan memanfaatkan keadaannya saat ini guna meraih simpati Leo dan Bundanya.

"Kamu itu Kak, banyak maunya. Lagi sakit juga. Sini biar Bunda aja." Ujar Bunda yang tengah bersiap untuk pergi ke mushola Rumah Sakit.

"Gak! Gak usah. Udah sana, Bunda solat aja. Udah ada Leo, dia juga bisa timbang hapus make up doang." Larang Lea ketika melihat Bundanya membuka tas yang berisi beberapa skincare Lea.

"Iya kan?" Tanya Lea kepada Leo.

"Iya." Leo hanya bisa mengangguk patuh karena kalau dia tidak mengiyakan pasti mertuanya yang akan menghapus make up Lea yang tidak seberapa itu.

"Kamu itu ya Kak, dari tadi Bunda udah gemes pengen sentil bibir kamu tapi inget kalo kamu lagi sakit kayak gini jadi Bunda batalin. Pinter banget sih manfaatin situasi." Ujar Bunda gemas sendiri, sedangkan Lea hanya mengerucutkan bibirnya.

"Udah cepet sana, katanya mau solat? Aku mau berduaan sama suami aku, gak bisa banget baca kode." Gerutu Lea. Leo yang berdiri tepat disamping ranjang Lea hanya mendengus karena dia tahu bukan itu tujuan Lea yang sebenarnya. Dia tahu kalau Lea hanya ingin membuatnya susah saja.

"Halah gegayaan kamu. Dulu aja nangis-nangis gak mau dinikahin, sekarang malah senengnya nempel-nempel."

"Itu kan dulu waktu belum tau aku mau dinikahin sama siapa. Kalo tau modelannya kayak dia mah udah dari dulu kali aku minta dinikahin. Lumayan dapet bule bisa memperbaiki keturunan. Ntar cucu Bunda lucu-lucu ada turunan bulenya." Cerocos Lea yang mendapat delikan dari Leo. Disini ada mertuanya jadi Leo tidak bisa membalas perkataan Lea yang cukup berani ini.

"Heh sekolah dulu yang bener, baru ngasih Bunda cucu. Udah ah ngomong sama kamu mah gak bakal ada abisnya." Tegur Bunda setelah itu melenggang pergi.

"Udah ngebacotnya?" Tanya Leo seraya membuka tutup micellar water lalu dituangkan diatas kapas. Leo tahu cara menggunakan benda itu secara semenjak menikah sebelum tidur wajahnya selalu dibersihkan oleh Lea menggunakan semua itu.

"Udah, sekarang cepet bersihin udah gak enak banget ini ntar keburu tumbuh jerawat." Perintah Lea.

Leo menyingkirkan beberapa helai rambut Lea yang keluar dari ikatan. Setelah itu mengusapkan kapas di wajah Lea secara teratur.

"Buka matanya, liat sini." Ujar Leo.

Lea membuka matanya menatap Leo.

"Ih jorok ada beleknya." Leo hendak menghapus kotoran dimata Lea.

"NGGAK!" Sontak dong Lea teriak, nanti matanya akan perih kalau beleknya dihapus menggunakn kapas yang telah basah oleh micellar water. Kadang Leo tidak pernah berpikir dulu kalau bertindak.

THE SECRET RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang