BAB 16 : Lea Vs Sri

303K 16.2K 498
                                    

THANKS FOR 2K READER'S AND 199 VOTES😭🙏🙏

******

Jangan lupa vote, komen, follow dan share ya :')

******

Ketika jam istirahat masih berlangsung, saat ini Lea, Alana dan Sandra sedang duduk di sebuah saung kecil yang berada di samping sekolah tepat di bawah pohon mangga. Awalnya saung kayu atau lebih dikenal sebagai gazebo itu di buat oleh penjaga sekolah sebagai tempat untuknya ngadem.

Karena tempatnya nyaman dan strategis, terus dekat dengan pedagang kaki lima yang berjualan di luar pagar sekolah membuat murid-murid berebutan untuk menempatinya. Bahkan ada sistem siapa cepat dia dapat. Kali ini Lea yang mendapatkan tempat itu. Alhasil murid-murid yang ingin duduk di sana menjadi mikir dua kali, takut kena semprot dari geng Lea. Padahal Lea sendiri biasa saja, kalau tidak malu ya silahkan ikut duduk.

“Mang ciloknya empat mangkok. Lima ribuan ya.” Pesan Lea kepada penjual cilok yang berada di dekat tempat duduknya. Karena jarak Lea dengan para penjual itu hanya terpisah oleh pagar besi.

“Siap, Neng.” Jawab pedagang yang berusia 42 tahun itu seraya mengangkat jempolnya.

“Coba WA si Salsha. Perasaan ke kantin lama banget. Nanti ciloknya keburu jadi.” Perintah Lea kepada Sandra yang kebetulan duduk di sampingnya.

Pasalnya setelah bel berbunyi Salsha dan Tania memutuskan pergi ke kantin untuk membeli minuman yang akan mereka minum di bawah pohon mangga.

Sandra mulai mengetik namun segera mengurungkan ketikannya ketika mendengar suara Alana.

“Nah! tuh mereka muncul.” Intrupsi Alana sambil menunjuk ke arah lapangan upacara di depan sana. Karena Kantin mereka dekat dengan lapangan upacara. Untung saja pesan itu belum terkirim karena Salsha dan Tania sekarang sedang berjalan ke arahnya sambil menenteng kantong kresek berwarna putih.

“Nih, Neng, baru jadi satu.” Ujar pedagang cilok.

“Lewat atas aja, Mang, kayak biasa.” Sahut Lea seraya berdiri di atas papan karena tidak mungkin mangkuk itu masuk melewati celah pagar yang lebarnya hanya sekepal tangan pria dewasa.

Untung saja pagar itu tidak tinggi-tinggi banget jadi si Amang tukang cilok tidak kesusahan untuk menyerahkan mangkuk.

“Minta sambelnya, Mang.” Pinta Lea setelah mencicipi ciloknya yang kurang pedas. Dia mengulurkan tangannya melewati celah pagar. Tapi tidak langsung Mang Asep tanggapi karena beliau sedang meracik cilok milik teman-teman Lea.

“Amang mana sambelnya?” tanya Lea tidak sabaran dengan tangan yang dia gapai-gapai.

“Sabar, Neng. Kasian itu Mang Asepnya riweuh.” Tegur Tania. Gadis itu memang beda. Ketika yang lainnya memanggil Lea dengan berbagai sebutan aneh, tapi Tania dari dulu hingga sekarang masih tetap konsisten memanggilnya dengan sebutan 'Neng'.

Lea mengerucutkan bibirnya dengan tangan yang masih berada dil uar pagar. Percis seperti tahanan yang sedang meminta bantuan.

“Bentaran doang!” dengus Lea.

Karena tahu sifat Lea yang tidak sabaran akhirnya Mang Asep menyempatkan diri untuk menyerahkan sambal. Dengan senang hati Lea menerima botol sambal itu dari Mang Asep.

THE SECRET RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang