BAB 18 : Cita-Cita Menjadi Dukun

309K 15K 575
                                    

VOTE, KOMEN, FOLLOW DAN SHARE!
——————————————————

Saat ini Lea dan sepupu-sepupu Leo sedang duduk bersantai di gazebo belakang rumah. Di sana sangat asri dipenuhi oleh tumbuhan hijau dan juga bunga-bunga yang menghiasi pinggiran kolam ikan dengan air terjun mini, letaknya tepat di samping gazebo. Tidak hanya itu di belakang rumah Leo juga terdapat kolam renang lengkap dengan empat buah kursi berjemur. Akan tetapi Lea belum pernah berenang di sana.

“Panas-panas gini ngerujak enak kali ya?” ujar Mirna anak pertama dari Pakde Sanjaya. Mirna telah menikah dan memiliki dua orang anak, anak pertama bernama Sandi berusia 5 tahun dan anak kedua bernama Sania berusia 11 bulan, dan saat ini Sania tengah tidur di kamar tamu ditemani oleh baby sitternya Giandra, anak dari Sasa.

“Kayak yang lagi ngidam aja, Mbak.” Celetuk Pandu adik bungsu dari Mirna dan Resa. Mirna hanya mendelik. Memangnya rujak hanya untuk orang yang sedang ngidam saja.

“Ide bagus tuh Mbak.” Sahut Resa adik dari Mirna yang belum berkeluarga. “Lea mau ikutan gak?” tanyanya kepada Lea.

Lea tersenyum, sedikit rasa canggung masih dia rasakan. “Boleh, Mbak. Kayaknya seger deh.”

“Pasti seger, mata langsung melek!” ujar Nabila terdengar antusias yang disetujui Mirna.

“Yaudah karena Lea setuju berarti Resa, Lea, Nabila—” Mirna menatap ke arah Pandu yang sedang tiduran sambil memainkan handphone. “Ndu, kamu mau ikutan gak?”

“Ikutan apa?” sahut Pandu tanpa menoleh.

“Ngerujak.”

“Ayoklah.” Ujar Pandu dengan pandangan masih menatap handphonenya.

“Kalo gitu Resa, Lea, Nabila sama Pandu siapin semua bahannya.” Perintah Mirna.

Kening Resa terlihat mengernyit. “Lah terus Mbak ngapain?”

“Mbak mau jagain anak-anak takut kecebur kolam.” Jawab Mirna seraya memandang ke arah anak dan sepupunya yang tengah memberi makan ikan ditemani oleh Andik, suaminya.

Resa memutarkan kedua bola matanya. “Yaelah, itu ada Bapaknya yang jagain, jangan banyak alesan deh. Ayo kerja semua.”

“Udah sana, Mbak mager.” Tolak Mirna pada akhirnya membuat Resa mendengus kemudian pergi ke dapur disusul oleh adik dan kedua sepupunya.

“Hm Lea, tolong kamu liat di kulkas ada buah apa aja, yang bisa dirujak ya.” Ujar Resa setelah mereka berada di dapur. Lea mengangguk kemudian pergi ke arah kulkas yang terletak tidak terlalu jauh dari dapur.

“Mau bikin apa?” tanya Sasa yang tengah memasak bersama Bi Sumi, Mariam—istrinya Pakde Sanjaya—dan juga Nenek.

“Mau ngerujak, Tan.” Jawab Resa seraya mencari cobek dan juga ulekan di dalam kabinet.

“Ndu, tolong bawain cobek sama ulekan dong.” Ujar Resa setelah menemukan cobek dan ulekan. Mau tidak mau Pandu menurut, di depan Neneknya dia harus terlihat baik tidak boleh membantah.

“Ikutan dong.” Ujar Sasa seraya memotong wortel.

“Mama mending masak aja.” Sahut Nabila membuat Sasa mendelik.

THE SECRET RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang