H-1 pembukaan acara Olimpiade yang digelar di SMA Kartini membuat beberapa murid yang ikut serta menjadi peserta harus ekstra bekerja keras pasalnya selama satu hari ini mereka diberikan dispensasi untuk tidak mengikuti pelajaran di kelas, mereka dituntut untuk berlatih terutama para atlet yang kebetulan akan bertanding besok dan juga para pengisi acara. Saat ini di setiap lapangan yang dimiliki SMA Kartini mendadak terisi penuh oleh para atlet yang tengah berlatih. Termasuk lapangan outdoor yang telah disulap sedemikian rupa pada jam istirahat pertama ini juga ikut dipakai oleh ekskul musik untuk melakukan gladi bersih. Biasanya semua pengisi acara selalu berlatih ketika seluruh murid telah pulang katanya supaya nanti ketika hari H jadi kejutan.
“Wih lapangan rame juga.” Ujar Fakhri ketika melihat murid-murid berdiri memenuhi lorong dan ada juga yang berada di lapangan berjoget menikmati lagu dangdut yang tengah di dendangkan sebagai hiburan supaya tidak mumet. Sepertinya para pengisi acara juga tengah beristirahat makanya mereka terlihat bermain-main bukannya latihan.
“Si Lea, Gus. Lagi nyanyi dangdut noh.” Tunjuk Joseph yang telah berdiri menyandar di pilar menyaksikan kerumunan di lapangan. Mendengar nama Lea, Bagus langsung menerobos kemudian berdiri di samping Joseph diikuti oleh Leo dan Fakhri.
Leo, Fakhri, Bagus dan Joseph baru saja selesai latihan futsal di lapangan indoor yang berada di lantai satu. Niat awalnya mereka berempat akan pergi ke kantin membeli minum namun keriuhan di lorong menarik perhatiannya.
“Widih, Lea gotik.” Seru Bagus penuh minat seraya menggelengkan kepalanya. Di atas panggung sana terdengar Lea tengah menyanyikan lagu Bang Jono yang dipopulerkan oleh Zaskia Gotik.
Kau pikir hidup ini cuma makan batu
kau pikir anakmu tak butuh susu
susu yang inilah,
susu yang itulah
susa susi susi susa.
Penonton semakin riuh tatkala bait tersebut dinyanyikan.
“Susu yang mana, Gus?” tanya Leo sambil tertawa renyah ketika mendengar salah satu bait yang menurutnya ambigu tapi lucu.
“Yang ini.” Jawab Bagus menunjuk dadanya sambil tertawa yang menular kepada orang di sekitarnya.
“Biji ketumbar aja belagu sia.” Fakhri menggeplak kepala Bagus.
“Hahaha.”
“GOYANGNYA DONG NENG! GEBOY MUJAER ASEEK.” Teriak Bagus yang langsung mendapatkan suitan dan juga umpatan seraya tertawa dari orang di sekitarnya.
“Goyang-goyang, gigimu goyang!” sahut seseorang dari arah belakang membuat Bagus, Joseph, Fakhri dan Leo langsung menghentikan tawanya kemudian menoleh.
“Eh Pak, dangdutan juga?” tanya Bagus basa-basi sambil cengengesan membuat teman-temannya mengumpat di dalam hati seharusnya Bagus tidak usah bertanya kepada Pak Dadang sudah tahu gurunya tersebut sangat sensitif seperti pantat bayi. Mau niat mereka baik atau buruk tetap saja di mata Pak Dadang selalu salah.
“Kamu gak liat kalo saya lagi kosidahan?” tanya Pak Dadang dengan raut wajah tidak seperti Lé Mineral yang ada manis-manisnya. Membuat Leo mendumel di dalam hati, udah bau tanah bukannya tobat malah makin jadi. Dadang-Dadang.
“Kenapa kamu geleng-geleng kepala? stress?” tanya Pak Dadang kepada Leo.
“Eh. Ya nggaklah, enak aja.” Untung udah aki-aki lo lanjut Leo di dalam hati.
“Besok kalian tanding?” tanya Pak Dadang setelah melihat kaos futsal angkatan tahun kemarin yang mereka berempat kenakan untuk latihan.
“Iya dong, Pak.” Jawab Fakhri dengan bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET RELATIONSHIP
Teen FictionBELUM REVISI!!! Pernikahan dini hasil dari perjodohan dadakan memang terdengar tabu di era modern seperti ini. "Remaja SMA berumur 16 tahun menikah karena dijodohkan," mungkin itu yang akan menjadi headline di majalah atau sebuah koran. Tapi tenang...