56|SIAPAKAH HERO ITU?

489 95 11
                                    

Isya berjalan tak bersemangat. Tidak ada senyum, tawa, ataupun keceriaan. Rasanya tanpa Alex itu hidupnya menjadi kurang lengkap. Rona-rona memudar, hanya menyisakan kelabu.

Setelah dua hari berdiam diri didalam rumah, akhirnya pagi ini ia bisa pergi ke sekolah. Tetapi tidak dengan Alex. Karena mengalami benturan yang cukup parah di kepalanya, Alex jadi harus lebih lama di opname.

Ting!

Gadis itu merogoh ponselnya dari saku rok.

Scret Admirer:

Ada apa?
Hari ini lo keliatan murung.

Isya mengedarkan pandangan, dari balik pohon muncul sebuah balon yang sama.

Lo lihat balon itu? Tentu saja. Maka, tersenyumlah seperti balon tersebut.

Isya memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Terlalu malas membalas chat tersebut. Hari ini ia benar-benar kehilangan semangat. Yang Isya inginkan hanya bertemu dengan Alex.

Disisi lain, Zoya dan seekor ular berbisa peliharaannya sedang menanti kedatangan Isya di koridor sebelah.

"Pergilah, Sayang. Mangsamu sudah didepan mata," suruh Zoya lantas melepaskan ular Tapian dari dalam kandang—salah satu jenis ular paling mematikan di dunia.

Tentu Isya tidak menyadarinya. Gadis itu terus berjalan, membuatnya semakin dekat dengan ular itu; yang sudah menegakkan kepalanya bersiap untuk mematuk.

Jika saja tidak ada seseorang yang menariknya, berjalan selangkah saja kaki gadis itu akan langsung menjadi santapan ular hari ini.

Isya menatap lelaki berhoodie kuning—dalang di balik orang yang membuatnya terkejut setengah mati. Namun wajahnya tak terlihat karena ia menunduk, ditambah lagi tertutup tudung hoodie.

"Lepasin!" Isya menyentak kasar lengan pemuda itu.

Lelaki tersebut kemudian melepaskan cekalanya, lalu menunjuk sesuatu di depan Isya. Gadis itu mengikuti arah telunjuk sang pemuda. Hingga tak sengaja matanya menangkap seekor ular berwarna hitam.

Tanpa sepatah kata pun lelaki itu langsung pergi. Begitupun dengan Isya; ia segera berlari, berjaga-jaga apabila ular itu mengejarnya.


Scret Admirer:

Lain kali hati-hati. Untung ular itu nggak gigit kaki lo.

Isya membelalak lalu menggulirkan pandangan untuk mencari sosok berhoodie kuning. Akan tetapi, ia tidak menemukan apapun kecuali beberapa siswa-siswi yang hilir mudik. Juga seekor kucing belang yang tengah tertidur di hamparan rumput hijau.

Jadi, kamu yang nolongin Isya?

Menurut lo, siapa?

Makasih, ya.

Gak perlu bilang makasih. Itu udah jadi tugas gue.

Zoya memasukkan kembali ular kesayangannya kedalam kandang. Lagi lagi rencananya gagal. Cewek itu mengepalkan telapak tangan dengan erat. Menahan amarah yang siap membeludak.

ALEXSYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang