51|SHE IS MINE

589 93 14
                                    

Malam ini Isya terlihat sangat cantik dengan balutan gaun glamor paduan warna peach dan biru yang dilengkapi pita dibagian tengah. Rambut panjangnya ia cepol tak lupa memakai mahkota berlian yang nampak berkilauan di kepalanya. Siapapun yang melihatnya pasti terpana.

Perlahan, satu persatu anak tangga mulai ia pijaki. Sepatu kaca silver Glitter dengan berlian dibagian tengah, menimbulkan suara yang cukup memikat atensi para tamu.

Mereka semua tercengang-terutama kaum lelaki, begitu hilerbolis, ada yang menganga dengan pandangan yang tak berkedip sedetikpun, ada yang biasa saja namun didalam hati memuja-muja. Sementara kaum perempuan, saling berbisik mengagumi penampilan Isya yang tampak memukau.

"Astaga, Isya!" pekik Xia, berbinar menatap Isya dari ujung kaki hingga ujung rambut.

"Demi affah, gue jadi insinyur!" celetuk Kinan sambil menatap tubuhnya yang dibalut dress hitam sebatas lutut, lalu kemudian membandingkannya dengan gaun Isya. Sangat berbeda jauh.

"Insecure." Nara mengoreksi.

"Ini mah bukan Isya, tapi jelmaan bidadari! Sya, cantiknya kebangetan. Bisa dikurangi dikit gak?" seloroh Selena.

"Gue bingung mau ngomong apa? Yang jelas jempol dua buat penampilan lo malam ini," ujar Tata sembari mengangkat kedua jempolnya.

"Sya, seriusan lo cantik banget. Alex beruntung banget bisa dapetin lo," ungkap Nara, berdecak kagum.

Lihatlah, teman-teman Isya yang selalu bersamanya setiap hari saja sampai bereaksi seperti ini. Apa kabar dengan para tamu?

Isya menatap sekeliling. Lelaki-lelaki itu masih saja menatap dirinya tanpa berkedip. Isya jadi risih dibuatnya.

"Woi, kaum-kaum jomblowan! Tutup mata sama mulut kalian, awas aja kalo berani natap temen gue lagi!" teriak Kinan membuat jiwa para lelaki itu tertarik ke alam sadar kembali.

Mata Isya bergerak liar, mencari sosok orang yang paling dinantinya.

'Alex, dimana, sih? Lama banget?' gerutunya dalam hati.

Senyum Isya merekah tatkala melihat Alex datang menggunakan pakaian formal-kemeja putih yang dibalut tuxedo hitam, senada dengan celana hitam. Terdapat sebuah dasi kupu-kupu bertengger dilehernya.

Tapi, tunggu. Siapa gadis yang berada di sampingnya? Gandengan lagi?!

Oke. Isya masih berpikir positif. Mungkin dia saudara sepupunya. Gadis itu lekas melangkah mendekati Alex.

"Alex, lama banget, sih? Dari mana aja?" tanya Isya kesal.

Alex menatap Isya datar. Namun berbanding dengan hatinya yang tengah berteriak.

'Anjir, cantiknya Bocil gue!'

'Lex, cium, Lex!'

'Lex, peluk aja, Lex. Ah, elah bego banget lo!'

Karena tidak ada jawaban, Isya pun menatap gadis itu. "Kamu siapa? Pasti sepupunya Alex, 'kan?" tanya Isya seraya tersenyum manis. "Isyana." Isya mengulurkan tangannya, berniat berkenalan.

"Gue Sinta, pacarnya." Gadis itu memberikan jawaban yang benar-benar konyol. Tidak masuk rasio! Ia semakin mengeratkan pelukannya di lengan kekar Alex.

Isya menarik kembali tangannya. Senyumnya memudar perlahan. "Si ... siapa?" tanya Isya. Jantungnya berdegup kencang.

"Sinta, pacar Alex," ulang gadis dengan shift dress hitam serta rambut yang tergerai indah.

ALEXSYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang