EKSTRA PART

150 18 6
                                    

"Lex! Alex!" Arthur berlari terengah-engah membuat Alex yang tengah selonjoran di bibir skatepark mengernyit heran.

"Napa lo, Thur?" tanya lelaki itu to the poin.

"I-Isya, Lex!" ungkap Arthur dengan nada bergetar di ujung kalimatnya.

Alex langsung menegakkan tubuh. Air mukanya terlihat berbinar senang. "Isya? Isya udah balik, Thur? Cepetan kalo ngomong jangan setengah-setengah," tanya Alex tak sabaran.

"Isya udah balik ... ke rahmatullah."

Dengan perasaan kesal Alex meninju perut Arthur. Hal itu sukses membuat sang empu meringis kesakitan.

"Ngomong sekali lagi gue cekik lo ampe mampus!" Alex geram. Padahal tadi hatinya sudah berdebar kencang tidak sabar untuk menemui separuh jiwanya kembali. Tetapi Arthur malah bercanda seperti itu.

"Lex, gue serius."

"Pukulan gue masih kurang keras?"

"Lex, plis. Isya mengalami kecelakaan pesawat. Jasadnya baru di temuin pagi tadi," jelas Arthur. Ada binar kecewa terpantri di wajahnya.

Seketika tubuh Alex menegang. Mengingat ia sempat menyaksikan sebuah berita kecelakaan waktu di cafe dua hari yang lalu. Pikiran-pikiran negatif mulai berseliweran di kepalanya.

"Thur, lo bo'ong, kan?" tanya Alex dengan nada bergetar karena takut. Takut jikalau nama korban di televisi waktu itu adalah Isyana kekasihnya.

Tanpa basa-basi Arthur langsung menarik lengan Alex untuk menggiringnya ke sebuah cafe.

Hai sahabat Inform News. Hari ini kita turut berduka cita atas kabar berpulangnya Isyana Permaswari Leandro, putri dari seorang CEO di London. Isyana adalah salah satu korban dari kecelakaan pesawat tempo hari. Dan barang-barang yang ditemukan sudah dapat menunjukkan bahwa korban itu memanglah putri dari Bagas Leandro.

Begitu sampai, Alex langsung disambut kenyataan yang amat pahit. Tubuhnya limbung. Tolong katakan bahwa ini adalah mimpi.

"Lex, gue yakin lo bisa. Lo harus ikhlas." Arthur bersimpuh memegang kedua bahu Alex yang kini terduduk tak berdaya. Semangat hidupnya seketika padam. Benarkah separuh jiwanya telah pergi dari dunia ini?

"Ini mustahil!" Lelaki itu bangkit kemudian menatap Arthur dengan tajam.

"Tapi ini kenyataan."

"Bertahun-tahun gue nunggu dia, Thur. Apa itu masih belum cukup? Dan sekarang dia malah pergi jauh." Tak terasa air matanya lolos begitu saja. Jujur, kenyataan ini begitu menggoncang mental Alex.

Dengan cepat Alex menghapus cairan bening di pipinya. Tidak. Dia tidak percaya Bocilnya telah meninggal. Bergegas ia mengambil sebuah batu lalu melemparnya ke arah televisi hingga membuat layarnya retak kemudian padam.

"SEMUA INI BOHONG!"

"KALIAN SEMUA JANGAN PERCAYA!"

"REPORTER ITU GILA! DIA GILA!"

"BOCILNYA GUE MASIH HIDUP!"

Para pengunjung menatap Alex dengan pandangan heran. Mereka pikir, sepertinya lelaki itu yang gila, bukan reporternya.

"Lex, sadar, Lex!" Arthur menggoncang tubuh Alex, berusaha untuk menyadarkan cowok tersebut.

"Dia gak mungkin ingkar janji!"

"Isya udah janji mau balik lagi. Dia gak mungkin bo'ong kan?"

"Lex, lo harus terima kenyataan ini!" Rasanya Arthur sudah tidak sanggup lagi untuk menjelaskannya kepada Alex. Cowok itu sudah benar-benar diluar kendali. Maka dari itu, Arthur segera menelpon teman-temannya yang lain.

ALEXSYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang