15|PINGSAN

1.1K 174 75
                                    

_Please help me find the typo_

Dari rooftop, Alex bisa melihat figur seorang gadis yang tengah berdiri di tengah lapangan. Sialan, siapa dia? Kenapa auranya begitu menarik? Bahkan, membuat Alex menatapnya lekat. Namun sayangnya terik matahari menghalau penglihatannya. Hingga Alex tak bisa melihat jelas wajah sosok tersebut.

"Lex, lo lagi ngapain? Jangan duduk disitu. Nanti jatuh, terus mati. Nanti siapa yang mimpin Dangerouz?" ceramah Alvin yang sedang berselonjor di atas lantai semen.

Alex hanya menatap sekilas, lalu kembali fokus mengamati gerak-gerik gadis itu. Lantaran penasaran, Alvin Ciko dan Arthur ikut melihat apa yang membuat Alex duduk bertengger di pagar pembatas rooftop.

"Eh, siapa, tuh?" tanya Ciko.

"Kayaknya dia lagi dihukum," tebak Alvin yang diangguki oleh Arthur.

"Yaiyalah! Dimana-mana, orang berdiri di tengah lapang sambil menghadap ke bendera, itu lagi dihukum. Yakali lagi konser! Punya temen begonya natural banget!"

Alex semakin dibuat penasaran setengah mati. Beberapa kali ia memicingkan mata untuk menajamkan penglihatannya. Sadar dengan tingkahnya, Alex pun mengindahkan rasa penasarannya.

"Lex, lo mau kemana?" tanya Alvin saat mendapati Alex beranjak dari pembatas roftoop.

"Kemana-mana hatiku senang," jawab Alex dengan nada bergurau.

"Eh, itu bukannya Isya, yah?" heboh Arthur. Berhasil mengundang rasa penasaran dalam diri Alex kembali meronta.

Alex menyipitkan mata. Dan benar saja itu adalah Isya. Lelaki itu tersenyum culas tatkala sebuah ide melintas dikepalanya.

Buru-buru Alex beranjak, menuruni tangga tak lupa sebelum itu menyambar sebotol air mineral.

"Lex, lo mau kemana?!" teriak Arthur.

"Alam baka!"

"Alam baka ndasmu! Emang lo udah punya amal berapa banyak? sok-sok'an pergi ke alam baka?!"

"Wanjay, liat si Alex mau sok jadi pahlawan ternyata," heboh Alvin saat melihat Alex berjalan mendekati Isya.

"Makk! Gue ditikung, Makkk! Gimana, sih? Katanya bukan levelnya, tapi di pepet juga. Ah, anjir omong doang!" teriak Ciko bersungut-sungut.

"Sabar, Ko. Mungkin bukan jodoh lo." Prihatin, Alvin menepuk pelan punggung Ciko. Sementara Ciko hanya menatap sendu.

"Woi, Bocil. Lo kena hukuman, yah?" tanya Alex sembari membuka segel botol dan meneguknya dua kali. "Ah, seger."

Isya memegang tenggorokannya yang terasa kering. Tuhan, kenapa Alex harus minum dihadapannya?!

"Panas-panas gini kalo minum es cendol kayaknya enak, deh." Alex bermonolog berniat memanasi Isya, lalu berjalan ntah kemana.

Oke. Isya masih diam, mencoba setengah mati menahan dahaga yang menyerang.

Alex kembali, berjalan sambil menyedot es cendol. Demi Neptunus! Isya sudah tidak kuat lagi! Sebentar lagi Isya pasti pingsan karena dehidrasi.

Beberapa kali Isya membasahi bibir bawahnya yang terasa kering. Dan, pada akhirnya, ia menyerah. Bagaimanapun caranya Isya harus mendapatkan minum!

ALEXSYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang