11|KERASUKAN DORAMONYONG

1.1K 229 91
                                    

_Please help me find the typo_

"Kamu ... coba jawab, tulisan yang menerangkan fenomena atau kejadian itu disebut dengan ...?" suruh Pak Harto sembari menunjuk lelaki yang sedang menyangga kepala diatas meja dengan posisi miring berbantalkan sebuah tas hitam.

Saat ini Pak Harto sedang mengajar di kelas Xl MIPA 1. Masih dengan profesi guru Bahasa Indonesia.

"Thur, bangun woy kebo, itu tas udah banyak pulaunya," kelakar Ciko sambil mengguncang tubuh Arthur.

Arthur membuka kelopak matanya, menegakkan tubuh seraya mengelap iler di pipinya.

"Hoekkk! Jorok!" cibir Alvin, menjepit batang hidungnya.

"Paan, sih? Ganggu aja!" sembur Arthur.

"Noh, pak Harta," cetus Ciko. Tentu saja pak Harto tak tinggal diam, ia tidak terima namanya dipelesetkan seperti itu, dan langsung mengoreksi, "Harto!"

"Iya'in aja biar Bapake seneng."

Mengindahkan sejenak hinaan Ciko, Pak Harto pun menatap Arthur penuh kejengkelan. "Arthur, coba kamu jawab, tulisan yang menerangkan fenomena atau kejadian itu disebut dengan ...?" ulang Pak Harto.

"Ah elah, Pak, kenapa harus saya, sih? murid-murid disini, kan masih banyak," protes Arthur menatap malas.

"Cepetan atau bapak panggil ke Ruang BK," ancamnya.

"Gak asik, mainnya ancaman mulu," dumel Arthur, tapi pada akhirnya ia lebih memilih menjawab, guna meminimalisir terjadinya kesenjangan antara guru vs murid.

"Teks eksplanasi, Pak," jawab Arthur. Meskipun kelakuannya bobrok tingkat akut, tetapi lumayanlah otak Arthur itu agak encer.

"Salah!" sambar Pak Harto cepat.

"Lah, Pak, bener itu!" protes Arthur tak terima.

"Teks eksplanasi, Pak." Siti menjawab disela-sela pertengkaran sengit Arthur dan Pak Harto.

"Benar!" celetuk Pak Harto. "Seratus buat Siti," tambahnya.

"Astaghfirullah, Pak. Tadi saya jawab itu tapi salah, giliran Siti yang jawab kok bener?! Bapak harus ingat bunyi Pancasila yang ke lima: keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," celoteh Arthur bersungut-sungut.

"Kamu ingin tau alasannya? Karena cowok selalu salah, dan cewek selalu benar. Tepuk tangan!" jelas Pak Harto sembari bertepuk tangan heboh.

"Sini, Pak, kita beradu secara jantan!" tantang Arthur  sembari menggulung lengan seragamnya.

"Pak, bukannya Bapak juga cowok? Berarti bapak juga salah dong!" timpal salah satu siswa.

"Heh, denger, ya ... kasta saya sama Arthur itu beda jauh. Saya cowok baik-baik yang selalu benar dan tidak pernah salah," jawabnya pede.

Oke. Arthur masih tenang, setenang semilir angin yang berhembus dengan halus. Tapi, jangan remehkan kekuatan angin. Karena jika sudah marah, ia akan menjadi badai yang siap menggulung mangsanya.

'Tarik nafas Thur ... buang ... hufttt. Oke jangan sampe lo baku hantam dia ....'

"Woy! Golok mana golok!" teriak Arthur yang tidak bisa merendam emosinya.

"Emang pada dasarnya saya ini lelaki baik-baik, bukan lelaki ngenes seperti kamu. Dan, satu lagi, saya ini guru yang harus di hormati, juga patut di contoh, ya, anak-anakku sekalian." Pak Harto menyugar rambutnya kebelakang dengan tampang s'o cool

ALEXSYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang