4|CENTRAL PARK

1.9K 377 218
                                    

_Please help me find the typo_

"Sekarang lo jelasin, cowok itu siapa?" suruh Kinan yang sudah tidak sabaran.

"Yap. Jelasin secara rinci," timpal Selena yang kian duduk di kursinya.

Isya mengambil nafas panjang. "Oke. Namanya Satria Abigail, dia sahabat Isya dari kecil, kita berdua tinggal bersama di rumah nenek Almira—neneknya Satria ...." Isya kembali mengambil nafas, sementara mereka masih memasang telinga dengan tajam, mendengarkan seksama dengan telaten.

"Tujuan Isya dan Satria dateng ke Indonesia tak lain untuk menemani nenek Almira yang sering sakit-sakitan. Jadi, kami berdua memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di sini—SMA Worentz," jelasnya panjang lebar. Mereka hanya bergumam seraya mengangguk sebagai respons.

"Jadi, lo sama dia gak pacaran?" tanya Selena kepo, yang langsung mendapat anggukan mantap dari Isya.

"Yes! Syukur alhamdulillah, jadi gue bisa pedekate-an ama dia," celetuk Selena, girang.

"Siapa cepat dia dapat!" ketus Kinan tak mau kalah.

"No no no, gue pepet dia ampe kepincut," timpal Xia dengan dagu terangkat bangga.

"Xia, tapi, 'kan lo udah punya Al—"

"Ish, kan belom jadi," potong Xia dengan wajah dongkol.

"Kalian semua ... minggat! Dia punya gue," tutur Tata seraya menunjuk Selena, Kinan dan Xia bergantian, lalu mengibaskan tangannya seolah sedang mengusir.

"Ta, lo, 'kan suka sama Ne—"

"Diem!" sentak Tata. Jangan sampe Xia membocorkan rahasianya. Bisa-bisa dia di wawancara tujuh hari tujuh malam oleh Kinan dan Selena.

Itulah mereka. Jika sudah ada sesuatu yang baru, pasti saling berebutan. Entah itu barang ataupun yang lainnya. Tapi, jika sudah mulai bosan ... dibuang layaknya kulit kacang.

Sementara gadis bernetra hijau hanya menatap langit-langit kelasnya yang diberi nuansa putih dengan corak awan biru. Siapa lagi kalo bukan Nara? Sepertinya cuma Nara yang waras diantara mereka berempat.

"Lo bilangin, yah, salam sayang dari Selena gemes," ujar Selena dengan senyum merekah.

"Weh, cacing kremi. Baru kenal udah sayang-sayangan aja. Malu dikit, lah!" cemooh Kinan, menatap Selena sinis.

"Sya, bilangin salam kenal dari gue," suruh Kinan.

"Dari gue juga."

"Gue juga."

"Gue pun."

Selena, Xia dan Tata ikut menimpali.

"Pokoknya lo bilangin salam kenal dari kita berlima," lanjut Tata.

"Eh, gue gak ikut-ikutan, yah!" protes Nara.

"Halah, udah lo gak usah sok ja'im."

"Ih, apaan, sih? Gak jelas lo," gerutu Nara. Sementara Kinan hanya membalas dengan menggoyangkan mulutnya ke kiri ke kanan, berniat mengejek.

"Iya iya. Nanti Isya bilangin," pungkas Isya membuat keempat gadis di depannya tersenyum senang.

∆∆∆

"Satria, ayo. Jangan lama-lama," protes Isya yang sudah siap dengan setelan casualstripped jumpsuit dan sepatu black ankle boots. Sangat elegan, membuat tubuhnya tampak gemulai.

ALEXSYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang