13|WAR

1.1K 195 82
                                    

_Please help me find the typo_

Alex menyeret stik baton-nya di jalan aspal yang lumayan lengang. Di seberangnya sudah berdiri kubu lawan dengan pasukan yang tak sedikit.

Seluruh anggota Savagery memakai jaket hitam kebanggaannya, dengan lambang anjing bulldog yang sedang menaiki skateboard di bagian punggung.

Kenapa mereka memilih lambang anjing bulldog? Karena pada hakikatnya anjing bulldog itu adalah anjing adu/petarung yang bersifat agresif, buas, ganas dan tentunya tangguh.

Sementara anggota Elang, mereka memakai jaket cokelat dengan lambang burung Elang—sang raja unggas—disamping dada kanan.

"Cepetan euy, tangan gue udah pegel, nih," sergah Arthur sembari menenteng flail (bola berduri)

"Sabar elah, lagi pemanasan ini," balas Ciko dengan kedua tangan memegang balok kayu.

"Pemanasan? Emangnya kita mau olahraga? Sampe pemanasan segala?" sambar Alvin yang berdiri di samping Alex.

"Nah, tepat! Kan mau olahraga baku hantam," sahut Ciko jenaka.

"Woi pengecut! Jangan banyak bacot lo pada!" teriak Raylen—ketua geng Savagery.

"Serang!" lanjutnya.

Tak tinggal diam, Alex pun segera menginstruksi, "serang!"

Dua kubu itu langsung berbaur menjadi satu, saling menyerang satu sama lain untuk menjunjung tinggi pangkat kemenangan.

Stik baton Alex berhasil mengenai pelipis Raylen, membuat lelaki berbadan tegap itu meringis pelan. Ia mengusap darah yang mengalir dari pelipis, lalu menjilat nya bak seorang psikopat.

Alex menyeringai lebar. "Cuma segitu kemampuan lo?" tanyanya meremehkan.

Raylen tertawa keras membuat siapapun yang mendengarnya bergidik ngeri. Dengan cekatan ia mengayunkan parangnya, namun dengan gesit Alex berhasil menghindar.

Bugh.

Alex merasakan nyeri dibagian tengkuknya. Sial! seseorang berhasil memukulnya. Matanya sedikit berkunang-kunang, dengan segera Alex  memulihkan kesadarannya sebelum Raylen menyerangnya kembali.

Arthur terus memutar flail-nya, tidak memberi kesempatan musuh untuk mendekat. Jikalau salah satu dari mereka maju selangkah saja, siap-siap untuk terkena amukan soulmatenya

"Ayo, maju lo kalo berani! Ngapain mundur?" tantang Arthur. Salah satu inti Savagery melangkah maju dengan waspada, membuat ambisi Arthur untuk memutar flail-nya semakin kencang.

Sret.

Flail Arthur berhasil mengenai lengan lelaki itu, meninggalkan beberapa goresan yang memanjang. Darah segar mulai bercucuran. Olle mengerang kesakitan seraya mundur beberapa langkah.

"Bajingan, pengecut lo! Mainnya pake begituan. Sini kalo berani pake tangan kosong. Dasar bocah!" murka lelaki yang tadi terluka, atau yang diketahui bernama Olle.

"Sorry aja, nih ye. Gue bukannya gak mau. Cuma, flail ini udah jadi soulmate gue. Jadi gue gak bisa pisah dari dia," jelas Arthur sembari mengecup flail kesayangannya, lalu terkekeh geli dengan tindakannya.

"Banyak bacot lo bocah!" Lelaki bernetra hitam berlari ke arahnya sembari mengacungkan tinggi pisau karambi.

Sret.

Agrhhh.

Lagi, flail itu tepat mengenai sasaran. Meninggal luka memanjang dibagian pipi disertai raungan keras melolong panjang keluar dari mulutnya.

ALEXSYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang