76|PERGI

140 14 0
                                    

Tiiittt

"Isya!"

Bruak.

Isya merasakan nyeri di bagian lutut dan sikutnya. Ia beralih menatap orang yang sudah mendorongnya dengan sangat keras.

Satria terpental jauh, darah bersimbah disekujur tubuhnya. Isya memekik histeris, ia berjalan tertatih menghampiri Satria.

"Satria!"

Gadis itu menyimpan kepala Satria yang bersimbah darah di pangkuannya. Darah mengalir dari hidung serta mulutnya. Satria tersenyum manis, sangat manis, mungkin itu akan menjadi senyum terakhirnya. Tubuhnya sudah mati rasa.

"I-i-is-ya... A-alex ud-dah da-datang. Mungkin i-ini saatnya Sa-sat-ria pergi."

"Satria gak boleh pergi!!"

"Ma-af ka-kalo se-selama ini sa-sat-ria gak bi-sa membahagiakan I-Isya."

Lewat gerakan matanya, Satria menyuruh Isya untuk mendekat. Ia mencium pipi Isya sekilas setelah itu kelopak matanya tertutup rapat.

"Satria!"

"Nggak! Satria gak boleh pergi!"

"Satria bangun!"

Alex mengintruksi. Ia dibantu beberapa warga lainnya memasukkan Satria kedalam mobil.

"Satria bakalan baik-baik aja. Lo tenang ya. Satria bakalan selamat," ucap Alex memapah Isya memasuki mobilnya.

∆∆∆

"Dok, gimana keadaan Satria? Dia selamat kan?" cecar Isya saat dokter keluar dari ruang operasi.

Dokter itu mengambil nafas panjang. "Karena luka benturan dibagian kepala serta semua tulang tubuhnya mengalami patah yang cukup fatal, kemungkinan besar pasien tidak bisa terselamatkan. Pasien meminta kalian berdua masuk. Cepatlah waktunya tidak banyak lagi. Mungkin ia ingin menyampaikan sesuatu," jelasnya.

Kenyataan pahit itu berhasil membuat hati Isya hancur berkeping-keping untuk yang kesekian kalinya. Cepat-cepat Isya dan Alex menghampiri Satria.

"Satria. Satria kuat, Satria harus selamat. Nanti kalo Satria pergi siapa yang jagain Isya?" racau Isya, menggenggam erat jemari Satria.

Satria tersenyum simpul. "Isya maafin Satria kalo selama ini suka ngelarang Isya berdekatan dengan Alex. Sekarang Satria udah sadar, Alex itu cowok baik. Dia bisa ngejaga Isya."

Susah payah Satria mengambil tangan Alex, menyatukannya dengan tangan Isya. "Satria udah restuin kalian berdua. Lex, tolong jaga Isya. Gue percaya sama lo. Jangan sakiti dia ataupun membiarkan dia terluka. Mungkin ini saatnya gue pergi. Mulai sekarang lo berhak atas Isya. Sekarang lo udah ngambil peran gue, lo bertanggung jawab atas semua yang terjadi pada Isya."

Alex tidak bisa berkata-kata. Ia tidak tau harus merespon seperti apa, hanya bisa mengangguk lirih.

"Gue titip Isya sama lo. Selamat tinggal Isya, princess nya Satria. Makasih udah pernah datang dalam kehidupan Satria."

Bertepatan dengan itu, Satria melepaskan genggamannya ditangan Isya dan Alex bersamaan dengan kedua kelopak matanya yang menutup. Dan suara panjang terdengar dari mesin Elektrokardiogram. Menandakan jantung telah berhenti berdetak.

"Satria!"

Isya menangis meraung-raung memeluk jasad Satria. Ia benar-benar tidak menyangka Satria akan pergi secepat ini. Itupan karena dirinya. Satria meninggal karena menyelamatkannya. Benar, Isya selalu membawa nasib buruk kepada orang-orang terdekatnya. Alex dan satria rela mengorbankan nyawanya hanya demi dirinya.

ALEXSYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang