part 8

77 14 0
                                    

Bintang menatap heran pada dua gadis sma yang kini berada di samping nya, yang hanya di halangi meja kasir. Dua gadis itu sedang membungkukkan badannya mencoba menyembunyikan tubuhnya di balik meja.

Dan dia mengenal dua gadis itu. Dua gadis yang selalu mencuri atensi selama dia bekerja di Cafe ini.

"Kalian ngapain disini?," Tanyanya. Karena sepertinya Cia dan Lala belum menyadari keberadaannya.

Padahal bintang merasa nada bicaranya biasa saja, namun reaksi Cia yang keget dan itu berhasil membuat gadis di depannya terdorong lalu tersungkur ke lantai.

"Ciaaaa...," teriak Lala marah. Lalu dia buru-buru bangun dan menghampiri Cia yang sedang tersenyum bodoh kearahnya. Dan dengan kesal Lala menarik rambut Cia. Kesabaran sudah habis sekarang.

"Aduhh! Lala sakit tau rambut Cia, lepasin dong!," Ringis Cia saat tiba-tiba Lala menarik rambutnya.

Lala melepaskan jambakannya pada rambut Cia. Dengan raut emosi dia menatap kearah Cia.

"Rasain!," Sinis Lala. Dia meringis malu ketika kini semua orang sedang menatap kearahnya.

"Gara-gara Abang nih! Kenapa juga bikin Cia kaget!," ucap Cia pada bintang yang masih mengamatinya.

"Lah kok nyalahin gue? Gue kan cuma nanya!," protes Bintang. Dia tidak terima di salahkan, karena dia tidak merasa melakukan kesalahan apapun.

"Eh..tunggu? Kenapa bang bin-bin disini?," tanya Cia sambil menatap heran pada Bintang.

"Nama gue Bintang bocah!. Lagi ngemis gue disini!," ucap Bintang asal. Dia menatap kesal kearah Cia seperti gadis itu belum sadar dirinya berada dimana.

Cia melihat sekeliling merasa tidak asing dengan tempat ini. Dia cukup terkejut menyadari fakta bahwa dirinya berada di cafe ini, saking fokusnya pada misinya dia sampai tidak engeh dia berada dimana.

Mengingat tentang misi, kedua bola matanya langsung menatap kearah target yang kini sudah tidak berada di tempat tadi.

"Yah Lala! Dimasnya udah pergi noh," ucap Cia sambil menunjuk kearah meja yang tadi di tempati oleh Dimas.

Lala menghembuskan nafas kesal. Harusnya dari awal dia tidak melakukan hal bodoh ini. Kenapa Cafe ini selalu membuatnya malu.

"Gara-gara Lo! Coba Lo gak ganggu gue," ucap Lala kesal.

"Iya iya maaf!," Jawab Cia.

"Tapi gak apa-apa gue udah dapet Fotonya. Jadi kegilaan ini gak sia-sia," ucap Lala. Karena setidaknya dia akan mendapatkan imbalan yang cukup bagus.

"Lala pinter deh," ucap Cia.

"Hei Cia?," ucap seseorang. Ada seorang wanita yang mengenakan pakaian formal datang menghampiri mereka.

"Mba Nisa," ucap Cia. Wanita berpakaian formal itu ternyata adalah saudaranya.

"Lagi ngapain disini?," tanya Nisa.

"Biasalah, anak muda hehe. Kalo Mba Nisa ngapain disini?," tanya Cia.

"Mba kerja disini," jawab Nisa.

"Owh...oke, kalo gitu mba traktir Cia makan hehe," ucap Cia. Kebetulan sekali menurut Cia, karena saat ini perutnya tengah berbunyi.

"Iya mba kita laper nih," ucap Lala. Dia juga mengenal mba Nisa karena mereka sering pergi bersama.

"Mentang-mentang mba kerja disini ya kalian," ucap Nisa kesal.

Dan kedua gadis itu memasang wajah memelas agar Nisa mau menuruti keinginan mereka.

Abang BaristaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang