part 22

61 12 2
                                    

Ngga tau kenapa tiba tiba dapet ide, padahal udah mikir bakal hiatus.

Enjoy the part🙂

Hujan turun dengan lebatnya, membuat semua orang kalang kabut mencari tempat berteduh. Termasuk seorang gadis yang kini tengah mengendarai sepeda motornya.

Cia yang kini sedang berperang dengan fikirannya, antara memilih menerobos hujan atau berteduh. Namun bajunya sudah kepalang basah membuat dia memilih untuk terus melajukan motornya.

Dia sampai di cafe dengan basah kuyup, hujan masih mengguyur jalanan. Dan Cia buru-buru berjalan kearah pintu belakang Cafe untuk masuk, karena tidak mungkin jika dia masuk dari depan yang akan membuat lantai basah karena tubuhnya yang basah.

"Loh Cia? Kamu ngapain ujan-ujanan?," tanya Adit yang kebetulan berada di sana.

"Aduh bang Adit! Cia ngga ujan-ujanan tau, yang ada Cia nih yang keujanan," ucapnya.

"Iyadeh, udah sana ganti baju nanti masuk angin," perintah Adit yang langsung di turuti oleh Cia.

Karena pintu belakang dekat dengan kamar mandi, Cia langsung masuk kedalam. Setelah usai membersihkan diri Cia baru sadar akan sesuatu.

"Mampus gua!," Rutuknya. Dia baru teringat baju kerja nya ada di dalam loker dan dia belum sempat untuk mengambil bajunya.

Dan baju yang tadi sudah basah dan tergelatak begitu saja di lantai kamar mandi, tidak mungkin dia memakai baju itu kembali bukan?.

"Sialan bisa-bisa nya gua lupa ambil baju, gua harus apa nih?," ucap Cia panik.

"Gua telfon bang Adit aja deh," lalu dia mengambil handpone nya dari dalam tas.

Namun sudah beberapa kali Cia menelfon Adit, cowo itu sama sekali tidak ada tanda tanda mau mengangkat telfonnya.

"Aishh bang Adit kemana sih," ucap Cia kesal.

Cia berfikir siapa lagi yang bisa dia mintai tolong saat ini. Dan bodohnya hanya Adit nomor yang dia simpan dari banyak nya pegawai di cafe ini.

Sosok laki-laki melintas di fikirannya, dia lupa jika dia juga mempunyai nomor Galang.

"Masa gua nelfon bang Galang sih!," ucap Cia ragu.

"Ah bodo amat yang penting gua ngga terjebak disini terus."

Dan tanpa basa-basi Cia menelfon Galang. Sedikit lama Galang mengangkat telfonnya, tidak apa yang penting Galang mau mengangkat telfonnya.

"Hallo...," ucap Cia.

"Iya Ci kenapa?"

"Bang Gaga, Cia boleh minta tolong?"

"Apa?"

"Bisa tolong ambilin baju Cia di loker, Cia lupa bawa bajunya. Cia ada di kamar mandi sekarang."

"Oke"

Setelah itu sambungan telfon terputus, Galang mematikkannya terlebih dahulu. Sedikit Kecewa karena Galang tidak menanyakan keadaanya. Namun tidak papa karena cowok itu mau menolongnya.

Setelah menunggu tiga menit, pintu kamar mandi Cia di ketuk membuat Cia menghembuskan nafas tenang.

Cia membuka pintu, membuka sedikit celah lalu mengeluarkan tangannya. Merasakan tangan nya sudah menerima barangnya, Cia buru-buru menari lagi tangannya lalu segera menutup pintu.

Dia memakai pakaiannya dengan cepar, lalu segera keluar dari dalam kamar mandi.

Setelah menaruh tas nya di loker, Cia berencana untuk berterima kasih pada Galang.

Abang BaristaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang