part 11

80 14 0
                                    

Selamat membaca...

Cia dengan begitu bersemangat membuka pintu Cafe. Selain bersemangat karena dia ingin membeli Boba, dia juga bersemangat bertemu sang barista.

Dengan langkah ceria Cia berjalan kearah kasir tanpa menghiraukan Gara di belakangnya sudah menampilkan wajah begitu kesal.

"Cia mau pesen Boba kaya biasa, boba nya yang ban..." ucapan Cia terhenti ketika mendengar deheman seseorang cukup keras padanya. Dan dia baru teringat dia sudah berjanji sesuatu pada Gara.

Gara menatap garang kearah Cia yang kini tengah menatap kearahnya, berusaha memberi kode agar cia menepati janjinya. Dan berhasil gadis itu kini menatap kesal kearahnya.

"Boba nya sedikit aja," ucap Gara. Menggantikan Cia yang kini malah terdiam sambil menampilkan puppy eyes nya padanya. Dia tidak terpengaruh sama sekali dan masih mempertahankan keputusannya.

"Dan satu Americano," lanjut Gara.

"Minum disini atau..." Bintang yang berprofesi sebagai kasir disini, menghentikan ucapannya ketika kedua orang di hadapannya menyela.

"Bungkus..."

"Disini..."

ucap Gara dan Cia secara bersamaan.

"Abang Cia mau minun disini." Kesal Cia. wajahnya sudah sangat memerah menahan kesal karena Gara selalu melarangnya ini dan itu. Dia tidak mengerti mengapa Gara selalu mengganggu kesenangannya.

"Gak kita bawa pulang aja." Kekeh Gara. Dia masih tetap menampilkan wajah datarnya tanpa menghiraukan Cia yang sudah merengek-rengek padanya.

Bintang menatap heran kearah dua pasangan itu, kenapa mereka jadi berdebat disini. Untung cafe ini tidak terlalu ramai jadi tidak terlalu menggangu. Kesal juga pelanggannya ini menyita banyak waktu untuk memesan.

Sebenarnya Bintang juga sedikit kepo dengan salah satu pelanggan setianya itu. Karena yang dia tau Cia sangat menyukai Galang, dan sekarang siapa Cowok posesif yang bersama gadis itu.
Cowok itu menatap dirinya garang, seakan mengatakan bahwa Cia adalah miliknya.

"Jadi disini atau di bawa pulang," tanya Bintang memastikan. Karena melihat kedua nya masih tetap diam. Yang cowok menampilkan raut datar, dan cewek menampilkan wajah kesal.

"Di bawa pulang!," Final Gara.

Cia mendengus kesal mendengar apa yang di katakan oleh Gara, dengan kesal dia berjalan kearah bangku yang masih kosong lalu duduk disana. Dia mengumpati Gara di dalam hatinya saking kesalnya dia pada cowok itu.

Setelah membayar pesanan Gara menghampiri Cia yang wajahnya terlihat sangat marah. Gara menghela nafas kasar saat melihat Cia tidak mau menatap kearahnya.

Harusnya dia sama sekali tidak menuruti keinginan Cia di mobil tadi Jika pada akhirnya kelakuan gadis itu membuatnya gondok sekali. Cia memang sangat keras kepala,sudah berapa kali dia mengatakan Gadis itu keras kepala.

Baru saja Gara ingin beranjak ketika nomor antriannya di panggil. Cia dengan terburu-buru mendahuluinya kearah meja Bar. Tak ingin terjadi sesuatu Gara mengikuti langkah Cia.

Mood Cia kembali, bahkan bertambah dua kali lipat ketika pandangannya menatap kearah Galang yang sedang duduk bersama temannya. Senyum Cia bahkan semakin lebar hanya kerena melihat wajah tampan Galang.

"Nih pesanannya," ucap Adit. Dia tersenyum kearah Cia sambil memberikan pesanan gadis itu. Seperti Bintang, Adit pun merasa heran dengan cowok di samping Cia yang menampilkan wajah tidak menyenangkan padanya.

"Bang Gaga!," sapa Cia.

Dia bahkan menghiraukan ucapan dari Adit hanya untuk menyapa Galang. Dan sekarang cowok itu sedang menatap kesal kearah Cia.

Abang BaristaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang