part 25

55 12 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jika kamu tidak pernah puas dengan cerita orang lain, buatlah ceritamu sendiri"

Ngga ada deskripsi klo penasar cek profil gue, ramaikan ya guys.

Happy reading, enjoy the part

•-------•

ia membuka kelopak matanya, ketika motor yang dia tunggangi serasa sudah tidak bergerak. Nafasnya tak beraturan juga detak jantung begitu cepat. Cowok itu seperti ingin mengajaknya mati muda dengan cara kebut-kebutan di jalan.

Setelah memulihkan kesadaran, Cia langsung menjabak rambut Alfa yang sudah melepaskan helm nya. Dia begitu kesal pada Alfa, sudah mengajaknya dengan paksa lalu membuatnya hampir jantungan.

Alfa menahan tangan Cia yang menarik rambutnya brutal, dia tidak menyangka gadis itu akan bertindak anarkis seperti ini.

"Woi sialan lepasin!," ucap Alfa yang sudah tidak tahan menahan rasa sakit karena jambakan Cia.

"Lo ngeselin! Gue ngga minta lo jemput gue, lo mau bales dendam ha!!," Kesal Cia.

"Lebay lo!," ucap Alfa. Lalu dia buru-buru turun dari motor setelah Cia menghentikan aksinya, takut gadis itu akan melanjutkan serangan nya.

"Lo cowo paling bangsat yang gue kenal, gue gaakan bareng lo lagi!!," ucap Cia begitu marah.

Dia memutar badannya ingin segera menjauh dari sana, sudah muak sekali rasanya melihat wajah Alfa yang sangat menjengkelkan.

Pergerakannya terhenti kala ada sesuatu menarik tas sekolahnya hingga dia tidak bisa melangkah. Dengan wajah yang sudah memerah menahan amarah Cia membalikan tubuhnya dan menatap geram kearah Alfa yang masih memegan tas miliknya.

"MAU LO APASIH!," teriak Cia dengan penuh emosi.

Reaksi Alfa biasa saja bahkan cowo itu tengah menatap Cia datar, padahal gadis itu rasanya sudah siap ingin memutilasi Alfa saking kesalnya.

"Helm, lo mau sekolah pake helm?," tanya Alfa santai.

Berbeda dengan reaksi Cia saat ini, dia reflek meraba kepalanya dan menemukan helm milik Alfa yang masih bertengger di kepalanya.

Wajah Cia semakin memerah, bukan karna marah lagi karena saat ini dia begitu malu.

Dengan terburu-buru Cia mencoba melepas helm nya sambil mendengar di sekeliling banyak orang mentertawakannya. Namun sial mengapa helm yang dia pakai pengaitnya begitu sulit di lepas.

Alfa terkekeh singkat, lalu dia maju mendekat kearah Cia yang masih fokus mencoba melepas pengait itu. Dia menurunkan tangan Cia, lalu dengan mudah membantu melepas pengait itu.
Setelah itu dia melepaskan helm dari kepala Cia.

Abang BaristaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang