part 4

87 15 0
                                    

"ayah. kita turun disini aja," ucap Cia pada ayahnya.

Mereka tengah berada di mobil untuk menuju sekolah. Namun di tengah jalan Cia meminta ayahnya untuk berhenti sebelum sampai di sekolahnya.

Lala yang berada di samping Cia, menatap kearah Cia dengan tatapan heran. Dia berfikir apa yang Cia Rencanakan di pagi hari seperti ini.

Sang ayah menepikan mobilnya mengikuti keinginan Cia.

"Kita kan belum sampai?," Tanya ayahnya heran.

"Cia mau ada urusan bentar sama Lala! Jadi kita turun disini aja," ucap Cia.

"Kita kan...,aww..." ucapan Lala terhenti ketika Cia mencubit pahanya. Dia merintih pelan.

"Kalian gak ada rencana mau bolos kan?," Tanya sang ayah curiga melihat gelagat aneh dari putrinya.

"Enggak kok yah? Cia kan anak baik. Cia juga gak pernah tuh bolos," ucap Cia.

Cia memang mempunya rencana sendiri. Tapi yang pasti bukan rencana untuk bolos.

"Yaudah sana turun. Tapi janji gak ngelakuin aneh-aneh ya kalian," ucap ayahnya.

"Cia janji," ucap Cia. Dia menyalimi tangan sang ayah lalu segera turun dari mobil.

Lala yang sedari tadi menyimak percakapan Cia. Dengan terpaksa mengikuti keinginan Cia, perasaannya tidak enak. Dia yakin Cia akan merencanakan hal yang akan merugikan dirinya.

Ketika turun dari mobil Lala merasa sangat tidak asing dengan tempat yang kini dia berada.

Dan akhirnya Lala tahu apa yang akan di Rencanakan oleh Cia. Karena kini mereka sudah berada di teras Cafe. Kalian pasti tahu mereka ada di Cafe mana.

"Ayok Ci anterin gue," ajak Cia pada Lala.

"Masih pagi Lo ini Ci! Udah ngapalin gebetan aja," ucap Lala kesal. Mereka kini tengah berada di 'Manteb Cafe'.

"Hehe, gue kan kemarin belum ketemu bang Gaga. Jadi sekarang aja deh," ucap Cia.

Rencananya kemarin untuk bertemu dengan Galang gagal. Mereka memang datang ke Cafe namun ketika sampai disana, Galang sedang tidak ada shif kemarin.

"Gila aja Lo, ayok deh buruan," ucap Lala.

Lalu mereka segera beranjak untuk masuk kedalam Cafe yang masih terlihat lengang.

Mata Cia mencari-cari keberadaan Galang di setiap penjuru Cafe. Namun hasilnya nihil dia tidak menemukan keberadaan Galang.

Cia melangkahkan kakinya kearah sosok cowok yang kini tengah membersihkan meja bar.

"Bang Adit," panggil Cia pada cowok bernama Adit itu.

Adit menoleh ketika ada seorang memanggil namanya. Dia mengernyitkan dahinya heran, dia merasa tidak kenal dengan seorang gadis eh ralat dua orang gadis yang mengenakan seragam SMA.

"Ya?," Jawab Adit.

"Bang Galang ada?," tanya Cia.

"Galang belum dateng de," jawab Adit.

"Yahh..." Dia merasa kecewa, padahal dia sangat ingin bertemu dengan Galang.

"Masih lama yah datengnya?," tanya Cia dengan nada kecewa.

"Iya kayanya. Dia ada kuliah hari ini," ucap Adit.

"Yaudah deh! Tapi Cia mau nitip ini buat bang Galang boleh yah," ucap Cia sambil menyodorkan kotak Tupperware berwarna biru pada Adit.
Kotak makan yang berisi dua buah sandwich buatannya. Dia rela bangun pagi hanya untuk membaut sandwich.

Abang BaristaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang