part 17

61 15 0
                                    

Maaf kelamaan ngga apdet hehe.
Jangan lupa vote nya.

Enjoy the part
Happy reading

Cia melangkahkan kakinya kearah pintu cafe setelah memarkirkan motor miliknya.

Di pertengahan hari yang cukup panas ini cia berencana untuk memesan minuman kesukaannya plus menemui Galang.

Cia melongok kearah barista yang biasanya terdapat Galang disana, namun nihil disana dia hanya menemukan adit dan juga rekannya.

"He woy!! Malah bengong," seru Bintang ketika melihat Cia malah serius menatap kearah meja bar.

Cia menghadap kearah bintang yang berseru tadi, sambil menatap yang empunya kesal.

"Cia lagi nyari bang Galang kok gak ada ya?," Tanya cia penasaran.

"Galang sakit! Jadi dia ngga masuk hari ini," ucap Bintang.

Cia menganggukan kepalanya mengerti, walau dia belum mencerna dengan baik apa yang di katakan oleh Bintang.

Setelah tersadar Cia langsung menatap Bintang dengan wajah terkejutnya.

"Apa! Bang Galang sakit?," ucap Cia yang tanpa sadar meninggikan suaranya.

"Ngga usah teriak Cia!," tegur Bintang pada Cia, lalu segera menunduk dan tersenyum kearah pelanggan yang merasa terganggu.

"Bang Galang sakit apa? Parah ngga?," tanya Cia dengan raut cemas.

"Demam katanya," jawab Bintang.

Bintang sebenarnya juga khawatir pada sahabatnya itu, jika dia bisa meninggalkan pekerjaanya dia mungkin sudah berada di kosan Galang.

Apalagi Galang adalah tipe orang yang manja ketika sakit, dia sangat sulit untuk meminum obat. Bahkan Bintang pernah mendapati sahabatnya pingsang waktu itu.

"Kasih tau Cia alamat bang Galang," ucap Cia.

Cia khawatir. Mendengar kata bahwa Galang sakit saja hati cia sudah merasa cemas.

Bintang bimbang, jika dia memberi tahu alamat Galang. Sahabatnya itu pasti akan marah padanya, karena Galang sangat mementingkan privasinya. Namun jika tidak dia takut terjadi apa-apa pada Galang karna dia tidak bisa menjenguk sahabatnya sekarang.

Dan disinilah Cia. Setelah Bintang memberitahu alamat kosan Galang padanya.

Kosan yang terdiri dari dua tingkat dan memiliki halaman cukup luas. Cia memasuki halaman dengan sepeda motornya, setelah memarkirkan motornya di tempat yang tepat Cia buru-buru mencari kosan Galang.

Seperti info yang di berikan Bintang, bahwa kamar milik Galang berada di lantai atas dengan nomor 8.

Keadaan kosan terlihat sepi bahkan dia hanya menemukan dua motor di bawah. Lalu dia beranjak menaiki tangga.

Cia kini sudah berada di depan pintu dengan nomor 8. Dan tanpa ragu dia mengetuk pintu kamar tersebut.

Satu ketukan tidak membuat sang pemilik kamar menyauti dirinya. Ahkirnya cia mengetuk pintu itu berkali-kali. Sampai terdengar suara serak menyauti dirinya. Dan dia yakin bahwa suara itu milik Galang.

Pintu terbuka lalu Cia melihat Galang yang mengenakan kaos lusuh berwarna hita dengan celana pendek. Bukan hanya koasnya saja yang wajah cowo itu juga terlihat kusut dan juga pucat.

Galang menatap horor pada gadis di hadapannya, dia bingung mengapa gadis ini bisa berada di sini.

"Ngapain lo?," tanya Galang dengan suara serak.

Abang BaristaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang