part 36

30 5 1
                                    

jangan lupa vote nya

happy reading

Cia berdecak kagum ketika kedua kakinya menginjak ruangan yang kini sudah di sulah dengan banyak hiasan, balon berwarna hitam putih yang memenuhi langit-langit dan juga kue ulang tahun yang terlihat cantik.

Dan di depan sana Lala dan Gara sudah berdiri dengan senyumannya menyambut tamu yang lain. Tidak ada kedua orang tua sahabatnya itu, karena dia sangat tau ortu mereka begitu sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Untuk itu itu dia selalu bersyukur memiliki orang tua seperti bunda dan ayahnya.

"Nih dari gue sama bang Galang," ucapnya sambil menyodorkan paper bag berisi hadiah pada Lala.

"Makasih banyak lo bang Galang," ucap Lala.

"Kok kek gue ga bilang makasih sih," ucap Cia kesal. Karena merasa ikut serta memberi hadiah.

"Gue yakin lo ngga ikut nyumbang!," tebak Lala.

Cia mencebikan bibirnya kesal, "iya juga sih, tapi kan tetep aja gue ikut nyari itu hadiah," ucapnya kesal.

"Udah deh ribut mulu kalian, mending kita mulai acaranya," ucap Gara menengahi.

Cia menurut saja, setelah memberi ucapan selamat Galang mengajaknya untuk duduk di kursi yang sudah di sediakan.

Serangkaian acara sudah mereka lakukan, sangat meriah hingga Cia selalu menyunggingkan senyum lebarnya melihat sahabatnya nampak begitu bahagia hari ini.

"kata Lala disini ada tempat bagus buat liat city light," ucap Cia membuka suara. karena sedari tadi cowo itu hanya fokus dengan handpone nya.

"mau kesana?," tawar Galang. Dia juga sebenarnya sudah bosan berada di keramaian ini.

"ayoo," jawab Cia penuh semangat.

Cia beranjak dari duduk nya lalu dengan semangat dia melangkah terlebih dahulu.

tidak jauh dari villa, ada bukit kecil yang bisa melihat pemandangan kota. pemandangan yang begitu memukau membuat Cia ternganga ketika sampai di atas bukit.

Ada banyak lampu hias di atas bukitnya juga ada bangku untuk duduk. Namun Galang lebih memilih duduk di rumput hijau yang terlihat bersih.

Cia ikut duduk di sebelah Galang, dengan mata nya yang tetap fokus melihat keindahan kota yang terlihat seperti rumah mainan dari atas sini. Tidak lupa juga dengan keindahan langit yang bertaburan bintang juga bulan yang terlihat begitu sempurna di atas sana.

"andai rumah Cia di atas sini, pasti seru bisa liat pemandangan ini setiap hari," ucap Cia dengan senyum senangnya.

Dan lo harus siap terus terlambat ke sekolah karna jauh dari kota," ucap Galang.

Cia mencebikan bibirnya kesal mendengar perkataan Galang yang membuyarkan semua hayalan indahnya.

"nyebelin banget sih," ucapnya kesal.

Galang hanya terkekeh singkat lalu mata nya kembali tertuju pada lampu lampu kota yang terlihat begitu indah dari atas sini.

"lo ngga dingin pake baju itu?," tanya Galang.

"dingin sih, tapi gapapa kok," ucapnya.

karena terlalu excited dia lupa bajunya yang begitu terbuka dan lupa membawa jaket, padahal udara disini begitu dingin.

Galang merangkul bahu Cia lalu menuntun untuk bersandar di bahunya "gue ngga bawa jaket".

Cia langsung mematung dengan degub jantung yang dengan tiba-tiba berdetak dengan cepat juga dengan wajahnya yang terasa memanas. dia tidak menyangka Galang akan melakukan ini padanya. Lalu apakah sekarang dia boleh berharap pada laki-laki ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Abang BaristaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang