part 23

51 10 0
                                    

Jangan lupa vote nyaaaaa

Happy reading

Enjoy the part

Setelah diam di rumah selama dua hari akhirnya Cia kembali melakukan aktifitasnya. Dengan seragam sekolah yang sudah melekat di tubuhnya dengan rapih Cia melangkahkan kakinya untuk sampai di kelas.

"Akhirnya lo sekolah juga, gua males banget nolep di sekolah ngga ada elo," ucap Lala lebay, saat melihat bestie nya masuk ke kelas.

"Siapa ya?, Maaf saya ngga kenal mba," ucap Cia.

"Ga usah so ga kenal deh, utang lo banyak ke gua," jawab Lala. Padahal dia sudah senang melihat keberadaan Cia, namun saat bertemu malah seperti kucing dan anjing.

"Ampun ibu rentenir," ucap Cia sambil menyatukan kedua tangan seperti meminta maaf.

Dia menjatuhkan tas sekolahnya di bangku miliknya. Lalu duduk di bangkunya.

"Ada kabar apa nih, dua hari tanpa gua?," tanya-nya.

"Lo mengharapkan kabar apa di sekolah kita yang monoton ini," jawab Lala.

"Ya sapa tau ada spiderman nyasar kesini," jawab Cia asal.

"Ngadi-ngadi lo!. Kenapa ya sekolah kita ngga kaya di novel-novel gitu, ada geng motor lah, cogan mirip Manurios lah, atau anak genius yang ganteng nya naudzubillah," ucap Lala sambil membayangkan tokoh-tokoh yang sering muncul di novel-nover remaja.

"Lah si parjo ngga lo anggep, dia juga kan anak motor," ucap Cia.

"Parjo?," ucap Lala merasa tidak mengenal seseorang yang bernama Parjo. Namun lala mengetahui anak sekolah yang di maksud anak motor oleh Cia. Namun nama cowo tersebut adalah Ferdi.

"Ferdi Cia astaga bukan parjo! Parah lo ganti-ganti nama orang," ucap Lala.

Ferdi adalah kakak kelas mereka. Cowok yang suka membawa motor yang berisiknya bikin telinga sakit dan juga motornya yang dia modif seperti anak alay menurut Lala. Kalian taulah motor-motor seperti itu.

"Hehe, tapi dia kan anak motor juga," ucap Cia protes. Lala tidak menanggapinya, lalu dia hanya fokus pada buku pelajaran pertama yang sebentar lagi akan di mulai.

Setelah melalui 2 jam pelajaran pertama, mereka kini sedang bersiap-siap untuk mengganti pakaian-nya ke kaos olahraga karna mereka akan mengikuti pelajaran olahraga.

"Lo yakin udah sembuh?," tanya Lala memastikan. Dia sedikit khawatir pada Cia yang baru sembuh dari sakitnya.

"Udah dong, gua kan kuat," jawab Cia di sertai cengiran lebarnya.

Setelah siap mereka langsung menuju lapangan, yang sudah terdapat temen sekelas mereka dan juga anak kelas lain yang memilik jam yang sama.

"Oke anak-anak ayo berbaris," ucap seorang guru olahraga mereka yang bernama pak Darus.

Pak Darus memberi informasi bahwa hari ini adalah jadwal bermain basket, untuk itu mereka di arahkan untuk berlatih terlebih dahulu sebelum mengambil nilai.

Kebetulan setelah jam olahraga adalah istirahat, jadi setelah berganti baju Cia dan lalu langsung menuju ke kantin.

"Lo mau mesen apa Ci?," tanya Lala saat mereka sudah sampai di kantin.

"Samain sama lo ajadeh," ucap Cia lalu duduk pada bangku kantin.

"Oke gua beli dulu."

"Ciaa...," Panggil seseorang pada Cia.

Cia mendongak tiga sosok cowok rusuh yang kini tengah berada di hadapannya.

"Ngapain sih lo bertiga ganggu idup gua terus," kesal Cia sambil menatap sini oada mereka.

Abang BaristaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang