Keadaan sebuah mobil yang berisikan tiga manusia itu terlihat hening. Padahal biasanya mereka akan selalu terlibat adu mulut jika bersama. Namun kali ini benar-benar tidak ada suara sama sekali.
Gara dia sibuk mengendari mobilnya, tanpa mau membuka suara apapun.
Lala dia sibuk merutuki dua orang yang berada satu mobil denganya, yang masih saling mendiamkan satu sama lain. Dan Cia sibuk dengan pemikirannya, bagaimana cara meminta maaf pada Gara yang sedang marah padanya.Setelah mengumpulkan keberaniannya akhirnya Cia berani bersuara. "Bang Gara masih marah yah sama Cia," ucapnya dia sudah tidak tahan di diamkan oleh gara seperti ini.
Jika motornya sedang tidak di bengkel dan ayahnya tidak memaksa dirinya untuk berangkat dengan Lala yang otomatis akan bertemu dengan Gara, karena Lala selalu di antar abangnya jika datang kesekolah. Dia lebih memilih berangkat kesekolah sendiri. Dari pada menghadapi Gara yang marah padanya.
Gara tidak menjawab pertanyaan dari Cia. Dia masih merasa kesal pada Cia akan kejadian kemarin. Apalagi saat itu dia melihat pemandangan yang sangat menyakiti hati.
"Iss bang Gara kok diem aja sih!," Kesal Cia karena melihat Gara yang sama sekali tidak menanggapinya.
"Udah deh bang, betah amat sih marah nya," ucap Lala yang juga sudah mulai kesal. Karena bukan hanya pada Cia, dia juga kena imbasnya.
"Cia minta maaf deh. Cia janji gak bakal bohong lagi, eh engga janji deh hehe."
"Cia janji deh bakal lakuin apa aja buat Abang. Jangan marah lagi dong," rengek Cia. Karena demi apapun di diamkan Gara sangat tidak enak. Jatah Boba dan yupi nya berkurang karena Gara marah padanya.
"Oke! Kamu janji bakal lakuin apapun buat Abang?," ucap Gara. Dia goyah karena sogokan Cia yang sangat menarik untuknya.
Dan tanpa basa-basi Cia mengiyakan ucapan dari Gara, "Cia janji!."
Mereka akhirnya sampai di sekolah. Setelah berpamitan dengan Gara. Lala dan Cia segera beranjak memasuki sekolah mereka.
"Kira-kira bang Gara bakal minta apa ya sama gue?," Tanya Cia pada Lala yang berada di sebelahnya.
"Yang pasti bakal ngerugiin elo!," jawab Lala. Dia tahu pasti Abang akan mengunakan kesempatan ini dengan baik.
"Jangan sampe deh bang Gara minta beliin barang sepuasnya kaya di Youtube. Eh tapi bang Gara kan lebih kaya dari Cia," ucap Cia. Gara-gara dia sering menonton Vidio prank di Youtube dia jadi berfikiran macam-macam.
"Dia bakal minta elo bales perasaannya! Mampus!," ucap Lala.
"Bales perasaan? Emang perasaaan apa?," tanya Cia heran. Dia tidak mengerti maksud dari Lala.
"Terserah lo deh! Pusing gue," ucap Lala lalu dia segera beranjak meninggalkan Cia.
Sesampainya di kelas Lala mendudukkan dirinya di bangku lalu di ikuti Cia berada di sampingnya.
"He Lo bedua!," ucap seorang perempuan mendatangi meja mereka.
Cia mendongak dan menatap salah satu teman sekelasnya yang bernama Aurel. Cia mengetahui Aurel selain teman sekelasnya dia juga di kenal sebagai salah satu cewek centil yang ada di sekolah.
"Ha he ha he! Gue punya nama kali," ucap Lala.
"Iye iye La! Sewot banget sih Lo?," jawab Aurel.
"Ngapain?," tanya Cia.
"Gue mau ada urusan nih sama Lo bedua," ucap Aurel.
"APA? Lo mau minjem duit? Pergi aja deh gak ada gue," ucap Lala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang Barista
Novela JuvenilFallencia Kayana, gadis yang sangat menyukai minuman yang pasti di sukai sejuta umat. BOBA! Saking cinta dia dengan Boba. Dia akan selalu mencoba hal baru dari minuman itu. Dan karena Boba kisah cintanya di mulai. Cafe baru yang ada di dekat sekola...