Part 31

58 6 0
                                    

Hallo guyss

Lama banget ya updet nya hehe

Jangan lupa vote karena cuma vote dan komen bentuk dukungan kalian ke karya aku.
Jadi jangan lupa Vote karena vote yg bikin aku semangat nulis.

Sekali jangan lupa pencet bintangnya supaya aku bisa cepet cepet updet ke part selanjutnya.

Enjoy the part...

Dia kira ini hanyalah masalah biasa yang dengan mudah dapat terselesaikan. Bahkan dia sampai berharap Galang akan menemuinya dam meminta maaf padanya karena dia percaya padanya.

Nyatanya sudah satu minggu Cia menunggu Galang tidak kunjung menemuinya atau sekedar mengunjunginya yang sedang sakit.

Dia tau pasti Lauren sudah banyak berbicara yang tidak-tidak tentangnya hingga cowo itu terhasut dan tidak mau menemuinya lagi.

Cia benci Lauren juga Alfa yang ternyata menyimpan rencana busuk untuknya, dia tidak mengerti mengapa Alfa melakukan itu padanya. Apa Alfa melakukan ini padanya karena perlakuan yang sering di layangkan pada cowo itu?, jika benar cowo itu sangat kekanak-kanakan. Dan demi apapun dia tidak akan memaafkan Alfa sampai kapanpun.

Dengan langkah lunglai Cia berjalan di koridor sekolah menuju kelasnya. Ini hari pertama dia sekolah setelah seminggu di rumah, mungkin kemarin keberuntungan untuknya. Karena kelas 12 melaksanakan ulangan membuat kelas 10 dan 11 di liburkan.

Karena pandangannya menunduk membuat Cia menabrak seseorang membuat dia mundur beberapa langkah. Reflek dia mengatakan maaf lalu mendongak melihat seseorang yang dia tabrak.

Cia menatap Alfa dengan pandangan yang tidak dapat di artikan, dia benci, kesal, marah, dan rasa ingin membunuh cowo di hadapannya ini. Namun dengan kewarasannya Cia hanya menatap cowo itu dingin lalu segera melenggang pergi.

Rasa yang sempat ingin memaki lansung tertahan di ujung lidahnya, karena di terlalu malas untuk sekedar mengeluarkan suara pada cowo itu.

"Pagi pagi udah suram amat muka lo," sapa Lala padanya ketika di sudah menginjakan kali di lantai kelasnya.

"Hidup gue emang suram," jawab Cia sengit. Suasana hatinya memang sedang buruk saat ini.

"Mau abang terangin ngga neng," ucap Angga yang tiba-tiba menyaut ucapan Cia dan sekarang sedang duduk di bangku yanga da di hadapan Cia yang masing kosong.

"Diem lo! Gue lagi ngga pengen ngomong sama lo!," sentak Cia sambil meletakkan dengan kasar tas sekolahnya di meja dan duduk di bangkunya.

"Galak amat dah, lagi pms ya," ucap Angga lagi. Walau sebenarnya hatinya sudah bergetar melihat wajah Cia yang terlihat begitu emosi seakan-akan bisa membunuhnya dengan sekejap.

"Bacot!," ucap Cia kasar. Berhasil membuat Angga ngacir buru-buru pergi dari hadapan Cia sebelum gadis itu menguburnya hidup-hidup. Oke fikiran Angga emang lebay.

Seketika Lala terbahak-bahak melihat angga yang pergi ketakutan. Cia memang begitu menyeramkan sampai Angga takut padanya sahabatnya.

"Cia Abang gue ngajak kita ke dufan, ikut yuk," ajak Lala.

"Males," jawab Cia singkat.

Lala memanyunkan mendengar kara singkat yang bermaksud menolak. "Ayo dong Ci, siapa tau abis main lo bakal happy lagi," bujuk Lala.

Abang BaristaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang