Part 32

39 8 0
                                    

Hallo guys

Sumpah gue beneran sedih karena gada yang vote padahal yang baca lumayan banyak😭

Plis guys jangan pelit vote

Tapi gue tetep updet setelah sekian lama, semoga pembacanya ga pada buar.

Sekian dan terimakasih, dan jangan lupa votenya.



Dengan bersemangat Cia duduk di bangku taman di bawah terik matahari menjelang siang yang begitu menyengat. Namun hal itu tidak menyurutkan semangatnya, untuk menunggu ketidak pastian ini.

"Bang Gaga lama banget," ucap Cia kesal lalu memasang muka masam. Gara-gara cowo itu yang tidak memberitahu dirinya ingin bertemu jam berapa membuat dia langsung berada disini dari jam 10 pagi.

Padahal dia bisa saja menunggu di tempat teduh, namun dia berfikir bahwa Galang tidak akan menemukan dirinya jika dia tidak ada di tempat ini.

Cia kembali memberi pesan singkat pada cowok itu padahal sudah sangat tertera bahwa pesan yang dia kirim masih ceklis satu tanda Galang belum mengaktifkan ponselnya, atau mungkin cowo itu tidak punya paket data.

"Semangat Cia, gue yakin bang Gaga bakal dateng sebentar lagi," ucapnya menyemangati diri sendiri walau di dalam hatinya dia ingin sekali mencak-mencak karena sudah tidak tahan duduk disini.

Dan sepertinya kesabaran Cia akan habis karena sudah tiga jam disini belum ada tanda-tanda cowo itu akan menampakan batang hidungnya.

Namun muka masamnya seketika berbinar melihat penjual ice cream dengan gerobak dorong melintas di depannya. Cia menjilat bibir nya merasa tergoda dengan makanan manis tersebut, di tambah cuaca panas ini membuat tenggorokannya terasa kering.

"Tapi kalo Cia tinggalin bangkunya, nanti bang Gaga dateng. Tapi gue pengen ice cream," monolog nya bimbang.

"Ahh bodo gue pengen ice cream," ucapnya lalu segera beranjak dan menghampiri penjual ice cream itu.

Setelah membeli satu cup besar ice cream dia kembali ke bangkunya, dan duduk disana sambil memakan ice cream dengan khidmat.

"Awas aja klo sampe Ice cream ini abis dan bang Gaga blom dateng, Cia ngga akan mau ketemu bang Gaga," gerutunya sambil tetap menyendokan ice cream ke mulutnya.

"Gue dateng," sahut seseorang membuat Cia langsung menengok dan mematung di tempat dengan wajah cengo nya.

Galang duduk di samping Cia yang masih termangu sambil menatap kearahnya. Tangannya terangkat untuk membersihkan sisa ice cream yang ada di sekitar bibir gadis itu.

"Belepotan," ucapnya membuat Cia membolakan matanya lebar.

Galang sebenarnya sudah memerhatikan gadis itu sebelum Cia beranjak untuk membeli ice cream, dia salut pada Cia yang mau menunggunya padahal dia sama sekali tidak memberi tahu kapan mereka akan bertemu.

"Cia udah nunggu tiga jam," cicit Cia yang masih merasa gugup.

"Sorry tadi gue ada urusan sebentar," jawab Galang merasa bersalah.

"Gapapa kok yang penting bang Gaga dateng," ucapnya lalu tersenyum manis. Melupakan kekesalannya terhadap Galang tadi.

"Cia kangen banget sama bang Gaga," ucap Cia pelan sambil menunduk sedih tidak berani untuk menatap kearah Galang.

Galang menyalipkan rambut Cia ketelinga karena tidak dapat melihat wajah gadis itu karena tertutup rambutnya yang terurai.
Sang empunya mendongak saat merasa ada tangan yang menyentuh telinganya.

"Cia minta maaf soal waktu itu, tapi Cia berani sumpah kalo bukan Cia yang dorong Lauren," ucap Cia mencoba membela.

"Kalo gitu ceritain ke gue kronologi nya," ucap Galang.

Abang BaristaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang