46

249 33 15
                                    


Han Keina menghela napas pelan ketika mendapati Park Jimin yang masih tidur dengan sangat pulas nya. Hanya dengan memakai boxer untuk menutupi bagian bawahnya, membuat Keina sedikit bergidik ngeri dengan kebiasaan dari sang calon suaminya tersebut.

Keina melangkah pelan mendekat pada ranjang Jimin, di pagi hari mata suci nya sudah disuguhkan dengan sesuatu yang seperti ini, membuat pikirannya hampir rusak.

"Bangun," ucap Keina sembari menepuk pelan pipi Chubby Jimin.

Jimin menggeliat dalam tidurnya, masih tak ada niatan untuk membuka matanya. Ia baru bisa tidur pukul lima pagi karena menyusun berbagai konsep untuk pernikahannya dengan Han Keina. Jimin ingin membuat sebuah pernikahan yang luar biasa mewah nantinya.

Keina berdecak, "Cepat bangun. Jangan malas begini." ucapnya sembari menepuk kasar pipi Jimin. Membuat Jimin seketika membuka matanya dan menatap nyalang pada sang calon Istri.

"Aku masih mengantuk."

"Aku tidak peduli. Kau harus bangun dan sarapan."

Jimin berdecak, ia menarik pergelangan tangan Keina dengan cukup kasar, membuat Keina jatuh diatas tubuh Jimin. Bibir tebal Keina mendarat tepat di leher putih Jimin, sedangkan tangan Jimin melingkar erat pada pinggang Keina.

"Yakk. Park Jimin."

Keina mencoba menjauhkan tubuhnya, namun Jimin menariknya untuk semakin menempelkan tubuh mereka berdua.

"Park Jimin. Lepaskan aku atau aku tampar bibir tebal mu." ucap Keina, ia sudah kepalang kesal pada sang calon suami. Tak peduli jika status Jimin masih majikannya sekarang karena ia belum resmi menyandang status sebagai istri Jimin untuk saat ini.

Jimin tak terusik sama sekali dengan ucapan kasar yang keluar dari bilah bibir Han Keina. Dalam hati ia tertawa penuh kemenangan karena berhasil mengerjai Keina dipagi hari begini.

"Begini saja. Rasanya sangat hangat." ucap Jimin dengan mata yang terpejam. Ia merasakan kehangatan ketika tubuh Keina berada diatas tubuhnya.

"Akhh!" Keina mendesis ketika Jimin meremat pinggangnya dengan begitu kuat.

Jimin terkekeh pelan, ia segera melepaskan kedua tangannya yang melingkar pada pinggang Keina. Gadis manis itu segera menjauhkan tubuhnya ketika kedua tangan Jimin berhasil menjauh dari pinggangnya.

"Dasar Pria kurang ajar." ucap Han Keina sembari menatap nyalang pada sang calon suami. Belum menjadi suami saja Jimin sudah berani bertindak kurang ajar padanya. Bagaimana setelah mereka berdua menikah. Bisa-bisa Jimin memperlakukannya dengan seenaknya.

Jimin mendengus lantaran merasa kesal dengan Keina yang sudah sangat berisik dipagi hari begini, matanya masih terasa berat. Ia masih sangat mengantuk dan ingin tidur dengan tenang.

"Bisakah kau diam."

"Tidak!!"

"Diam atau aku cium?"

Pilihan yang buruk.

Keina seketika bungkam. Nyalinya seketika menciut. Jimin bukan seorang Pria yang main-main dengan ucapannya.

"Kenapa kau diam?" tanya Jimin sembari menatap tajam pada Keina.

Keina dengan cepat menggelengkan kepalanya, "aku akan diam jika kau mau mandi dan setelahnya memakan sarapan pagi mu."

Jimin segera beranjak dari atas ranjang, mendekatkan dirinya pada Keina. Menarik pinggang gadis itu, lalu menempelkan bibir tebalnya pada bibir Keina.

Cupp..

Hanya satu kecupan manis yang Jimin berikan, namun sukses membuat Keina tersentak karena perlakuan tiba-tiba yang dilakukan oleh Jimin padanya.

My Stupid Boss (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang