51

254 30 13
                                    



Bertengkar..

Selalu saja hal itu yang akan terjadi ketika keduanya bersama. Lee Sona yang begitu keras kepala, dan Min Yoongi yang begitu pemaksa. Memaksakan setiap kehendaknya pada Sona yang sudah jelas tak mau mengikuti keinginannya. Gadis cantik itu sudah kepalang gila karena sikap Min Yoongi yang suka sekali memaksanya.

"Aku akan tetap kembali ke Apartemenku. Jangan memaksaku untuk tetap disini, Min Yoongi." ucap Sona berulang kali menghentakkan kakinya lantaran merasa sangat kesal karena Min Yoongi terus saja memaksanya untuk tetap tinggal di Apartemennya sebelum hari pernikahan mereka. Permintaan dari sang calon Mertuanya itu sangat memberatkan hatinya. Jangankan untuk tinggal bersama Min Yoongi, bersama Yoongi seharian saja sudah membuat kepalanya nyaris meledak. Lalu bagaimana dengan pernikahan mereka nanti. Bukankah setelah menikah mereka akan tinggal satu atap. Tidak.. Lee Sona tak mau memikirkan hal itu untuk saat ini. Setidaknya ia mendapatkan uang untuk setiap bulannya. Ia tak perlu bersusah payah bekerja keras. Sekeras apapun ia bekerja, tetap saja tak membuatnya kaya raya. Tapi hanya dengan menjadi Istri pura-pura Yoongi, ia mendapatkan gaji yang sangat luar biasa fantastis setiap bulannya.

Yoongi berdesis sembari menggeleng, "Aku tidak menerima penolakan, Lee Sona. Kau harus tetap disini." ucap Min Yoongi sembari menarik paksa tas berisi pakaian yang berada ditangan Lee Sona. Hingga pada akhirnya terjadilah adegan tarik menarik tas diantara keduanya.

"Aku tidak mau. Kembalikan tasku."

"Tidak."

Sona berulang kali mengumpat, namun Yoongi sama sekali tak menghiraukan segala macam umpatan yang Sona layangkan padanya. Ia sudah terbiasa dengan mulut kotor gadis tersebut.

"JANGAN MEMAKSAKU, MIN YOONGI."

Yoongi segera menutup kedua telinganya menggunakan telapak tangannya. Teriakan Lee Sona benar-benar sangat mematikan, menghantarkan rasa sakit pada telinganya.

Setelah ia berhasil mendapatkan kembali tas berisi pakaian miliknya. Dengan langkah cepat ia melangkah menuju pintu apartemen. Namun, langkah kakinya sempat terhenti ketika rungunya mendengar bell apartemen yang di pencet berulang kali.

"Itu pasti Eomma." ucap Min Yoongi merasa panik. Takut jika sang Ibu tahu kalau saja Sona akan pergi dari apartemen miliknya.

Seketika Lee Sona juga merasa panik, Ibu Min Yoongi itu kelewat cerewet dan menyebalkan. Pasti nanti ia akan banyak bertanya perihal keputusannya untuk kembali ke apartemennya.

"Kau kembali ke kamar."

"Sial!" umpat Lee Sona, "Padahal aku ingin kembali ke apartemenku." ucap Sona, hancur sudah keinginannya untuk tidur nyenyak diatas ranjang empuknya. Ia segera melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam kamar tamu, menaruh tas berisi pakaiannya diatas ranjang.

"Dimana calon menantuku."

Mengingat jarak kamar tamu dan ruang tamu yang sangat dekat, rungunya dapat mendengar suara dari sang calon Mertua yang sedang menanyakan perihal dirinya pada Yoongi.

Memasang sebuah senyuman yang tidak nampak tulus sama sekali. Sona segera melangkah keluar dari dalam kamar tamu. Maniknya menatap pada presensi sang calon Mertua dengan sekantong penuh belanjaan ditangan kanannya.

"Menantu." panggil Nyonya Min saat mendapati presensi Sona yang saat ini tengah berjalan mendekat kearahnya.

Sona tersenyum begitu lembut, "Eomma kesini dengan siapa?" tanya Sona.

"Sendiri. Eomma ingin membuat banyak pudding denganmu. Min Yoongi sangat menyukai pudding dengan rasa mangga."

Sungguh. Sona tak peduli dengan apa yang disukai Min Yoongi. Ia hanya ingin bersantai ria sambil menonton serial drama favoritnya dihari libur kerjanya. Bukan malah membuat pudding untuk Min Yoongi.

"Eomma juga membawa banyak bahan untuk masakan. Kita akan memasak banyak makanan hari ini. Yoongi bilang kepada Eomma jika kau sangat pandai memasak, dia memang tidak salah memilih calon Istri."

Terkutuk'lah mulut penuh dusta Min Yoongi. Bagaimana Pria itu mengatakan jika Sona sangat pandai dalam hal memasak. Nyatanya Sona hanya dapat memasak satu menu yang sangat sederhana seperti nasi goreng.

"Itu benar, Eomma. Sona sangat pandai memasak. Aku sangat menyukai masakannya." ucap Min Yoongi sembari menatap pada Sona.

Sona berulang kali mengumpat dalam hati. Menyumpah serapahi Min Yoongi dengan segala ucapan penuh dusta nya. Tidak bisakah Min Yoongi dikutuk saja menjadi batu, agar Lee Sona dapat hidup dengan tenang.
























🐣🐣🐣🐣





Bagi Han Keina tak ada Orang yang paling menyebalkan dari Park Jimin. Pria itu teramat sangat menyebalkan dan juga jangan lupakan sikap kurang ajar dari Jimin yang selalu saja memaksanya. Seperti saat ini, Jimin mengajaknya hanya untuk duduk berdua dibangku taman belakang rumah sembari menatap bunga-bunga indah yang sedang bermekaran disekitar taman. Apa tak ada hal lain yang bisa mereka lakukan selain ini?. Keina sudah teramat bosan dengan hanya duduk berdiam seperti ini. Mungkin bagi Jimin ini hal yang terlampau menyenangkan. Mengingat bertahun-tahun Pria itu mengurung diri di dalam kamar.

"Apa kau tidak bosan?" tanya Keina. Ekor matanya melirik pada Jimin yang masih setia menatap bunga yang berada disekitar taman.

Jimin dengan cepat menggelengkan kepalanya, "selagi itu denganmu, aku tak akan pernah merasa bosan."

Ada semburat merah yang menghiasi kedua pipi Keina saat ini. Siapa yang mengajari Jimin menjadi Pria dengan penuh bualan seperti ini. Mengingat Jimin yang sebelumnya tak pernah bergaul dengan siapapun kecuali Kim Namjoon yang seringkali berkunjung ke rumah hanya untuk memberikannya beberapa majalah dewasa. Membuat Keina ingin mencubit lesung pipitnya jika mengingat hal itu. Ia sangat yakin jika otak mesum Jimin adalah ajaran dari sepupunya itu. Kim Namjoon benar-benar membawa dampak buruk untuk Park Jimin.

Jimin meraih pergelangan tangan Keina, "Aku nyaman saat bersamamu." ucap Jimin tulus.

Keina terdiam, tak ada yang dapat ia ucapkan untuk saat ini. Ia sendiri merasa bimbang. Terkadang ia merasa begitu nyaman dengan Jimin. Namun, terkadang juga ia merasa begitu kesal dengan tingkah menyebalkan dari seorang Park Jimin. Baginya Jimin itu aneh dan sangat sulit untuk ditebak.

Keina beralih menatap pada Jimin, "Park Jimin, diamlah. Jangan bergerak." ucap Han Keina sembari perlahan mendekatkan dirinya pada Jimin.

"Kenapa? Kau ingin menciumku?" tanya Jimin penasaran.

Keina dengan sangat perlahan mengulurkan tangannya pada rambut Jimin.

"Yahh. Dia terbang." ucap Keina merasa sedikit kecewa karena tak berhasil menangkap kupu-kupu yang sempat hingga diatas surai Jimin.

Jimin mengernyit, "apanya yang terbang."

"Kupu-kupu. Tadi dia hinggap diatas kepalamu. Tapi sudah terbang."

Spontan Jimin melebarkan matanya, ia segera mengusak surainya yang tanpa sadar sempat dihinggapi oleh kupu-kupu.

Jimin bangkit dari duduknya, "dimana kupu-kupunya sudah tidak ada lagi kan?"

Jimin menatap sekitar, ia sangat takut dengan kupu-kupu. Karena saat ia duduk di bangku Sekolah Dasar, temannya pernah dengan kurang ajarnya memasukkan kupu-kupu kedalam celananya. Dan hal itu sukses membuat Jimin merasa takut dengan hewan cantik tersebut.

"Ehh. Lihat dia hinggap di bunga. Sebentar aku akan menangkapnya." ucap Han Keina sembari perlahan melangkahkan kakinya untuk mendekat pada bunga mawar yang sedang dihinggapi oleh kupu-kupu dengan warna kuning tersebut.

"Dapat." ucap Keina senang. Ia berbalik, namun tak mendapati presensi Park Jimin berada disekitar taman. Pria itu pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

My Stupid Boss (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang