3

730 61 18
                                    


Han Keina masuk kedalam kamar sang Tuan muda dengan membawa nampan berisi makanan. Ia menatap sang Tuan muda yang masih terlelap di balik selimut.

Keina menaruh nampan berisi makanan tersebut diatas meja. Lalu melangkah pelan kearah ranjang sang Tuan muda. Menepuk pelan bahu Park Jimin berharap Namja itu mau membuka matanya untuk bangun dari tidurnya.

"Tuan muda Park, bangun." ucap Keina begitu lembut sembari berulang kali menepuk bahu sang Tuan muda.

Tak ada gerakan dari balik selimut tersebut. Keina merasa kesal dibuatnya. Mebangunkan Park Jimin begitu sulit.

"Tuan bangun. Nyonya Park menyuruhku untuk membangunkan Tuan dan membawakan sarapan pagi." ucap Keina.

AHKKKKKKKK

Keina berjengit kaget saat Park Jimin bangun dari tidurnya dan membuang asal selimut yang menyelimuti tubuhnya. Dapat Keina lihat tubuh bagian atas Jimin yang tak tertutup apapun. Mata polosnya kembali ternodai, ia harus mulai terbiasa dengan semua ini. Karena Bibi Choi sudah memberitahunya jika sang Tuan muda tak pernah memakai baju saat tidur. Ia hanya akan mengenakan boxer saat tidur.

"Kau menganggu saja. Aku benci denganmu." ucap Jimin sembari mengusak kasar surainya. Ia begitu kesal jika ada orang yang menganggu jam tidurnya.

"Nyonya Park menyuruh saya membangunkan Tuan. Jadi mulai sekarang Tuan harus bangun lebih pagi." ucap Keina sembari tersenyum lembut. Ia mengambil selimut tebal milik Park Jimin yang berada dilantai. Lalu melipat selimut tersebut dan menaruhnya kembali diatas ranjang.

"Siapa kau berani menyuruhku?" tanya Park Jimin sembari menatap tajam pada Keina.

Keina memejamkan mata sejenak. Ia tak boleh tersulut emosi saat menghadapi sang Tuan muda. Ia harus banyak bersabar saat menghadapi perilaku kekanakan Park Jimin.

"Nyonya Park yang menyuruh saya. Jika Tuan muda keberatan, saya akan melapor pada Nyonya." ucap Keina.

Tangan Park Jimin spontan mengepal. Sebelumnya tak ada pelayan yang berani padanya. Ia begitu membenci Han Keina mulai detik ini.

"Aku mau mandi." ucap Jimin. Ia beranjak dari atas ranjang dan berjalan cepat menuju kamar mandi.

Keina menghela napas kasar, merawat Pria dewasa seperti Park Jimin akan terasa begitu melelahkan.

"AHHH. ADA KECOA."

Keina segera berlari mendekat kearah pintu kamar mandi.

"Tuan. Apa Anda baik-baik saja?" tanya Keina.

Brakk

Park Jimin membuka kasar pintu kamar mandi. Keina memejamkan mata sejenak saat tak sengaja menatap sang Tuan muda yang bertelanjang dada, ia hanya memakai handuk untuk menutupi bagian bawahnya.

"Ada kecoa di dalam kamar mandi." ucap Jimin panik.

Keina melangkah masuk kedalam kamar mandi. Mengabaikan rasa takut pada dirinya. Ia sebenarnya juga takut pada hewan menjijikan tersebut.

Jimin tersenyum ketika Keina masuk kedalam kamar mandi. Dengan gerakan cepat ia menutup pintu kamar mandi dan menguncinya dari luar.

"TUAN BUKA PINTUNYA." teriak Keina dari dalam kamar mandi.

Jimin mengabaikan teriakan itu. Ia mengambil baju didalam lemari dan memakainya. Lalu melepas handuk yang menutupi bagian privasinya dan memakai kembali boxernya.

Jimin mengambil ponsel miliknya yang berada diatas nakas. Lalu merebahkan tubuhnya diatas ranjang.

"TUAN BUKA PINTUNYA."

My Stupid Boss (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang