Lee Sona menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya kasar, mencoba menenangkan degub jantungnya yang berdetak semakin kencang. Lalu ia membenarkan sedikit penampilannya yang berantakan.Ia memberanikan diri untuk membuka pintu ruangan Min Yoongi dengan begitu pelan. Lalu melangkahkan kaki jenjangnya untuk masuk, terlihat sang atasan sedang sibuk dengan beberapa berkas dimeja kerjanya.
"Mianhe, Sajangnim. Saya terlambat." ucap Lee Sona sembari mendunduk begitu dalam. Ia menyadari akan kesalahannya, ia terlambat bukan hanya sejam, tapi dua jam lebih lima belas menit.
"Kau pikir ini Perusahaan milik Orang Tuamu? Hingga kau bisa seenaknya begitu." ucap Min Yoongi dengan wajah datarnya, Sona seperti berhadapan dengan setan saat ini, Min Yoongi begitu mengerikan saat ini.
Lee Sona menggeleng pelan, "tadi teman Saya sakit.. "
Brakk
Belum sempat Lee Sona menyelesaikan ucapannya, Min Yoongi telah lebih dulu menggebrak meja dengan begitu kasar, hingga membuat Lee Sona berjengit kaget karena suara gebrakan yang begitu keras.
"Aku tidak menerima alasan apapun, Lee Sona. Dari awal kau memang tidak pernah bisa bekerja dengan benar disini." ucap Min Yoongi sembari menatap tajam Lee Sona. Ntah kenapa saat ini emosinya tak bisa ia kontrol lagi. Ia menyadari tubuh Lee Sona yang bergetar hebat dengan air mata yang menggenang dipelupuk matanya. Gadis itu terlihat begitu ketakutan.
Min Yoongi menarik napas, lalu membuangnya kasar, sampai Sona dapat mendengarnya.
"Duduk dikursi kerjamu. Aku memaafkanmu. Jika kau mengulanginya lagi, aku akan mencari Sekretaris baru yang lebih baik darimu." ucap Min Yoongi yang langsung mendapat anggukan dari Lee Sona.
Sona melangkah pelan kearah meja kerjanya yang hanya beberapa langkah dari tempatnya berdiri. Ia tidak pernah melihat sang Atasan semarah ini sebelumnya. Min Yoongi terlihat begitu menyeramkan ketika dalam mode serius seperti saat ini. Ia juga sadar akan kesalahannya, setidaknya Yoongi telah berbaik hati memberinya kesempatan. Ia masih butuh pekerjaan ini, ia tidak mau menjadi pengangguran.
🐨🐨🐨🐨
Kim Chan Yun mengunyah suapan bubur terakhir dalam mangkuk yang dipegang oleh Kim Namjoon. Kurang lebih satu jam yang lalu boss ditempat kerjanya itu berkunjung ke apartemen yang ia tempati bersama kedua sahabatnya. Memencet bell apartemen seperti orang kesetanan, padahal saat itu Kim Chan Yun sedang bersusah payah bangkit dari atas ranjang, karena kepalanya yang terasa begitu pening.
Kim Namjoon mengambil segelas air yang berada diatas nakas, lalu menyodorkannya pada Chan Yun.
"Kau istrirahat ya. Aku harus kembali ke Restaurant. Dua jam lagi aku akan kembali. Tidak apa kan?"
Chan Yun mengangguk paham, ia jadi merasa tak enak pada Kim Namjoon, merasa terlalu merepotkan Pria berlesung pipit tersebut.
"Kalau ada apa apa aku bisa memanggil suster kan." ucap Kim Chan Yun sembari tersenyum begitu lembut. Padahal ia sudah menolak saat Namjoon akan membawanya kerumah sakit, namun Pria berlesung pipit tersebut adalah tipe pemaksa dan tidak bisa ditolak, apapun yang ia inginkan itu adalah mutlak, tidak ada penolakan. Sekarang ia jadi harus berbaring diranjang rumah sakit dengan jarum infus yang tertanam dipunggung tangannya.
Kim Namjoon mengelus lembut surai Chan Yun, memberikan sebuah senyuman yang dapat menggetarkan siapa saja yang melihatnya, Chan Yun sendiri merasa lemah jika Kim Namjoon tersenyum hingga memperlihatkan lesung pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Boss (END)
Teen FictionHan Keina merasa tertipu ketika mengetahui yang seharusnya ia asuh bukanlah seorang Anak. melainkan seorang Pria dewasa bertubuh sexy bernama Park Jimin. {YUK FOLLOW SEBELUM MEMBACA}