12

446 55 3
                                    


*ketika aku memelukmu dengan begitu erat, ntah kenapa aku merasakan kedamaian yang selama ini tak pernah aku rasakan sebelumnya*






🐥🐥🐥🐥

"Aku tak ingin ikut. Lepaskan aku."

Keina mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia segera menatap sang Tuan muda yang tidur disampingnya. Dapat Keina lihat kening sang Tuan muda yang sudah basah dengan keringat.

"Tuan muda Park. Apa kau baik-baik saja?"

Berulang kali Keina menepuk pelan pipi sang Tuan muda, berharap Jimin mau terbangun dari mimpi buruknya.

Park Jimin mengerjap, napasnya masih belum teratur. Mimpi buruk itu kembali lagi, membuat dadanya berdenyut nyeri.

Dengan gerakan cepat Keina segera mengambil segelas air putih yang berada diatas nakas. Lalu memberikannya pada sang Tuan muda.

"Tuan muda minum dulu ya supaya bisa sedikit lebih tenang." ucap Keina sembari menyodorkan segelas air putih yang berada ditangannya pada Park Jimin.

Park Jimin dengan cepat mengambil segelas air putih yang berada dalam genggaman Keina, Lalu meminumnya hingga tandas.

"Aku takut." ucap Jimin yang seketika membuat Keina mengernyit bingung. Apa yang dimimpikan sang Tuan muda hingga membuatnya begitu ketakutan seperti saat ini.

"Itu hanya mimpi. Jangan terlalu dipikirkan." ucap Keina.

Jimin menatap tajam Han Keina. Keina tak tau masa lalunya. Kejadian yang membuatnya trauma berkepanjangan seperti ini. Kejadian yang membuatnya begitu takut menatap dunia luar.

Keina menatap jam yang menggantung di dinding. Ini masih pukul dua dini hari, berarti ia baru tidur selama tiga jam. Ia akan merasa pusing saat kurang tidur. Keina dengan susah payah memejamkan matanya agar dapat tertidur, dan baru tiga jam ia tidur sang Tuan muda sudah membuatnya kembali terbangun.

"Tuan muda kembali tidur ya. Ini masih dini hari." ucap Keina sembari menatap sang Tuan muda yang masih terdiam dengan banyak keringat dikeningnya. Dengan segera Keina meraih tissue yang berada diatas nakas, lalu mengulurkan tangannya untuk menghapus keringat pada kening sang Tuan muda.

"Semua akan baik-baik saja." ucap Keina sembari tersenyum begitu lembut.

Grepp

Han Keina sedikit tersentak ketika sang Tuan muda memeluknya dengan begitu tiba-tiba. Pelukan yang ia rasakan semakin lama semakin mengerat, hingga membuatnya sulit bernapas.

Keina mencoba mengelus lembut punggun sang Tuan muda. Berharap sang Tuan muda dapat lebih tenang. Ia tak tau dengan kejadian masa lalu yang pernah Park Jimin alami. Karena Nyonya Park tak pernah bercerita padanya. Namun ketika melihat ketakutan Jimin saat ini, pasti kejadian itu begitu mengerikan. Hingga membuatnya sampai trauma.

"Aku ingin Eomma." ucap Jimin begitu lirih. Jika dalam keadaan seperti saat ini biasanya sang Eomma akan memeluknya dan memberikan kata-kata pemenang. Ia butuh sang Eomma untuk menengkan ketakutan dalam dirinya.

Han Keina melepas pelukan itu sepihak, lalu beralih menatap sang Tuan muda "ada Saya disini. Tuan muda tenang ya." ucap Keina. Ia memberanikan diri untuk perlahan membawa Jimin kedalam pelukannya. Mengelus lembut punggung Park Jimin. Mencoba memberi kedamaian pada sang Tuan muda.

Keina tau tak seharusnya ia melakukan hal seperti ini, mengingat Jimin adalah seorang Pria dewasa. Hal itu tentu saja sukses membuat jantung Han Keina berdetak lebih cepat dari biasanya. Belum lagi terpaan napas Jimin yang mengenai lehernya, itu sungguh membuat dirinya tak nyaman.

"Tuan tidur lagi ya. Akan Saya temani sampai Tuan muda tertidur."

Park Jimin semakin mengeratkan pelukannya. Ntah kenapa ia merasakan sebuah kenyamanan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Bahkan saat ia memeluk sang Ibu tak pernah senyaman ini. Hatinya pun terasa begitu menghangat ketika Keina terus mengelus lembut punggungnya.

"Biar seperti ini ya." gumam Jimin sembari menenggelamkam wajahnya pada ceruk leher Keina. Ia hanya diam, ia tak tau harus bereaksi seperti apa. Baru kali ini ia merasa begitu nyaman berada dalam pelukan seorang Pria.

Keina memejamkan matanya sejenak, matanya terasa begitu berat saat ini. Rasa kantuknya tak dapat ia tahan lagi.

Posisi mereka berdua masih berpelukan, Jimin masih memeluk Keina dengan begitu eratnya. Namun ketika Jimin tak merasakan kembali elusan lembut pada punggungnya, dengan begitu perlahan ia mencoba melepaskan pelukannya. Ia tersenyum begitu lembut saat menatap Han Keina dengan mata yang sudah terpejam erat.

"Bahkan dia bisa tidur dalam posisi berpelukan seperti itu, dasar gadis bodoh." ucap Jimin sembari menidurkan tubuh Han Keina diatas ranjang. Meraih selimut, lalu menutupi separuh tubuh Keina dengan selimut.

Park Jimin tidak tau apa yang spesial dari sosok Han Keina. Gadis itu tidak terlalu cantik bagi Park Jimin, hanya saja Han Keina begitu manis. Itu membuat Park Jimin begitu tertarik dengan kehidupan Han Keina.



My Stupid Boss (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang